Monday, May 5, 2014

Puisi ini ditulis oleh John Keats, salah seorang pujangga Inggris pada periode Romantisme. Puisi bercerita tentang seorang ksatria yang bertemu dengan seorang puteri peri. Melalui mimpinya, ksatria mengetahui bahwa ternyata dirinya terjebak dalam perangkap puteri peri untuk diperbudak. Tapi ia berhasil lolos dan mendapatkan dirinya terbangun di tebing sebuah bukit serta bertemu dengan si penyair dan menceritakan pengalamannya kepadanya. Pada kali ini saya ingin memposting puisi ini yang telah saya coba terjemahkan ke Bahasa Indonesia. Untuk versi aslinya lihat di sini.

La Belle Sans Dame Merci
By: John Keats

"Apa yang yang mendurjakanmu duhai ksatria,
Yang sendiri berjalan tak tentu arah?
Seroja telah layu di danau,
Dan burung tak lagi berkicau.

"Apa yang mendurjakanmu duhai ksatria,
Yang tampak muram dan kusut masai?
Lumbung  tupai telah melimpah,
Dan musim menuai telah usai.

"Ada teratai di alis matamu,
Bersimbah duka dan berembun lara;
Rona merah di pipi memudar,
Kan menghilang lenyap segera.

"Ku berjumpa gadis di tengah padang ,
Amat jelita puteri peri;
Berambut panjang, berkaki gemulai,
Serta matanya membening terang.

"Ku rangkai mahkota bunga untuk kepalanya,
 Serta gelang dan ikat pinggang;  
Dia melihatku seperti suka,
Semerta ia mendesah riang.

"Ku naikkan dia ke atas kudaku ,
Tiada yang tampak sepanjang hari;
Sebab dia bersandar, dan riang menyanyi,
Sebuah kidung bangsa peri.

"Dia hidangkan aku umbi yang manis,
Embun manna, dan madu hutan
Di bahasa asing ia berucap
Cintaku padamu bukan buatan.
      
"Dia membawaku ke gua kecilnya,
Di sana dia menangis, dan berkesah tersedan;
Lalu ku tutup mata beningnya
Dengan empat kali kecupan.

"Di sana aku ia lelapkan,
       Aku bermimpi  Ah! Celaka daku!
Mimpi terakhir yang ku dapatkan
Di tebing bukit  beku.

"Ku menampak raja serta pangeran,
Serta ksatria, pucat bak mayat mereka tampak;
Mereka lantang berteriak—'LaBelle Dame sans Merci
Telah menjadikanmu budak!
       
"Bibir pucat mereka tampak dalam pudar,
Membuka lebar peringatkan diriku,
Ku terbangun dan terdampar di sini,
Di tebing bukit beku

"Itulah sebab aku berdiam di sini
Sendiri melangkah tak tentu arah,
Meski seroja telah layu di danau,
Dan burung-burung tak lagi berkicau."



                                       

2 comments:

  1. sy tertarik untuk mengkaji terjemahan puisi ini sebagai bahan thesis untuk menyelesaikan pendidikan S1 sastra ingriss sy. klo boleh bs mnta nama asli pemilik blog penerjemah puisi ini :)
    terimakasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nama saya : Rendi Afriadi
      kalau btuh informasi lebih jauh silahkan aja add fbku
      Facebook

      I'll be glad to help you, should you need any :)

      Delete

Pengunjung Blog

Komentar Terbaru

My Blog Rank

SEO Stats powered by MyPagerank.Net

Advertisement

Blog Archive

Translate

Popular Posts

Visitors

Total Pageviews

Powered by Blogger.

Followers