Kitab Baruch (The Book of Baruch) berisi mitos gnostik Yahudi.
Kitab ini berkisah tentang apa yang terjadi di Taman Eden, sama seperti
yang tertulis di Alkitab maupun tradisi Yunani. Pengarang kitab ini
tidak diketahui. Kitab Baruch merupakan salah satu literatur pada era
awal berkembangnya gnostik, yang juga menjadi bagian penghubung antara
kaum monoteis Yahudi dengan kaum gnostik.
Barukh
Sumpah untuk Menjaga Rahasia
Apabila engkau ingin tahu, apa yang tidak pernah dilihat oleh mata,
dan apa yang tidak pernah didengar oleh telinga, dan apa yang tidak pernah timbul di
dalam hati manusia dan yang
mahatinggi melebihi semua yang baik; bersumpahlah untuk menjaga perintah
rahasia ini. Bapa kami, yang daripada-Nya tampak kesempurnaan, telah menyimpan
misteri rahasia keheningan. Dia telah bersumpah, dan dia tidak akan goyah. Beginilah sumpah itu: ”Aku bersumpah demi salah satu dari
kalian semua, yaitu yang Baik, untuk menjaga rahasia-rahasia ini, dan tidak
mengatakannya kepada siapa pun, dan untuk tidak beranjak dari yang Baik kembali
kepada ciptaan.”
Seketika kamu mengambil sumpah ini, kamu akan masuk
kepada yang Baik dan akan melihat apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan
apa yang tidak pernah didengar oleh telinga, dan apa yang tidak pernah timbul
di dalam hati manusia. Engkau
minum dari air hidup, pencucian, mata air kehidupan yang terus-menerus
memancar. Dari situ, terjadilah pemisahan antara air dengan air, air
yang ada di bawah cakrawala menjadi kepunyaan ciptaan yang jahat. Yang ada di
dalamnya adalah semua yang bersifat duniawi dan psikis (psychical). Air yang ada di atas cakrawala
menjadi kepunyaan yang Baik dan mereka semua hidup. Yang ada di dalamnya adalah
roh dan kehidupan yang disucikan seperti Elohim. Dia tidak goyah.
Tentang Pencipta
Adalah tiga oknum yang tidak diciptakan oleh siapa pun. Merekalah
yang mengatur alam semesta (kosmos): dua
laki-laki dan satu perempuan. Salah satu dari oknum laki-laki disebut sebagai Yang Baik yang memiliki seluruh kebaikan dan yang mengetahui segala sesuatu dari dulu
hingga masa yang akan datang. Oknum laki-laki yang lain adalah Bapa dari semua
makhluk yang diperanakkan di bumi, pemikiran tidak ada padanya, dia tidak dapat
dipahami dan tidak dapat dilihat. Sedangkan oknum perempuan selalu marah. Dia
tidak mengerti apa pun dan dia memiliki dua kepribadian dan dua tubuh. Seperti
dalam mitos Herodotos, bagian atasnya perawan sedangkan bagian bawahnya berupa
ular berbisa. Dia juga disebut sebagai Edem dan Israel. Itulah ketiga oknum
alam semesta, tempat (akar dan kolam) di mana segala sesuatu berasal, dan bumi
belum berbentuk dan kosong.
Ketika Bapa yang tidak mengerti sebelumnya melihat Edem
yang masih perawan, dia menciptakan pembakaran untuknya, dan dia yaitu Bapa
disebut sebagai Elohim, dan Edem turut terbakar untuk Elohim. Keinginan mereka menarik mereka kepada sebuah ikatan cinta. Dari
hubungan ini, Bapa melahirkan untuknya dua belas malaikat melalui Edem.
Malaikat-malaikat dari Bapa antara lain Michael, Amen, Baruch, Gabriel,
Esaddaeus, [...]. (Dari hubungan itu pula, Edem melahirkan untuknya dua belas
malaikat). Malaikat-malaikat dari Edem antara lain Babel, Achamoth, Naas, Bel,
Belias, Satan, Sael, Adonaios, Kauithan, Pharaoth, Karkamenos, dan Lathen. Dari
kedua puluh empat malaikat itu, keduabelas malaikat Bapa mengikuti seluruh
perintah Bapanya. Sedangkan keduabelas malaikat Edem mengikuti seluruh perintah
Edem, ibu mereka. Mereka semua berada di firdaus, seperti yang dikatakan oleh
Musa: “Tuhan menciptakan firdaus di sebelah timur Eden” di sebelah wajah
Edem. Oleh karena itu, dia senantiasa menatap ke firdaus, melihat malaikat-malaikatnya.
Malaikat-malaikat yang tinggal di firdaus disebut pula sebagai
pohon-pohon. Pohon kehidupan adalah malaikat Bapa ketiga yang bernama Baruch, sedangkan pohon pengetahuan yang baik
dan yang jahat adalah malaikat Edem ketiga yang bernama Naas. Musa merahasiakan hal ini, karena tidak semua orang mampu
menggenggam kebenaran.
Penciptaan Adam dan Hawa
Setelah firdaus diciptakan oleh cinta Elohim dan Edem, para
malaikat Elohim mengambil sejumlah tanah terbaik di bumi (bukan yang berasal
dari tanah yang kejam, yaitu bagian telanjang Edem, melainkan bagian atasnya,
yaitu daerah yang beradab) dan dari tanah itu mereka menciptakan manusia,
tetapi dari tanah yang kejam itu terciptalah makhluk-makhluk dan hewan-hewan
buas.
Mereka menciptakan manusia sebagai tanda persatuan dan cinta
mereka, dan mereka pun menaruh kekuatan mereka di dalam manusia itu. Edem memberi
manusia itu jiwa, sedangkan Elohim memberi manusia itu roh. Adam, sang manusia
merupakan materai dan kenangan cinta mereka, tanda persekutuan Edem dan Elohim
untuk selama-lamanya.
Dan seperti yang dituliskan oleh Musa, Hawa adalah gambar dan tanda, dan materai
Edem untuk selama-lamanya. Edem memberi Hawa jiwa, sedangkan Elohim memberi
Hawa roh. Kemudian mereka
memerintahkan manusia: “Jadilah subur dan beranakcuculah dan penuhilah bumi.” Edem
menyerahkan seluruh kekuatannya kepada Elohim, seperti mas kawin, dan hingga
sekarang dilakukan seperti pernikahan (persekutuan) pertama. Seorang wanita
akan datang kepada suaminya dengan mas kawin, seperti hukum kudus yang
diwariskan secara turun-temurun yang dilakukan Edem kepada Elohim.
Para Malaikat Dipisahkan
Seperti yang dikatakan Musa, ketika segala sesuatu diciptakan
termasuk langit dan bumi dan segala isinya, keduabelas malaikat Edem terbagi
menjadi empat penjuru. Setiap penjuru disebut sebagai sungai: Pishon, Gihon,
Tigris dan Euphrates. Dari keempat penjuru ini, keduabelas malaikat
mengelilingi dan mengatur alam semesta. Kekuasaan mereka ini berasal dari Edem.
Mereka tidak berdiam di tempat yang sama, akan tetapi bergerak dari tempat satu
ke tempat yang lain selama waktu tertentu sesuai dengan tugasnya masing-masing.
Ketika malaikat dari sungai Pishon memegang kekuasaan atas
wilayahnya, kelaparan, kesusahan dan kesengsaraan melanda daerah itu. Hal ini
terjadi karena ketamakan mereka. Dan di seluruh wilayah selalu muncul
waktu-waktu kesialan dan bencana menurut kekuatan mereka masing-masing.
Sebuah mata air kejahatan muncul dan mengalir seperti sungai, terus
menerus hingga menyelimuti bumi. Kehendak Edem menguasai keempat penjuru bumi.
Kenaikan Elohim
Awal mula kejahatan adalah seperti ini: ketika Elohim dan Edem
menciptakan alam semesta dengan cinta
mereka, Elohim memilih untuk naik ke langit tertinggi untuk melihat bahwa
ciptaan mereka tidak sempurna. Dia membawa serta malaikat-malaikatnya naik bersamanya
dan meninggalkan Edem di bawah, yang menjadi bumi dan menolak ikut bersama
suaminya ke atas. Ketika Elohim tiba di batas langit, dia melihat cahaya yang
lebih terang daripada matahari yang ia ciptakan, dan dia berkata: “Bukakan aku
pintu gerbang, sehingga aku masuk dan mengucap syukur kepada tuhan.
Aku telah berpikir bahwa akulah tuhan! “Tidak
lama kemudian, terdengar suara keras yang muncul dari cahaya itu, berbunyi:
“Inilah pintu gerbang tuhan. Masuklah ke dalam melaluinya.” Pintu gerbang itu
pun segera terbuka, dan Bapa, tanpa didampingi malaikat-malaikatnya, masuk
menemui Yang Baik dan melihat apa yang tidak pernah dilihat oleh mata serta apa
yang tidak pernah didengar oleh telinga serta apa yang tidak pernah timbul di
dalam hati manusia. Yang Baik berkata kepadanya: “Duduklah di sebelah kananku.”
Kemudian Bapa berkata kepada Yang Baik: “Akan kumusnahkan alam semesta yang
kuciptakan. Rohku berada di dalam orang-orang itu. Aku ingin mengambilnya
kembali.“
Kemudian Yang Baik berkata kepadanya: “Tidak ada yang keluar
daripadaku akan berubah menjadi jahat. Karena cintamu dan Edem, kalian menciptakan dunia.
Biarkanlah Edem menjaga ciptaan itu sesuai dengan keinginannya, tetapi kamu
tetaplah di sini bersamaku.”
Tanggapan Edem
Kemudian Edem mengetahui bahwa Elohim meninggalkannya. Dengan sedih
hati, dia mengumpulkan para malaikat di sekitarnya dan mendandani dirinya
supaya Elohim kembali kepadanya. Akan tetapi, oleh karena Elohim tinggal
bersama Yang Baik, ia pun tidak bisa turun kepada Edem. Kemudian Edem
memerintahkan Babel, yang berarti dewi Aphrodite, untuk menghasut dan memecah
belah umat manusia. Seperti Edem yang
telah terpisah dari Elohim, maka roh Elohim yang ada di dalam diri manusia juga
mengalami penderitaan seperti yang dirasakan Edem, istri yang ditinggalkannya.
Dan Edem memberikan kuasa kepada Naas, malaikat ketiganya, untuk menyiksa roh Elohim yang ada di dalam diri
manusia, sehingga dengan ini roh Elohim juga tersiksa karenanya –dia yang telah
meninggalkan Edem dengan melanggar perjanjian mereka sendiri.
Elohim Mengutus Baruch
Ketika Bapa Elohim melihat hal ini, dia mengutus Baruch, malaikat
ketiganya, untuk menghibur roh yang hidup di dalam diri semua manusia. Ketika
Baruch datang, dia berdiri di antara malaikat-malaikat Edem, di tengah-tengah
firdaus. Malaikat-malaikat firdaus mengelilingi dia yang berdiri di
tengah-tengah mereka, dan dia memberi perintah kepada manusia: “Semua pohon
yang ada di firdaus boleh dimakan buahnya, kecuali pohon pengetahuan yang baik
dan yang jahat.” Pohon itu
adalah Naas
Kesebelas malaikat
Edem pun mematuhi perintah itu, karena mereka juga memiliki
keinginan untuk tidak melanggar perintah itu. Akan tetapi Naas melanggarnya.
Dia menemui Hawa dan menggodanya serta melecehkan dia, hal ini merupakan dosa.
Kemudian dia juga menemui Adam dan bermain bersamanya sebagai laki-laki, yang
juga merupakan dosa.
Dari sinilah muncul dosa perzinahan dan perjantanan. Sejak saat
itu, kejahatan dan kebaikan berkuasa atas manusia. Hal itu muncul dari satu
sumber. Ketika bapa naik kepada Yang Baik, dia menunjukkan jalan kepada siapapun
yang ingin naik mengikutinya; dan dengan meninggalkan Edem, dia menciptakan
kejahatan untuk rohnya yang ada di dalam diri manusia.
Baruch Mencari Juruselamat
(Suatu ketika) Baruch pergi menemui Musa dan melaluinya berbicara
kepada bangsa Israel untuk kembali kepada Yang Baik, tetapi malaikat ketiga
Edem, yaitu Naas menghalanginya. Oleh karena jiwa Edem yang diberikan
kepadanya, kepada Musa dan semua
manusia, Naas melenyapkan perintah Baruch. Akan tetapi, hanya perintah Naas lah
yang diperdengarkan, dan jiwa akan melawan roh begitu pula roh akan melawan
jiwa. Jiwa adalah Edem, begitu pula roh adalah Elohim, dan masing-masing
merupakan laki-laki dan perempuan.
Kemudian Baruch pergi menemui nabi-nabi yang lain supaya roh
kehidupan yang ada dalam diri manusia mendengar dan meninggalkan Edem dan
seluruh ciptaannya yang tercela, sama seperti Elohim meninggalkannya. Akan
tetapi Naas, dengan cara lamanya menahan roh bapa sehingga roh itu dikalahkan
oleh jiwa orang-orang yang sudah digoda olehnya, dialah yang merendahkan
perintah Elohim yang diucapkan oleh Baruch.
Kemudian Baruch memilih seorang nabi dari kaum orang-orang tak
bersunat, Herakles, dan mengutusnya untuk menaklukan keduabelas malaikat Edem dan
membebaskan (roh) bapa dari keduabelas malaikat jahat Edem.
Mereka adalah keduabelas pekerja yang menurut Herakles merupakan singa (lion),
ular naga (hydra), babi jantan (boar), dan lain-lain. Nama-nama mereka
adalah nama suku bangsa yang berasal dari kekuatan para malaikat Edem. Ketika
kemenangan sudah hampir dicapai, Omphale, yang tidak lain adalah Babel atau
Aphrodite menyerang dan menggoda dia serta merampas kekuatannya dan juga
mengambil perintah Elohim yang dibawa oleh Baruch. Kemudian Omphale menutupi
Herakles dengan jubahnya, kekuatan Edem, kekuatan yang berasal dari bawah.
Semua usaha dan nubuat Herakles pun sia-sia.
Baruch Menemui Yesus
Pada akhirnya, “Pada masa pemerintahan Herodes, ”
Baruch diutus sekali lagi oleh Elohim. Dia datang ke Nazareth dan menemukan Yesus, anak Yusuf dan
Maria, sedang menggembalakan domba-dombanya. Waktu itu Yesus berusia dua belas tahun. Baruch
menceritakan kepada Yesus tentang segala sesuatu mulai dari permulaan, dari
Edem dan Elohim dan dari segala sesuatu diciptakan. Baruch berkata: “Semua
nabi-nabi sebelum engkau telah tergoda (dan gagal), tetapi Yesus, anak manusia,
janganlah engkau tergoda.
Katakan kepada semua orang tentang Bapa dan Yang Baik, kemudian
naiklah kepada Yang Baik dan duduklah bersama dengan Elohim, Bapa kita semua.”
Penyaliban Yesus dan Kebangkitannya
Kemudian Yesus pun mematuhi apa
yang diperintahkan oleh malaikat itu. Dia berkata: “Wahai malaikat, aku
akan melakukan semua yang engkau perintahkan.” Dengan ini, Yesus meneguhkan
diri. Naas juga ingin menggodanya, namun dia tidak sanggup. Yesus tetap percaya
kepada Baruch. Kemudian amarah Naas pun bangkit oleh sebab ia tidak mampu
menggoda Yesus. Naas membuat Yesus disalibkan. Yesus meninggalkan tubuhnya
kepada Edem dan naik ke tempat Yang Baik. Dia berkata kepadanya (Edem): “Wahai
perempuan, inilah anakmu.
Kitab Barukh tidak termasuk dalam kanonisasi Alkitab Protestan
ReplyDelete