BAB 1
Samudera Kristal, Tuhan Memerintahkan Adam,
Yang Telah Terusir Dari Eden Menghuni Gua Permata
1. Pada hari ketiga, Tuhan menciptakan sebuah taman di sebelah timur bumi,
dekat perbatasan negeri-negeri timur, di sisi terluar, menghadap tempat terbit matahari,
dimana hanya ada hamparan air yang menyelimuti bumi dan mencapai perbatasan
langit.
2. Di sebelah utara taman itu ada hamparan samudera, jernih dan terasa murni,
tak ada bandingannya; karena kejernihannya, siapapun bisa melihat hingga ke
dalam dasar bumi.
3. Dan jika siapapun berendam di dalamnya, dia akan menjadi paling bersih dari
segala yang bersih, dan paling putih dari segala yang putih, meskipun tubuhnya
hitam bak jelaga.
4. Tuhan menciptakan laut itu untuk kesenangan-Nya, sebab Dia tahu apa yang akan
terjadi pada manusia yang akan Dia ciptakan; agar setelah manusia itu terusir
dari taman, karena pelanggarannya, dia harus berkembang biak di permukaan bumi.
Di antara keturunanya, terdapat orang-orang yang benar yang ketika mereka mati
ruh mereka akan dibangkitkan pada hari akhir; tatkala mereka telah kembali ke
tubuh mereka, mereka akan berendam di dalam samudera itu, dan dosa mereka akan
diampuni.
5. Tetapi ketika Tuhan mengusir Adam dari taman itu, Dia tidak memerintahkan
Adam tinggal di perbatasan sebelah utara taman. Ini agar dia dan Hawa tidak
bisa pergi ke dekat laut itu dimana mereka bisa membasuh diri mereka di
dalamnya, menjadi suci dari dosa, menghapuskan pelanggaran yang telah mereka
lakukan, dan tidak lagi ingat akan hukuman yang mereka jalani.
6. Adapun pada sisi selatan taman, Tuhan tidak ingin Adam tinggal di sana;
karena, ketika angin berhembus dari utara, ia akan menghembuskan bau harum
pepohonan taman pada mereka.
7. Kenapa Tuhan tidak menempatkan Adam di sana agar dia tidak bisa mencium
aroma manis pepohonan itu, melupakan pelanggarannya, dan menjadikan aroma manis
itu sebagai pelipur laranya dan melupakan pembersihan dari dosanya.
8. Dan juga karena Tuhan maha pengampun dan pengasih, serta mengatur segala
sesuatu dengan rencana yang diketahui oleh-Nya
sendiri. Dia memerintahkan nenek moyang kita Adam berdiam di perbatasan barat
taman, karena di bagian itu daratan membentang dengan sangat luas.
9. Dan Tuhan memerintahkannya tinggal di sebuah gua batu, Gua Permata di bawah
taman.
BAB 2
Adam dan Hawa Tidak Sadarkan Diri Setelah
Meninggalkan Taman Eden. Tuhan Menurunkan Firman-Nya untuk Menenangkan Mereka
1. Tapi ketika nenek moyang kita Adam dan Hawa keluar dari taman eden, mereka
berjalan di atas tanah, tidak tahu kemana akan melangkah.
2. Ketika mereka tiba di gerbang taman eden, dan melihat bumi yang membentang
luas di depan mereka, berselimutkan batu-batu dan kerikil serta pasir, mereka
merasa gentar dan menggigil seraya tersungkur dan tidak sadarkan diri.
3. Karena, sebelumnya mereka berdiam di taman yang diperhiasi oleh segala
jenis pohon yang indah, namun kini mereka akan menghuni daratan asing, yang
tidak mereka ketahui dan tidak pernah mereka kenal.
4. Terlebih pula, tatkala menghuni taman eden mereka dianugerahi oleh kesucian
dan tidak mengingini segala sesuatu yang bersifat duniawi.
5. Karenanya Tuhan menaruh kasihan pada mereka; dan ketika Dia melihat mereka
tersungkur di depan gerbang taman Eden, Dia mengutus Firman-Nya kepada Adam dan
Hawa serta membangunkan mereka dari tidur kematian mereka.
BAB 3
Mengenai Janji tentang Lima setengah Hari yang
Agung
1. Tuhan berfirman kepada Adam, “Aku telah menetapkan pada hari-hari dan
tahun-tahun dunia, engkau dan keturunanmu akan hidup dan berjalan di atas
permukaanya, hingga hari-hari dan tahun-tahun itu terpenuhi; ketika aku
mengutus Firman yang telah menciptakanmu, dan melawan apa yang telah kamu
tentang, Firman yang telah mengusirmu dari taman eden dan yang telah
membangunkanmu.
2. Iya, Firman yang akan kembali menyelamatkanmu ketika lima setengah hari
terpenuhi.
3. Tetapi ketika Adam mendengar ini, dan tentang lima setengah hari yang
agung, dia tidak mengerti apa maksudnya.
4. Sebab dia berpikir hanya ada lima setengah hari baginya hingga dunia
kiamat.
5. Adam meminta Tuhan menjelaskan itu padanya.
6. Kemudian Tuhan dalam penuh ampunan kepada Adam yang diciptakan menurut
citra-Nya sendiri, menjelaskan padanya, bahwa akan berlalu 5000 dan 500 tahun
kemudian Seseorang akan datang menyelamatkannya dan keturunannya.
7. Tapi sebelumnya, Tuhan membuat perjanjian dengan Adam, perjanjian yang sama
sebelum dia terusir dari taman eden, ketika dia di dekat pohon dimana Hawa
memetik buahnya dan memberikan padanya untuk dia makan.
8. Ketika Adam melewati pohon itu tatkala dia keluar dari taman eden, ia
menyaksikan Tuhan telah merubah bentuk pohon itu menjadi sangat layu.
9. Seketika itu juga, Adam gemetaran takut seraya jatuh tersungkur; akan
tetapi Tuhan yang maha pengampun membangkitkannya dan mengikatkan sebuah
perjanjian dengannya.
10. Dan juga, tatkala Adam berada di dekat gerbang taman eden, dan melihat
Kerub dengan pedang berapi ditangannya serta dengan muka masam dan murka, Adam
dan Hawa takut akan Kerub itu dan menduga bahwa dia akan menghukum mati mereka.
Maka, mereka tersungkur jatuh karena takut gemetaran.
11. Akan tetapi Kerub itu menaruh kasihan kepada mereka, dan menunjukkan belas
kasihan pada mereka; dan pergi ke surga memohon kepada Tuhan, Kerub itu
berkata;
12. “Tuhan, Engkau memerintahkan aku menjaga gerbang taman eden dengan pedang
berapi.
13. Tetapi ketika hamba-Mu, Adam dan Hawa, melihatku, mereka jatuh tersungkur
dan tidak sadarkan diri. Tuhanku, apa yang akan kami lakukan kepada hamba-Mu
itu?”
14. Kemudian Tuhan menaruh kasihan pada mereka, dan memberikan ampunan, serta
memerintahkan malaikat-Nya menjaga taman itu.
15. Dan Firman Tuhan datang kepada Adam dan Hawa, dan membangunkan mereka.
16. Dan Tuhan berfirman kepada Adam,” Ku katakan padamu bahwa pada akhir
setelah lima setengah hari, Aku akan mengutus Firmanku dan menyelamatkanmu.
17. Kuatkanlah hatimu, karenanya, dan berdiamlah engkau di Gua Permata, yang
sebelumnya telah Aku katakan padamu.
18. Ketika Adam mendengar Firman Tuhan ini, dia menemukan ketenangan dari apa
yang telah Tuhan katakan padanya. Sebab Dia telah mengatakan padanya bahwa Dia
akan menyelamatkannya.
BAB 4
Adam Menangisi Akan Perubahan Keadaan Mereka.
Adam Dan Hawa Menghuni Gua Permata
1.
Adam dan Hawa menangisi nasib mereka yang
telah terusir dari taman eden, rumah pertama mereka.
2. Dan sungguh, ketika adam pertama kali melihat tubuhnya yang berubah, dia
dan Hawa menangis dengan getir terhadap apa yang telah mereka perbuat. Mereka
berjalan dan melangkah dengan gontai menuju Gua Permata.
3. Ketika mereka memasuki gua itu, Adam menangis dan berkata kepada Hawa,
“Lihatlah gua ini yang akan menjadi penjara bagi kita di dunia ini, dan sebuah
tempat penghukuman.
4. Apakah ini bandinganya dengan apa yang ada pada taman eden? Ruang sempitnya
dengan kelapangan tempat di sana?
5.
Batu-batu di tepi belukar itu? Kesuraman gua
ini dibanding dengan terang cahaya ?
6.
Lapisan bebatuan yang melindungi kita dengan
belas kasih Tuhan yang meneduhi kita?
7.
Apakah tanahnya dengan dengan daratan subur di
taman itu? Bumi ini, bertabur kerikil batu, sementara taman itu ditaburi oleh
pohon-pohon yang berbuah lezat.
8.
Dan Adam berkata pada Hawa, “Lihatlah matamu
dan mataku, yang sebelumnya telah menyaksikan para malaikat melantukan
puji-pujian di surga tanpa henti.
9.
Tetapi kini tidak lagi bisa melihat seperti
dulu; mata kita telah menjadi daging; mereka tidak bisa melihat seperti dulu
lagi.
10.
Adam berkata lagi kepada Hawa,”Apa yang
terjadi pada tubuh kita kini, dibanding dengan sebelumnya di hari-hari lalu,
ketika kita masih tinggal di taman eden?
11.
Adam tidak ingin masuk ke goa, di bawah
lapisan batu, itu; tidak pula ia akan pernah ingin memasukinya.
12.
Akan tetapi dia tunduk pada perintah Tuhan,
dan berkata pada dirinya, kalau aku tidak masuk ke gua ini, aku akan melakukan
pelanggaran lagi.
BAB 5
Hawa Menyalahkan Dirinya terhadap Semua Yang Telah
Terjadi
1. Kemudian Adam dan Hawa masuk ke gua itu, dan memanjatkan pujian dalam
bahasa mereka yang tidak kita ketahui.
2. Ketika mereka memanjatkan doa, Adam menengadahkan pandangannya dan melihat
bebatuan yang menjadi atap gua yang menghalanginya melihat langit atau makhluk-mahkluk
Tuhan yang lain. Lalu dia menangis dan memukuli dadanya sampai dia tersungkur
tak sadarkan diri seperti mati.
3. Hawa duduk menangisinya, sebab dia menduga dia telah mati.
4. Kemudian dia bangkit berdiri, membentangkan tangannya berdoa pada Tuhan,
memohon belas kasih-Nya dan berkata, “O Tuhan, ampunilah dosaku, dosa yang
telah ku perbuat, dan jangan jadikan itu untuk menghukumku.
5. Sebab akulah yang menyebabkan hamba-Mu terusir dari taman itu menuju tempat
terkutuk ini; dari cahaya menuju kegelapan ini; dan dari tempat bahagia menuju
penjara ini.
6. O Tuhan, pandanglah hamba-Mu yang terjatuh ini, serta hidupkanlah dia
kembali, agar dia bisa menyesali dan bertobat akan pelanggaran yang telah
dilakukan karena aku.
7. Jangan Engkau ambil jiwanya sekarang; akan tetapi biarkanlah dia hidup agar
dia bisa memperpanjang pertobatannya serta melakukan kehendak-Mu sebelum
kematiannya.
8. Namun jika Engkau takkan menghidupakannya kembali, maka, O Tuhan, ambil
jugalah jiwaku ini, supaya aku seperti dia, dan jangan tinggalkan aku diruang
penghukuman ini, sendirian dan sepi; sebab aku tak bisa bertahan di dunia ini
selain bersamanya.
9. Karena Engkau, O Tuhan, telah membuat dia tertidur, dan mengambil tulang
rusuknya serta kembali menutupinya dengan daging, dengan kehendak-Mu.
10. Dan Engkau mengambil kau, tulang itu, dan menjadikannya seorang wanita,
sama seperti dia, dengan nurani, akal, dan bahasa; dan dagingku sperti
dagingnya; dan Engkau telah menciptakanku serupa dengan dia, dengan kehendak
dan belas kasihan-Mu.
11. O Tuhan, aku dan dia adalah satu, dan Engkaulah pencipta kami, Engkaulah
Dia yang telah menciptakan kamu pada suatu hari.
12. Oleh karenanya, O Tuhan, hidupkanlah dia kembali, agar dia bisa bersamaku
menghuni daratan asing ini, sementara kamu hidup menjalani hukuman atas penentangan
yang telah kami lakukan.
13. Tapi jika Engkau tidak akan membangkitkan dia kembali, maka matikanlah juga
aku; agar kami berdua bisa mati pada hari yang sama.”
14. Dan Hawa menangis dengan getir serta merebahkan tubuhnya diatas Adam karena
dukanya yang sangat dalam.
BAB 6
Tuhan Menegur Adam dan Hawa dan Menjelaskan Bagaimana dan
Kenapa Mereka Berbuat Dosa
1. Tuhan menaruh kasihan pada mereka; sebab mereka telah membunuh diri mereka
karena karena kesedihan.
2. Dia memutuskan untuk membangunkan dan memberi mereka penghiburan.
3. Oleh karenanya, Dia menurunkan Firman-Nya kepada mereka; agar mereka segera
bangkit dan berdiri.
4. Dan Tuhan berfirman kepada Adam dan Hawa, “Kau telah menyimpang karena
keinginan bebas kalian, hingga kalian terusir dari taman itu dimana Aku telah
menempatkan kalian.
5. Karena keinginan bebas engkau, engkau telah menentang karena menginginkan
keilahian, keagungan dan kemuliaan seperti yang Aku miliki; karenanya Aku
mencabut kesucian pada dirimu, dan Aku mengusirmu dari taman itu menuju daratan
ini yang kasar dan penuh cobaan.
6. Seandainya Engkau tidak menentang perintah-Ku dan mematuhi aturan-Ku, dan
tidak memakan buah dari pohon yang aku telah memberitahmu tidak mendekatinya!
Dan banyak buah dari pohon lain yang lebih baik dari pohon itu.
7. Tetapi Setan penipu tidak menjaga imannya dan mempunyai niat buruk untuk
menentang-Ku, walaupun Aku yang telah menciptakannya, dia menganggap-Ku tak
berguna dan bertuhan pada dirinya sendiri; oleh karenanya Aku telah mengusirnya
dari surga agar dia tidak bisa tetap pada keadaan semula dia, dialah yang telah
menjadikan pohon itu tampak menyenangkan pada matamu, sehingga kamu memakannya,
karena percaya pada perkataannya.
8. Demikianlah engkau telah menentang perintahku, dan karenanya Aku memberimu
semua cobaan ini.
9. Karena Akulah sang Pencipta, yang, ketika Aku menciptakan ciptaanku, aku
tidak ingin menghancurkan mereka. Tetapi ketika mereka menyebabkan murka-Ku,
Aku menghukum mereka dengan cobaan yang berat, hingga mereka bertobat.
10. Namun, jikalau sebaliknya, mereka tetap melanjutkan menentang-Ku, mereka
akan berada dalam kutukan selamanya.”
BAB 7
Binatang-Binatang Dijinakkan
1. Ketika Adam dan Hawa mendengar firman dari Tuhan, mereka menangis dan
meratap sejadi-jadinya; tetapi mereka menguatkan keyakinan mereka pada Tuhan,
karena mereka kini merasa bahwa Tuhan kepada mereka seperti seorang ayah dan
ibu, dan oleh karenanya, mereka menangis dihadapan-Nya serta meminta ampunan
dari-Nya.
2. Kemudian Tuhan menaruh kasihan pada mereka, dan berfirman: “O Adam, Aku
telah mengikatkan perjanjian-Ku denganmu, dan Aku takkan berpaling darinya;
tidak pula Aku akan membiarkan Engkau kembali ke taman itu, hinggan Janji-Ku
tentang lima setengah hari yang agung terpenuhi.
3. Kemudian Adam berkata kepada Tuhan,
“O tuhan, Engkau telah menciptakan kami, dan menempatkan kami di taman itu; dan
sebelum aku berbuat dosa, Engkau memerintahkan seluruh binatang menghadapku,
agar aku bisa memberi mereka nama.
4. Karunia-Mu menyertaiku; dan aku memberi mereka nama menurut pikiran-Mu; dan
Engkau membuat mereka semua tunduk pada diriku.
5. Tapi kini, O Tuhan, aku telah melanggar perintah-Mu, semua binatang akan
menentangku dan akaan memangsaku dan Hawa; dan mengakhiri hidup kami di muka
bumi ini.
6. Oleh karenanya, aku memohon pada-Mu, O Tuhan, karena Engkau telah mengusir kami
dari taman itu dan memerintahkan kami menghuni daratan asing ini, janganlah
Engkau biarkan binatang-binatang itu menyakiti kami.”
7. Ketika Tuhan mendengar perkataan Adam ini, Dia menaruh kasihan pafanya, dan
merasa bahwa Adam percaya bahwa para binatang akan menentang dan memangsa dia
dan Hawa, karena Dia, murka kepada mereka berdua tersebab pelanggaran mereka.
8. Kemudian Tuhan memerintahkan seluruh binatang, burng, dan semua yang melata
di bumi, datang kepada Adam untuk mengenalinya dan tidak menyakitu dia dan
Hawa; begitu pula dengan keturunan mereka yang baik dan berbuat benar.
9. Kemudian seluruh binatang berjanji kepada Adam, sesuai dengan perintah
Tuhan; kecuali ular, yang menentang Tuhan. Dia tidak datang kepada Adam bersama
binatang lainnya.
BAB 8
Kesucian Manusia Dicabut
1. Kemudian Adam menangis dan berkata, “O Tuhan, ketika kami tinggal di taman
eden, dan hati kamu selalu gembira, kami menyaksikan para malaikat memanjatkan
pujian di surga, tapi kini kami tak dapat lagi melihat seperti dulu, ketika kami
memasuki gua itu semua ciptaan tersembunyi dari penglihatan kami.”
2. Tuhan berfirman kepada Adam, “Ketika engkau tunduk kepada-Ku, engkau
memiliki kesucian dalam dirimu, dan karena itulah engkau dapt melihat apa-apa
yang jauh. Tapi setlah pelanggaranmu kesucianmu terhapus darimu; dan kau tak
bisa lagi melihat apa-apa yang jauh, tapi hanya apa-apa yang dekat; sesuai
dengan kemampuan daging, karena daging itu kasar.
3. Ketika Adam dan Hawa mendengar firman tuhan ini, mereka melanjutkan
langkah; memuji dan menyembah-Nya dengan hati penuh duka.
4. Dan Tuhan berhenti berbicara dengan mereka.
BAB 9
Mata Air dari Pohon Kehidupan. Adam dan Hawa
Hampir Tenggelam
1. Kemudian Adam dan Hawa keluar dari Gua Permata, dan pergi ke dekat gerbang
taman eden, dan di sana mereka berdiri menatap taman itu, dan menangis karena
terusir darinya.
2. Dan Adam dan Hawa pergi ke arah selatan dari tepi gerbang taman itu, dan
menemukan di sana mata air yang mengairi taman itu, dari akar pohon Kehidupan,
dan dari situ mengalir air ke empat belahan sungai di bumi.
3. Kemudian mereka pergi ke dekat mata air itu, dan melihat ke dalamnya; dan
mereka melihat bahwa itu adalah mata air yang muncul dari akar pohon kehidupan
di dalam taman eden.
4. Adam menangis dan meratap, dan memukuli dadamu, karena duka terusir dari
taman itu; dan berkata pada Hawa:
5. “Kenapa kau membawakan pada, dirimu, dan keturunan kita, begitu banyak
cobaan dan hukuman ini?”
6. Dan Hawa berkata padanya, “Apa yang telah kau lihat yang menyebabkanmu
menangis dan berkata padaku seperti itu?”
7. Dia menjawab, “Tidakkah kau tahu mata air ini adalah yang mengairi
pohon-pohon di taman eden, dan mengalir dari sana?
8. Dan kita, ketik di taman itu, tidak mempedulikannya; tetapi semenjak kita
datang ke daratan asing ini, kita menyukainya, dan berbalik menggunakannya
untuk tubuh kita.”
9. Tapi ketika hawa mendengar kata-kata ini, dia menangis sejadi-jadinya
sehingga mereka jatuh ke dalam mata air itu; dan mengakhiri hidup mereka di
dalamnya, tidak akan kembali lagi untuk menyaksikan ciptaan tuhan, karena jika mereka
menyaksikan mereka, mereka merasa mereka harus mengakhiri hidup.
BAB 10
Tubuh Mereka Membutuhkan Air setelah Mereka
Meninggalkan Taman
1. Kemudian Tuhan yang maha pengasih, melihat mereka terbaring dalam mata air
itu dan hampir mati, mengutus seorang malaikat yang mengeluarkan mereka dari
mata air itu, dan merebahkan mereka di tepi mata air, tampak seperti mati.
2. Malaikat itu kembal kepada Tuhan dan berkata, “O Tuhan, Ciptaanmu telah
menghembuskan nafas terakhir mereka.”
3. Kemudian Tuhan mengirim Firman-Nya kepada Adam dan Hawa, yang telah
membangkitkan mereka dari kematian.
4. Adam berkata setelah dia dibangunkan, “o Tuhan, ketika kami di taman eden
kami tidak butuh, atau tidak peduli dengan air ini; akan tetapi semenjak kami
datang ke daratan ini kami sangat butuh akannya.
5. Kemudian Tuhan menjawab, “Ketika engkau berada di bawah perintahku, engkau
seperti malaikat terang tidak mengetahui akan air ini.
6. Tapi kini karena kau telah melanggar perintahku, engkau tak bisa hidup
tanpa air ini, di dalamnya engkau akan membasuh tubuhmu dan menumbuhkannya;
sebab engkau seperti binatang lain yang membutuhkannya.”
7. Ketika Adam dan Hawa mendengar perkataan ini, mereka menangis dengan getir;
dan Adam memohon kepada Tuhan agar membiarkan mereka kembali ke taman itu, dan
melihatnya untuk kedua kalinya.
8. Tapi Tuhan berfirman kepada Adam, “Aku telah berjanji padamu; ketika janji
itu sudah terpenuhi, Aku akan membawamu kembali ke taman itu, engkau dan
keturunannmu yang saleh.
9. Dan Tuhan berhenti berbicara kepada Adam.
BAB 11
Kenangan akan Hari-Hari Indah di Taman Eden
1. Kemudian Adam dan Hawa merasakan diri mereka kehausan, kepanasan, dan
kesedihan.
2. Adam berkata kepada Hawa, “kita tidak boleh meminum air ini, meskipun kita
akan mati. Wahai Hawa, ketika air ini masuk ke dalam tubuh kita, ia akan
menambah hukuman kita dan keturunan kita.
3. Adam dan Hawa kemudian pergi dari mata air itu, tanpa meminumnya
setegukpun; mereka kembali ke Gua Permata.
4. Tetapi ketika mereka masuk ke dalamnya, Adam tak bisa melihat Hawa; dia
hanya mendengar suaranya. Begitupun Hawa tak dapat melihat Adam hanya mendengar
suaranya.
5. Lalu Adam menangis meratao dan memukuli dadanya; dia bangun dan berkata
pada Hawa, “Dimanakah engkau?”
6. Dan dia menjawab, “Aku berdiri di tengah kegelapan ini.”
7. Kemudian dia berkata, “Ingatkah kau terang ketika kita masih tinggal di
taman eden!
8. Wahai Hawa! Ingatkah kau akan anugerah yang mendiami kita di taman itu.
Wahai Hawa! Ingatkah kau akan pohon-pohon yang meneduhi kita ketika kita
berjalan-jalan di taman itu.
9. Wahai Hawa! Ingatkah kau ketika di taman itu, kita tidak mengenal siang
atau malam. Ingatkah kau akan Pohon Kehidupan, yang dari bawahnya maneglir mata
air yang berkemilauan! Ingatkah kau, wahai Hawa, taman itu dan terang yang ada
di dalamnya!
10. Ingatlah taman itu dimana tidak ada kegelapan, ketika kita menghuninya.
11. Baru sekejap kita masuk ke Gua Permata ini kegelapan langsung menyelimuti
kita sehingga kita tidak bisa melihat satu sama lain, dan semua kesenangan
hidup telah berakhir.
BAB 12
Bagaimana Kegelapan Menghadang Adam dan Hawa
1. Kemudian Adam memukuli dadanya, dia dan Hawa, meratap sepanjang malam
sampai fajar, dan mereka meratapi malam-malam panjang di Miyazia.
2. Adam memukuli dadanya dan menghempaskan tubuhnya ke tanah gua itu, didera
dukanya yang mendalam.
3. Hawa mendengar bunyi dari tubuh Adam yang terhempas ke tanah dan
meraba-raba dalam gelap gua itu serta menemukan Adam terbaring seperti mayat.
4. Kemudian dia takut, membisu, dan tetap duduk disampingnya.
5. Tuhan yang maha pengasih melihat ketakberdayaan Adam, dan keheningan Hawa
karena takut akan kegelapan.
6. Dan Firman Tuhan datang kepada Adam serta membangkitkannya dari tidurnya,
dan membuka mulut Hawa supaya dia bisa berbicara.
7. Kemudian Adam bangkit berdiri di gua itu dan berkata, “Wahai Tuhan, kenapa
cahaya meninggalkan kami, dan kegelapan menyelimuti kami? Kenapa Engkau
tinggalkan kami dalam kegelapan ini? Kenapa Engkau menghukum seperti ini?
8. Dimana kegelapan ini sebelum dia menyelimuti kami? Apakah karena ini kami
tak bisa melihat satu sama lain.
9. Sebab selama kami berdiam di taman ede, kami tak pernah melihat maupun
mengetahui kegelapan ini. Aku tak tersembunyi dari Hawa, begitupun dia tidak
tersembunyi dariku; dan tidak ada kegelapan yang menyelimuti dan memisahkan
kami.
10. Akan tetapi aku dan dia ada dalam terang yang sama. Aku melihatnya dan dia
melihatku. Tapi sekarang semenjak kami datang ke gua ini, kegelapan menyelimuti
kami, dan memisahkan kami, sehingga aku tak dapat melihatnya dan dia tak dapat
melihatku.
11. Wahai Tuhan, apakah Engkau akan menghukum kami dengan kegelapan ini.
BAB 13
Kejatuhan Adam. Kenapa Malam dan Siang
Diciptakan
1. Kemudian Tuhan yang maha pengasih dan penyayang, mendengarkan keluh kesah
adam, Dia berfirman kepadanya:
2. “Wahai Adam, selama malaikat yang baik patuh padaku, cahaya terang berdiam
diatas dirinya dan rombongannya.
3. Tapi ketika dia melanggar perintah-Ku, Aku hilangkan cahaya terang itu, dan
dia menjadi gelap .
4. Dan ketika dia ada di surga, dalam limpahan alam terang, dia tidak tahu
akan kegelapan.
5. Tapi dia melanggar, dan aku menjatuhkannya dari surga ke bumi; dan
kegelapan inilah yang menghadangnya.
6. Dan padamu,Wahai Adam, ketika berdiam di taman-Ku dan mematuhi-Ku, cahaya
terang itu juga ada padamu.
7. Tapi ketika engkau melanggar perintahku, Aku hilangkan terang itu darimu.
Namun, karena belas kasih-Ku, Aku tidak mengubahmu menjadi gelap, tetapi aku
menjadikanmu bertubuh daging, dimana aku baluti dengan kulit, agar engkau bisa
menahan dingin dan panas.
8. Jika Aku membiarkan Murka-ku menjadi-jadi padamu, Aku telah
menghancurkanmu; dan mengubahmu menjadi kegelapan, itu seolah-olah Aku telah
membunuhmu.
9. Tapi dalam belas kasihku, Aku menjadikanmu seperti sekarang; ketika engkau
melanggar perintah-Ku, Wahai Adam, Aku mengusirmu dari taman itu dan menyuruhmu
datang ke tempat ini, dan berdiam di gua ini, serta kegelapan menyelimutimu,
seperti dia menyelimuti dia yang telah melanggar perintah-Ku
10. Karenanya, Wahai Adam, apakah malam ini telah memperdayakanmu. Malam takkan
ada selamanya tetapi hanya selama dua belas jam; saat ia berakhir, cahay terang
akan kembali.
11. Jangan bersedih dan jangan pergi; dan jangan katakan pada hatimu kegelapan
ini sangat lama dan meletihkanmu; dan yakinlah aku tidak menghukummu dengannya.
12. Teguhkan hatimu, dan jangan takut. Kegelapan ini bukan sebuah hukuman.
Tapi, Wahai Adam, Aku telah menciptakan siang, dan menjadikan matahari sebagai
pemberi terang; agar engkau dan anak-anakmu dapat bekerja.
13. Sebab Aku tahu engkau akan berbuat dosa dan melanggar Aku, serta keluar ke
daratan ini. Tapi Aku takkan memaksumu, mendiamkanmu, menghukummu karena
kejatuhanmu; bukan karena engkau akan keluar dari terang menjadi kegelapan,
bukan pula karena engkau akan datang kesini dari taman itu.
14. Sebab Aku telah menciptakanmu dari terang; dan Aku ingin menjadikan
anak-anak terang darimu dan sepertimu.
15. Tapi engkau tidak mematuhi perintah-Ku; hingga Aku menyelesaikan seluruh
ciptaanku dan memberkati semua yang ada di dalamnya.
16. Adapun mengenai pohon itu, Aku memerintahkanmu tidak memakannya. Tapi Aku
tahu Setan, yang telah menipu dirinya sendiri, juga akan menipumu.
17. Maka ku beritahu kau untuk tidak mendekatinya, mencicipinya, duduk
dibawahnya, maupun memetiknya.
18. Seandainya Aku tdak memperingatkanmu, Wahai Adam, mengenai pohon itu dan
meninggalkanmu tanpa perintah, dan au berdosa, itu akan menjadi kesalahan-Ku
tidak memberikanmu perinta; kau akan berpaling dan menyalahkan Aku.
19. Tetapi aku memerintahkanmu, dan memperingatkanmu, dan kamu terjatuh, Maka
ciptaanku tak dapat menyalahkan Aku; akan tetapi merekalah yang salah.
20. Dan, Wahai Adam, Aku telah menjadikan siang supaya engkau dan keturunanmu
bisa bekerja dan mencari nafkah, dan menjadikan malam bagi mereka untuk
beristirahat dari pekerjaan mereka; dan bagi para binatang di hutan keluar pada
malam hari mencari makanan mereka.
21. Tapi kini, kegelapan telah menipis, Wahai Adam, dan siang akan segera
muncul.”
BAB 14
Nubuat Pertama tentang Kedatangan Mesiah
1. Kemudian Adam berkata kepada Tuhan: “Wahai Tuhan, ambillah jiwaku oleh-Mu,
dan jangan biarkan aku menyaksikan kesuraman ini lagi; atau pindahkan aku ke
sebuah tempa dimana tidak ada kegelapan.”
2. Tuhan menjawab, “Aku sungguh telah katakan padamu, kegelapan ini akan
segera berlalu, setiap hari telah kutetapkan untukmu, hingga perjanjian-Ku
terpenuhi; ketika aku akan menyelamatkanmu dan membawamu kembali ke taman itu,
menuju tempat terang dimana tak ada kegelapan.
3. Firman Tuhan lagi, “Semua penderitaan yang engkau alami karena
pelanggaranmu, tidak akan membebaskanmu dari jeratan Setan dan tidak pula akan
menyelamatkanmu.
4. Tapi Aku akan membebaskan dan menyelamatkanmu, dan akan menjadi daging dari
keturunanmu dan menanggung semua keletihan yang engkau alamu, kemudian
kegelapan yang menyelimuti di gua ini akan menyelimuti-Ku dalam kubur, ketika
Aku menjadi daging keturunanmu.
5. Dan Aku, yang tak bermasa, akan tunduk pada bilangan tahun, bulan, dan hari
dan Aku akan menjadi anak manusia untuk menyelamatakanmu.”
6. Tuhan berhenti berbicara dengan Adam.
BAB 15
Adam dan Hawa Bersedih atas Penderitaan Tuhan
untuk Menyelamatkan Mereka dari Dosa
1. Kemudian Adam dan Hawa menangis dan bersedih karena firman Tuhan yang
datang pada mereka bahwa mereka tidak akan kembali ke taman itu sehingga
perjanjian itu terpenuhi; namun juga karena Tuhan memberitahu mereka bahwa Dia
akan menderita untuk keselamatan mereka.
BAB 16
Matahari Pertama Kali Terbit. Adam dan Hawa
Menyangka Itu Adalah Api untuk Menyiksa Mereka
1. Setelah itu, Adam dan Hawa tetap berdiri mematung di gua itu, sambil berdoa
dan menangis, hinggan pagi tiba.
2. Dan ketika mereka melihat terang telah kembali kepada mereka, rasa takut
mereka hilang dan hati mereka kuat kembali.
3. Kemudian Adam melangkah keluar dari gua itu. Ketika dia tiba di mulut gua,
dia berdiri di sana dan menghadapkan badannya ke arah timur, dan melihat
matahari terbit dengan sinar cerahnya, Adam merasakan panas di kulitnya dan dia
takut akannya. Dia menduga bahwa bola api itu muncul untuk menyiksanya.
4. Dia kemudian menangis sambil memukuli dadanya lalu bersujud ke tanah dan
memohon berkata:
5. “O Tuhan, jangan siksa aku, jangan hancurkan aku, jangan pula ambil
nyawaku.”
6. Karena dia menduga bahwa matahari itu adalah Tuhan.
7. Selama dia tinggal di taman eden dan mendengar suara Tuhan serta takut
akannya, Adam tidak pernah melihat matahari
atau merasakan panasnya menerpa tubuhnya.
8. Karenanya dia takut ketika terik matahari menerpanya. Dia menduga Tuhan
akan menyiksanya dengan itu sepanjang hari yang Dia telah janjikan padanya.
9. Adam juga menduga, karena Tuhan tidak menyiksanya dengan kegelapan, Dia
telah menerbitkan matahari ini dan menyiksanya dengan panasnya.
10. Tapi ketika dia menduga-duga di hatinya, Firman Tuhan datang padanya:
11. “Wahai Adam, berdiri tegaklah engkau. Matahari ini bukanlah Tuhan; tetapi
ia diciptakan untuk memberi terang pada siang, sebagaimana yang telah Aku
katakan padamu di gua tiu, “pagi segerat datang, dan siang benderang akan
muncul.
12. Akulah Tuhan yang telah menghiburmu malam itu.
13. Kemudian Tuhan berhenti berbicara dengan Adam.
BAB 17
Perihal Ular
1. Adam dan Hawa keluar dari gua itu
dan berjalan menuju taman eden.
2. Tapi ketika mereka sampai di dekat taman, di depan gerbang barat taman itu,
mereka menemukan Ular jelmaan setan di
gerbang itu yang memakan debu serta merangkak dengan perutnya di tanah, karena
kutukan yang diberikan Tuhan kepadanya.
3. Sementara sebelumnya Ular adalah makhluk yang paling cerdik, kini ia
berubah menjadi menjijikkan, dan yang paling mengenaskan ialah ia merangkak
dengan dadanya dan berjalan dengan perutnya.
4. Sebelumnya ia merupakan yang paling menawan di antara semua binatang, kini
berubah menjadi yang paling buruk. Dulunya ia memakan makanan yang lezat-lezat,
kini ia memakan debu. Dulunya ia tinggal di tempat yang indah, kini ia tinggal
tanah berdebu.
5. Dulunya ia yang paling indah di antara semua binatang dimana semuanya
berdiri kagum menatap keindahannya, kini ia menjadi yang paling dibenci
diantara mereka.
6. Dan juga, dulu ia tinggal di tempat yang indah, dimana binatang-binatang
lain sering datang berkunjung; dan dimana ia minum, mereka juga akan
meminumnya, namun kini minumannya berubah menjadi racun berbia, karena kutukan
Tuhan, semua binatang enggan menghampirinya, dan tidak akan meminum air yang
diminumnya.
BAB 18
Pertarungan Sengit dengan Ular
1. Ketika sang Ular terkutuk melihat Adam dan Hawa, dia membengkakkan
kepalnya, menegakkan ekornya,dan menatap mereka dengan mata merah semerah darah
seolah ingin membunuh mereka.
2. Ia bergerak menuju Hawa dan mengejarnya; sementara Adam bersipa menyerang,
ia takut sebab ia tidak memiliki tongkat di tangannya untuk memukul Ular itu,
dan tidak tahu bagaimana cara membunuhnya.
3. Dengan hati membara karena Hawa, Adam mendekati Ular itu, dan memegang
ekornya; ketika ular itu berpaling ke Adam, ia berkata
4. “Wahai Adam, karena engkau dan Hawa, aku menjadi buruk dan berjalan dengan
perutku. Kemudian dengan sekuat tenaga ia menjatuhkan Adam dan Hawa dan melilit
untuk membunuh mereka.
5. Tetapi Tuhan mengutus seorang malaikat yang melepaskan mereka dari lilitan
ular itu dan membangunkan mereka.
6. Kemudian Tuhan berfirman kepada ular itu, “Dulu Aku membuatmu buruk, dan
menjadikanmu berjalan dengan perutmu tapi aku tidak menghilangkan kemampuanmu
berkata-kata.
7. Namun, kali ini, kau akan bisu, dan kau serta keturunanmu tidak akan bisa
berkata-kata lagi, karena, Ciptaanku dihancurkan karena engkau, dan kali ini
kau mencoba membunuh mereka.”
8. Maka ular itu menjadi bisu, dan bisa berbicara lagi.
9. Lalu angin berhembus dari langit oleh perintah Tuhan dan membawa Ular itu
pergi jauh dari Adam dan Hawa serta mencampakkannya di tepi pantai di India.
BAB 19
Binatang-Binatang Ditundukkan kepadaAdam
1. Tetapi Adam dan Hawa menangis di hadapan Tuhan. Dan Adam berkata kepadanya
2. “Wahai Tuhan, ketika aku di gua itu, aku telah mengatakan pada-Mu,
binatang-binatang di hutan akan membunuhku, menelanku serta mengakhiri hidupku
di bumi ini.
3. Kemudian Adam, karena apa yang telah menimpanya, memukuli dadanya dan
tersungkur ke tanah. Kemudian Firman Tuhan datang kepadanya dan membangukannua
serta berkata padanya.
4. “Wahai Adam, tak satupun dari binatang-binatang itu akan menyakitimu;
karena aku telah menjadikan seluruh binatang dan makhluk-makhluk melata datang
tunduk padamu di gua itu. Aku tidak
mengizinkan ular itu datang karena ia mungkin akan menentangmu dan membuatmu
takut serta menciutkan hatimu.
5. Sebab Aku tahu yang terkutuk itu licik; karenanya Aku tidak membolehkannya
datang padamu dengan binatang-binatang lainnya.
6. Tapi kini teguhkanlah hatimu dan jangan takut. Aku akan bersamamu hingga
hari yang telah Aku tetapkan untukmu.
BAB 20
Adam Ingin Melindungi Hawa
1. Kemudian Adam menangis dan berkata, “Wahai Tuhan, bawalah kami pergi ke
tempat lain, dimana ular itu tidak bisa mendekati dan menyakiti kami lagi.
Karena aku takut ia mungkin akan mendapati Hawa sendirian dan membunuhnya;
sebab matanya menakutkan dan jahat.
2. Tapi Tuhan berkata kepada Adam dan Hawa, “Dari sekarang, jangan engkau taku
lagi, Aku takkan membiarkannya mendekatimu; Aku telah mencampakkannya jauh dari
gunung ini.
3. Kemudian Adam dan Hawa Tuhan dan memanjatkan syukur pada-Nya serta memuji-Nya
karena telah menyelamatkan mereka dari maut.
Lanjutan nya sudah ada kah? Trima kasih ya sudah memposting. GBU
ReplyDelete