Chemos merupakan dewa sesembahan bangsa Moab, wilayah disebelah timur Laut mati dan membentang menuju wilayah utara perbatasannya. Dewa Chemos merupakan dewa perang dan pelindung bangsa Moab yang merupakan kerabat bangsa Ibrani melalui garis keturunan Lut. Dia merupakan padanan dari Dewa Shamash sesembahan bangsa Mesopotamia. Seiring dengan masuknya pengaruh Yunani ke wilayah ini kultus penyembahan terhadap Dewa Moab diganti dengan kultus penyembahan terhadap Dewa Ares yang juga merupakan Dewa Perang bangsa Yunani. Akan tetapi penyembahan terhadap Dewa Kemos tidak serta merta hilang, kultus penyembahan terhadap dewa ini berpindah ke wilayah kerajaan Suku Arab Nabatea yang memerintah di Petra.
Moloch
Moloch yang juga dikenal dengan sebutan Molekh, Molok, Molek, Molock, Melech, Milcolm, atau Molcom merupakan dewa tertinggi bangsa Ammon yang merupakan dewa matahari, perang dan api. Orang-orang Ammon menyembah dewa ini dengan cara mempersembahkan anak-anak mereka ke dalam kobaran api. Persembahan seperti ini merupakan korban yang lumrah dalam tradisi paganisme dalam ritual penyucian atau menolak malapetaka. Moloch juga merupakan dewa yang cukup populer di kalangan bangsa Israel kuno dimana mereka dilarang untuk melakukan “persundalan dengan Moloch” dan memberikan anak-anak mereka untuk dikorbankan untuknya.
Shapash
Shapash adalah Dewi Matahari yang disembah oleh orang-orang Funisia. Dia juga dikenal dengan julukan Suluh Para Dewa, Shapshu, Sapas, Shapas, dan Shapash Si Pucat. Dia mempunyai penghilahatan yang jauh, dan seringkali mengemban tugas yang diberikan oleh El atau Anat, bertindak sebagai utusan mereka. Seperti Hermes dalam mitologi Yunanu, Shapash juga merupakan pemandu ruh-ruh orag-orang mati menuju dunia bawah. Dalam sebuah kisah diceritakan bahwa suatu ketika Shapash turun ke dunia bawah menyelematkan Ba’al dari Mavet, dewa kematian, dan mengembalikannya kepada Anat, dewi perang.
Mot
Mot adalah Dewa kematian berasal dari wilayah utara negeri-negeri Mediterania bagian timur. Dewa ini telah disembah sejak zaman purbakala hingga menjelang 200 SM sekitar masa-masa Raja Antiokh III menaklukkan wilayah Mediterania timur. Kultus Mot kemungkinan berpusat di Byblos, dan bangsa Funisia juga mengenalnya dengan nama Muth dan Mavet. Dia juga Dewa Kemalangan atau Malapetaka serta Dewa Kemandulan. Mot tinggal di dalam jurang perut bumi dan bertanggung jawab atas kegersangan yang menimpa bumi karena kemarau panjang. Dia juga terlibat pertarungan dengan pahlawan-pahlawan dan dewa bangsa Kanaan, Baal. Meskipun dalam duel itu Baal dikalahkan, kematianya dibalaskan oleh saudarinya, Anat, yang membunuh Mot, kemudian memotong-motong tubuhnya, membakar, dan menggilingnya dengan batu gerinda, nantinya menjadi ritual yang berhubungan dengan penanaman benih dan panen. Baal kembali hidup namun tujuh tahun setelah kebangkitannya, dia kembali bertarung dengan Mot. Tidak ada yang dikalahkan dalam pertarungan itu, namun Mavet mengalah atas permintaan Shapash dan menyatakan Baal sebagai Raja Para Dewa. Konflik ini merupakan dasar dari drama ritual tahunan pada tahun baru Kannaan yang digelar ketika musim dingin. Dalam sebuah teks disebutkan bahwa Mot merupakan putera dari El dan Asyera.
Yam
Dewa laut bangsa Semit yang juga dikenal dengan Yam Nahar Penguasa Air. Namanya berarti Laut-Sungai. Dia juga merupakan dewa bangsa Syria yang disebutkan dalam naskah papirus Mesir sebagai lambang kesewanangan para dewa lainnya. Yamm dikalahkan oleh Baal. Pertama kali dia diangkat oleh El sebagai raja para dewa dan memerintah sebagai Tiran para dewa. Baal akhirnya memberontak melawannya.
Ishat
Ishat adalah Dewi api bangsa Funisia, yang juga dijuluki “Pesundal para Dewa”. Dia disebutkan dalam epos Baal sebagai salah seorang musuh dewa yang dikalahkan oleh Anat, Dewi perang.
Arsh
Arsh, kesayangan para dewa dilukiskan sebagai pelayan Yamm, Dewa laut. Dia merupakan musuh Baal dan dikalahkan oleh Anat. Tidak diketahui apakah ada kultus untuk Arsh, atau dia hanya muncul pada epos Baal saja.
Baca lanjutannya di sini
Moloch
Moloch yang juga dikenal dengan sebutan Molekh, Molok, Molek, Molock, Melech, Milcolm, atau Molcom merupakan dewa tertinggi bangsa Ammon yang merupakan dewa matahari, perang dan api. Orang-orang Ammon menyembah dewa ini dengan cara mempersembahkan anak-anak mereka ke dalam kobaran api. Persembahan seperti ini merupakan korban yang lumrah dalam tradisi paganisme dalam ritual penyucian atau menolak malapetaka. Moloch juga merupakan dewa yang cukup populer di kalangan bangsa Israel kuno dimana mereka dilarang untuk melakukan “persundalan dengan Moloch” dan memberikan anak-anak mereka untuk dikorbankan untuknya.
Shapash
Shapash adalah Dewi Matahari yang disembah oleh orang-orang Funisia. Dia juga dikenal dengan julukan Suluh Para Dewa, Shapshu, Sapas, Shapas, dan Shapash Si Pucat. Dia mempunyai penghilahatan yang jauh, dan seringkali mengemban tugas yang diberikan oleh El atau Anat, bertindak sebagai utusan mereka. Seperti Hermes dalam mitologi Yunanu, Shapash juga merupakan pemandu ruh-ruh orag-orang mati menuju dunia bawah. Dalam sebuah kisah diceritakan bahwa suatu ketika Shapash turun ke dunia bawah menyelematkan Ba’al dari Mavet, dewa kematian, dan mengembalikannya kepada Anat, dewi perang.
Mot
Mot adalah Dewa kematian berasal dari wilayah utara negeri-negeri Mediterania bagian timur. Dewa ini telah disembah sejak zaman purbakala hingga menjelang 200 SM sekitar masa-masa Raja Antiokh III menaklukkan wilayah Mediterania timur. Kultus Mot kemungkinan berpusat di Byblos, dan bangsa Funisia juga mengenalnya dengan nama Muth dan Mavet. Dia juga Dewa Kemalangan atau Malapetaka serta Dewa Kemandulan. Mot tinggal di dalam jurang perut bumi dan bertanggung jawab atas kegersangan yang menimpa bumi karena kemarau panjang. Dia juga terlibat pertarungan dengan pahlawan-pahlawan dan dewa bangsa Kanaan, Baal. Meskipun dalam duel itu Baal dikalahkan, kematianya dibalaskan oleh saudarinya, Anat, yang membunuh Mot, kemudian memotong-motong tubuhnya, membakar, dan menggilingnya dengan batu gerinda, nantinya menjadi ritual yang berhubungan dengan penanaman benih dan panen. Baal kembali hidup namun tujuh tahun setelah kebangkitannya, dia kembali bertarung dengan Mot. Tidak ada yang dikalahkan dalam pertarungan itu, namun Mavet mengalah atas permintaan Shapash dan menyatakan Baal sebagai Raja Para Dewa. Konflik ini merupakan dasar dari drama ritual tahunan pada tahun baru Kannaan yang digelar ketika musim dingin. Dalam sebuah teks disebutkan bahwa Mot merupakan putera dari El dan Asyera.
Yam
Dewa laut bangsa Semit yang juga dikenal dengan Yam Nahar Penguasa Air. Namanya berarti Laut-Sungai. Dia juga merupakan dewa bangsa Syria yang disebutkan dalam naskah papirus Mesir sebagai lambang kesewanangan para dewa lainnya. Yamm dikalahkan oleh Baal. Pertama kali dia diangkat oleh El sebagai raja para dewa dan memerintah sebagai Tiran para dewa. Baal akhirnya memberontak melawannya.
Ishat
Ishat adalah Dewi api bangsa Funisia, yang juga dijuluki “Pesundal para Dewa”. Dia disebutkan dalam epos Baal sebagai salah seorang musuh dewa yang dikalahkan oleh Anat, Dewi perang.
Arsh
Arsh, kesayangan para dewa dilukiskan sebagai pelayan Yamm, Dewa laut. Dia merupakan musuh Baal dan dikalahkan oleh Anat. Tidak diketahui apakah ada kultus untuk Arsh, atau dia hanya muncul pada epos Baal saja.
Baca lanjutannya di sini
0 comments:
Post a Comment