Sosok Samael memiliki sejarah dan peran yang cukup rumit dalam tradisi Angelologi Abrahamik. Selain diyakini sebagai malaikat suci, dia juga dipercaya sebagai sosok iblis. Dalam tradisi awal Judaisme, Samael dianggap sebagai malaikat kematian, salah satu dari tujuh Archangel, penguasa langit kelima, dan pemimpin dari 2 juta malaikat. Yalkut Shimoni memberikan peran Samael sebagai pembimbing Esau. Menurut Kitab Apokrif Kenaikan Musa, Samael berada di langit ketujuh:
"di langit terakhir Musa melihat dua malaikat dengan tinggi 500 parasang, ditempa dari rantai api hitam dan merah, Malaikat Af, "Kemarahan", dan Hemah "Kemurkaan", yang diciptakan Tuhan pada permulaan semesta untuk menjalankan kehendak-Nya. Musa gentar menatap mereka, namun Metatron merangkulnya, dan berkata, 'Musa, Musa, kau adalah kesukaan Yahweh, jangat takut dan jangan gentar,' dan Musapun menjadi tenang kembali. Ada satu malaikat lain ditempat itu, memiliki wujud berbeda dari malaikat lainnya, dan manusia. Sosoknya sangat tinggi sekali sehingga menempuh jarak 500 tahun perjalanan, dari mahkota ke telapak kakinya dipenuhi oleh mata bersinar. "Yang ini" kata Metatron adalah Samael, yang mencabut jiwa dari tubuh manusia. "Kemana ia pergi?" Tanya Musa dan Metatron menjawab ,"menjemput jiwa Ayub yang taat."
Sementara itu dalam tradisi Kabbalah, Samael digambarkan sebagai "murka tuhan" dan termasuk kedalam archangel kelima alam Briah. Nama Samael terkadang sering disalahpahami dengan Camael, salah satu archangel juga. Anggapan Samael sebagai wujud suci juga ditemukan dalam aliran Gnostik. Bahkan Gnostik menganggapnya sebagai wujud ilahi. Dalam kitab Gnostik, kitab Wahyu Yohanes, ditemukan di Nag Hammadi, Samael merupakan nama ketiga dari demiurge, ilah rendah, yang juga memiliki nama lain Yaldabaoth dan Saklas. Dalam konteks ini, Samael bermakna "Tuhan Buta", tema yang selalu diangkatkan dalam semua karya Gnostik. Dia memiliki wajah dengan wujud campuran ular dan singa. Selain itu, dalam kitab Gnostik lain, Asal Mula Semesta, Samael juga dijuluki Ariael, Archangel Penguasa.
Seiring dengan munculnya konsep teologis Malaikat yang Jatuh dalam agama Abrahamik, wujud Samael dikaitkan dengan wujud iblis atau malaikat jahat. Kata Samael sebenarnya berasal dari nama kerajaan bangasa Aram di Syria pada abad ke-2 SM. Beberapa ahli mitologi mengaitkan namanya dengan "Dewa Murka" versi semitik dari kata Sama, Samana, atau Samavurti. Atribut jahat Samael juga muncul dalam aliran Gnostik lainnya, meskipun wujud sucinya juga diakui. Dalam teks Gnostik, Sophia bertengkar dengan anaknya Ialadabaoth, yang menciptakan malaikat untuk menciptakan dunia. Dengan menguasai mereka, ia yakin akan menjadi penguasa dunia. Sophia berbicara padanya, Kau keliru Samael, menyebutnya Samael yang berarti "tuhan buta atau bodoh". Kebodohan ini dianggap sebagai akar kejahatan dalam ajaran tersebut. Dalam teks gnostik lain diceritakan bahwa Ialdabaoth mengusir Adam dan Hawa, dan ular yang telah menggoda mereka, keluar dari surga setelag memakan pohon Gnosis (Pengetahuan baik dan buruk). Ular itu lalu menggunakan kekuatan pergerakan planet untuk memperanakkan keturunan bersama Hawa, enam putera yang menjadi Iblis pertama di bumi, ular itu dijuluki Sammael. Versi berbeda mengenai cerita ini ditemukan dalam kitab Kabbalah, Zohar. Di kitab ini dikatakan, Samael adalah wujud Ular yang menggoda Hawa. Dia bahkan bersetubuh dengan Hawa dan dari hubungan itu lahirlah Kain. Samael lalu menjadi pasangan Lillith, istri pertama Adam. Bersama Lilith, dia memperanakkan banyak Iblis, termasuk Sariel "pedang Samael".
Dalam demonologi Yahudi, nama Sammael muncul di kisah malaikat yang jatuh dalam Kitab Henokh. Dia merupakan pemimpin Iblis dan memimpin pemberontakan di surga, gambaran yang juga dikaitkan dengan Lucifer. Sebelum kejatuhannya, Samael lebih agung dari Serafim. Dia memiliki 12 sayap dan bertugas menjaga semua bangsa kecuali Israel. Dia memiliki tiga istri, Lillith, Nammah, dan Agrath bath Mahlat, malaikat pelacuran. Dalam kitab Apokrif Kenaikan Yesaya, Samael sering dikaitkan dengan Malkira atau Belkira yang merupakan julukan untuk nabi palsu Belial dikirim untuk menuduh Yesaya melalukan penghianatan, dalam kitab ini Samael juga diyakini sebagai Setan.