Penduduk Rohan merupakan keturunan dari Manusia Utara. Sementara itu, Manusia Utara merupakan keturunan dari ras Manusia yang sama dengan Edain. Ketika para Nenek Moyang Edain pindah ke Beleriand dan nantinya menurunkan Kaum Numenor, Manusia Utara tetap berdiam di Wilayah liar. Manusia utara ini kebanyakan tinggal di perbatasan timur Mirkwood dan menjadi para penggembala kuda di padang-padang luas antara hutan dan Sungai Running.
Setelah Gondor didirikan oleh sisa-sisa Numenor pada tahun 332 zaman kedua, manusia utara menjadi sekutu mereka, sebagian karena mereka masih memiliki kekerabatan. Sekitar tahun 1250 zaman ketiga, Valacar, Putera Raja Romendacil II menikahi Vidumavi, Puteri Vidugavia, pemimpin kaum Manusia Utara. Putera mereka Eldacar menjadi Raja Gondor, tetapi beberapa rakyat Gondor menolaknya karena keturunannya campuran, dan penolakan ini menimbulkan perang saudara. Eldacar diasingkan selama sepuluh tahun sebelum akhirnya kembali naik tahta tahun 1447 dan memperbaharui tali ikatan dengan manusia utara.
Pada musim dingin tahun 1635, Wabah Besar muncul dari Timur, dan banyak Manusia Utara dan kuda-kuda tewas. Wabah itu menyebar ke Gondor tahun 1636 dan membuat populasi Gondor menyusut. Di wilayah Gondor yang disebut Calenardhon-nantinya menjadi Rohan- banyak manusia yang mati dan sisanya pindah.
Tahun 1851, sekelompok Manusia dari timur, Wainriders, menyerang Manusia Utara dan Gondor. Marhari, keturunan dari Vidugavia, memimpin Manusia Utara untuk bergabung dengan Pasukan Gondor dalam Pertempuran Padang-Padang. Namun pasukan Gondor terpaksa mundur sementara itu banyak Manusia Utara yang dibunuh, diperbudak, dan tercerai berai.
Setelah menyusutnya jumlah Manusia Utara, putera Marhari, Marhwini memimpin sekelompok manusia utara yang selamat untuk tinggal di sepanjang aliran Anduin antara Gladden River dan Carrock. Mereka menyebut diri mereka Eotheod, artinya “Bangsa Berkuda”.
Eotheod memperbaharui hubungan mereka dengan Gondor. Pada tahun 1899, Marhwini dan Eotheod membantu Raja Calimehtar menghadapi serangan dari Wainriders. Marhwini juga berusaha menolong membebaskan Manusia Utara yang masih diperbudak oleh Wainrider, tapi usaha ini gagal.
Pada abad berikutnya, Eotheod kembali mendapat serbuan dari Wainriders, yang melancarkan serangan dari wilayah selatan Anduin dan Timur Mirkwood. Putera Marhwini memperingatkan Raja Gondor Ondoher bahwa Wainrider kembali mengumpulkan pasukan. Ketika serangan datang, Penunggag Eotheod bergabung dengan Gondorian dalam peperangan melawan Wainrider. Raja Ondoher gugur, tetapi Earnil berhasil mengalahkan Wainriders di Pertempuran Tenda dan menjadi Raja Gondor.
Tahun 1977, rakyat Eotheod memutuskan untuk pindah. Mereka butuh tempat yang lebih luas untuk populasi dan kuda mereka yang terus bertambah, dan mereka juga terganggu dengan kehadiran bayang kejahatan di Dol Guldur. Frumgar memimpin Eotheod ke wilayah utara mencari rumah baru.
Rumah baru Eotheod berada di hulu Anduin. Langwell dan Greylin yang bermuara di Anduin menjadi perbatasan selatan wilayah baru mereka ini. Di sisi barat terdapat Pegunungan Berkabut, Forest River di sisi timur dan Pegunungan Kelabu di sebelah utara. Walaupun Raja Penyihir Angmar telah dikalahkan pada tahun 1975, sisa-sisa pasukannya masih berada di Pegunungan Berkabut, dan Eotheod menyerang dan mengusir mereka pergi. Putera Frumgar, Fram membunuh Naga Scatha di Pegunungan Kelabu dan tempat itu terbebas dari ancaman naga. Setelag mengalahkan Naga, Fram membawa harta karunnya dan menyebabkan kemarahan kaum kurcaci.
Sekitar tahun 2501, pemimpin Eotheod, Leod, terbunuh ketika ia berusaha menjinakkan seekor kuda liar. Leod digantikan oleh anaknya, Eorl, yang baru berusia 16 tahun. Pada masanya naik tahta, populasi manusia dan kuda semakin berkembang pesat sehingga mereka membutuhkan wilayah baru yang lebih luas. Pada 25 Maret 2510, seorang utusan berkuda bernama Borondir menemui Eorl membawa pesan dari Cirion, Pengurus Istana Gondor. Cirion meminta Eotheod datang ke Gondor membantunya melawan serangan dari Manusia Rhun, Balchoth. Eorl memenuhi permintaan itu karena ia tahu kalau Gondor jatuh maka seluruh wilayah Middle-earth juga ikut jatuh. Eorl mengumpulkan para Penasihatnya dan bersiap-siap untuk perang. Eorl mengerahkan 7000 pasukan berkuda dan beberapa ratus pasukan pemanah. Mereka berangkat pada 6 april dan menempuh perjalanan sejauh 500 mil ke selatan. Pada tanggal 15 April, rombongan pasukan itu sampai di padang Celebrant, wilayah di antara Lothlorien dan Sungai Limlight, dan mendapati wilayah utara Gondor dalam masalah. Balchoth telah menduduki Calenardhon selatan Limligth. Pasukan Gondor mundur ke Padang Celebrant dimana mereka mendapatkan serangan Orc dari Pegunungan Berkabut.
Pasukan Eorl datang tepat waktu dan membantu Pasukan Gondor dalam Pertempuran Padang Celebrant. Mereka menyerang pasukan musuh dari belakang dan memukul mereka mundur ke seberang Limlight. Pasukan Eotheod mengejar mereka hingga ke Padang Calenardhon sehingga mereka semua terbunuh dan melarikan diri. Setelah Pertempuran, Eorl bertemu dengan Cirion di Halifirien di Hutan Firien perbatasan antara Calenardhon dan Gondor. Sebagai penghargaan atas bantuan mereka, Cirion menghadiahkan Eotheod wilayah Calenardhon yang sudah tidak dihuni lagi karena Wabag, emigrasi dan peperangan. Sebagai balasan, Eorl memberikan sumpah setia untuk menjadi sekutu Gondor dan akan datang membantu mereka ketika dibutuhkan. Hadiah Cirion dan Sumpah Eorl tetap terjadi hingga Kembalinya Raja Gondor, Aragorn.
Eorl kembali ke Utara mengumpulkan orang-orang dan hartanya untuk hijrah ke rumah baru mereka pemberian Cirion. Bangsa Eotheod menamai rumah baru mereka ini dengan Rohan yang berarti “Tanah Kuda” dan mereka menamai diri mereka dengan Rohirrin “Penguasa Kuda”. Selain itu, mereka juga menyebut diri mereka Eorlingas sebagai penghormatan kepada Eorl. Eorl menjadi Raja Pertama Rohan. Dia berkuasa selama 35 tahun, dari 2510 hingga 2545. Eorl memilih bukit di lembah Harrowdale pegunungan putih untuk mendirikan ibu kota Rohan, Edoras.