Tuesday, March 8, 2011



BAB I
PENDAHULUAN


           Untuk jadi seorang   penulis yang baik kita tidak hanya dituntut agar bias menulis karangan ilmiah, tetapi juga dituntut agar bisa menulis karangan populer atau karangan non ilmiah. Karangan popular merupakan karangan yang terlepas dari aturan – aturan bahasa baku yang digunakan dalam bahasa karangan ilmiah.
            Secara kesuluruhan penulisan karangan populer hamper sama dengan dengan penulisan karangan ilmiah. Perbedaannya terletak pada isi karangan dan bahasa yang digunakan. Jika karangan ilmiah membahas tentang fenomena ilnu pengetahuan yang disusun menggunakan metode ilmiah, maka karangan populer membahas tentang fakta pribadi dan pengalaman dalam kehidupan sehari – hari.
            Untuk menghasilkan karangan populer yang baik diperlukan tekhnik penyajian dsn tekhnik mencitarasakan kalimat yang baik pula. Bagaimanakah tekhnik – tekhnik tersebut? Itulah yang akan penulis bahas dalam makalah ini. Selain untuk memnuhi tugas akhir pada mata kuliah Bahasa Indonesia, makalah ini juga bertujuan untuk membantu pembaca agar bias menghasilkan karangan populer yang baik dan menarik untuk dibaca.




1
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Karangan Populer
                   Karangan popular atau karangan non ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari – hari[1]. Ciri – ciri karangan popular adalah:
1.      Ditulis berdasarkan fakta pribadi
2.      Fakta yang disimpulkan subjektif
3.      Tidak memuat hipotesis
4.      Penyajian disertai dengan sejarah
5.      Gaya bahasa komotatuf
6.      Bersifat imajinatif
7.      Situasi didramatisir
8.      Bersifat persuasive
                     Bahasa dalam karangan popular melonggarkan aturan berbahasa ilmiah yang baku. Bahasa dalam karngan popular menggunakan kata – kata yang bermakna konotasi dan figurative, menggunakan istilah – istilah umum atu popular yang dipahami semua kalangan, dan menggunakan kalimat yang kurang efektif.


2
3
B.     Tekhnik penyajian karangan popular
1.      Tekhnik narasi
       Narasi adalah suatu bentuk karangan yang berusaha menggambarkan dengan sejelas – jelasnya tentang peristiwa pada suatu waktu kepada pembaca[2].
Hal terpenting dalam karangan narasi adalah unsure tindakan atau perbuatan sehingga ketika membaca karangan narasi pembaca seolah – olah melihat atau mengalami peristiwa itu. Terdapat dua jenis narai yaitu:
a.       Narasi sugesti atau imajinatif
      Merupakan suatu rangkaian peristiwa yang disajikan sedemikian rupa, sehingga merangsang daya khayal pembaca. Melalui narasi sugestif kita dapat menyampaikan peristiwa pada suatu waktu dengan makna yang tersirat atau tersurat dengan bahasa yang lebih condong ke bahasa figuratif dengan menitikberatkan penggunaan kata – kata konotatif. Contoh narasi sugestif antara lain dongeng, cerpen, dan novel. Ciri khas dari narasi sugestif yaitu adanya alur dan suspensi, latar dan waktu, sudut pandang dan makna yang terkandung di dalamnya.
b.      Narasi ekspositoris
        Narasi yang bersifat non fiktif yang disajikan dengan bahasa denotative. Tujuan utamanya bukan menimbulkan daya imijinasi melainkan untuk menambah pengetahuan pembaca dengan pemaparan yang rasional . contoh dari narasi ekspositoris adalah sejarah, biografi, dan autobiografi.



                                                                                                          4
2.      Tekhnik Deskripsi
       Deskripsi adalah bebtuk karangan yang melukiskan objek yang sebenarnya untuk memperluas pengetahuan dan pengalaman pembaca[3]. Hal yang menonjol pada karangan deskripsi adalah aspek pelukisan objek yang sebenarnya tentang ciri, sifat, atau hakikat sehingga pembaca dapat mengenal objek yang dimaksud.

3.      Tekhnik Eksposisi
       Eksposisi adalah karangan yang memaparkan atau memberitahukan suatu informasi tanpa ada pemaksaan.

4.      Tekhnik Persuasi
      Persuasi adalah karangan yang berusaha untuk meyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki penulis pada waktu sekarang atau waktu yang akan datang.
      Terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam karangan persuasi yaitu:
a.       Kredibilitas penulis
     Kredibilitas penulis akan timbul, apabila pembaca tahu bahwa penulis mengetahui dengan baik persoalan yang ditulis. Orang yang kurang kerdibilitasnya akan kuran berhasil dalam mempengaruhi pembaca. Seseorang tidak akan dipercayai bila ia tidak menguasai persoalan yang ditulis.
b.      Kemampuan mensugesti pembaca
      Merupakan kemampuan penulis mempengaruhi pikiran pembaca.
c.       Bukti – bukti
                                                                                                                                                5
5.      Tekhnik Argumentasi
       Argumentasi adalah karangan yang berusaha untuk memengaruhi sikap dan pendapat orang lain dengan cara merangkaikan fakta – fakta sedemikian rupa sehingga dapat diketahui apakah suatu pendapat itu benar atau tidak.

C.     Tekhnik Mencitarasakan Kalimat dalam Karangan Populer
       Berbeda dengan ragam bahasa ilmiah yang terikat oleh konvensi penulisan dan aturan – aturan berbahasa yang baku, karangan popular dilonggarkan dalam hal – hal tersebut. Pencitarasaan kalimat diperlukan dalam menulis karangan popular agar dapat menimbulkan rasa tertentu seperti keteraturan, ketertegangan, keterikatan, dan keteriramaan. Berikut cara – cara mencitarasakan kalimat dalam karangan popular:
1.      Kalimat berkompilasi
     Contoh
a.       1). Tukul Arwana semakin melejit. 2). Pada awalnya kehidupan Tukul Arwana susah. 3). Ketekunan dan kemauan yang keras telah mengantarkanya menjadi sosok yang bersinar. 4). Tukul Arwana semakin populer dan bergelimang uang melalui acara empat mata yang disiarkan oleh Trans 7. 5). Tukul Arwana tetap hidup dalam kesederhanaan.
b.      1). Presenter kocak, Tukul Arwana, semakin melejit. 2). Walaupun pada awalnya kehidupan lelaki yang bernama lengkap Tukul Riyanto susah, ketenaran dan kemauan yang keras telah mengantarkannya menjadi sosok yang bersinar. 3). Tukul “ Si kembali ke laptop” senakin popular melalui acara empat mata yang disiarkan oleh Trans 7, tetapi tetap hidup dalam kesederhanaan.


                                                                                                                                                   6
2.      Kalimat Bervariasi
a.       Variasi kalimat pernyataan
      Bentuk kalimat yang digunakan bias berupa kalimat aktif, pasif, langsung dan tidak langsung contoh:
1). Bersih rapi dan teratur, itulah kesan pertama yang timbul saat                                                        mengunjungi Kota Bukittinggi.
2). Kampung China banyak dikunjungi wisatawan setiap hari.
3). “ tersenyumlah dan dunia akan tersenyum bersamamu, menangislah dan kau akan menangis sendirian”, begitulah kata kata bijak ala Tao ini dapat dijadikan kunci pertama kesehatan dan panjang umur.
4). Seorang Bonaparte menyatakan didiklah anakmu dua puluh tahun sebelum dia lahir.

b.      Variasi kalimat pertanyaan
       Agar penbaca terangsang untuk membaca tulisan kita, kita dapat menggunakan kalimat tanya seperti contoh berikut.
   Apakah metroseksual itu? Itulah kata yang sedang memboomin saat ini, gaya hidup metroseksual data ini tengah digandrungi oleh kaum pria. Pria metroseksual? Ya, pria yang bau, tak rapid an kucel saat ini tidak menarik lagi bagi kaum Hawa. Pria yang menarik kaum wanita saat ini yaitu pria yang memperhatikan penampilanya dari ujung rambut ke ujung kuku. Selain itu, pria metroseksual cenderung pekerja keras, penuh oercaya diri dan sosok family man. Apakah anda termasuk pria metroseksual?



                                                                                                             7
c.       Variasi kalimat perintah
        Untuk mencitarasakan kalimat, kita juga dapat menggunakan kalimat perintah yang berisi ajakan, suruhan, atau larangan melakukan sesuatu, contoh:
         Jangan bunuh penumpang! Tragedi transportasi yang terjadi berkali – kali, membuat siapapun cemas. Kecemasan karena kecendrungan bencana transportasi menunjukkan grafik naik dari tahun ke tahun. Lihat saja kecelakaan lalu lintas darat! Tahun lalu saja jalan raya merenggut tak kurang dari 30 ribu nyawa. Luar biasa! Sementara itu, untuk angkutan laut memperlihatkan grafik naik, dari 109 kasus pada 2004 menjadi 111 kasus pada tahun 2005, dan 115 kasus pada tahun 2006. Di sisi lain transportasi udara yang mestinya segalanya paling prima juga setali tiga uang.
d.      Variasi panjang pendek
       Untuk menimbulkan efek dramatik, gunakan variasi kalimat pendek yang dapat mambangkitkan minat dan perhatian pembaca, contoh:
         Renungkan. Memang pemerintah tak mampu menjadikan Indonesia sebuah Negara kuat karena reformasi terlalu lambat. Mudah dijumpai pejabat yang mengutip bukan melayani. Data ekspor import semrawut. Bahkan rawan penyelundupan. Regulasi dan koordinasi antar departemen lemah. Pola rarif hancur. Standar nasional tidak aktif. Mengapa?
3.      Kalimat Berepetisi atau Berulang
      Pengulangan kalimat bertujuan untuk menekankan ide – ide yang penting, menggaungkan pikiran utama di angan- angan pembaca, memancangkan pesan – pesan penting di hati dan pikiran pembaca, contoh:

                                                                                                         8
a.       Hanya dengan bekerja, bekerja ya bekerja, tujuan kita akan tercapai .
b.      Ketika memasuki abad ke-21 Indonesia memerlukan pahlawan, pahlawan – pahlawan kebajikan.
4.      kalimat Berkonstruksi Idiomatik
           Idiomatik adalah ungkapan khas kebahasaan yang salah satu unsurnya tidak bisa digantikan oleh unsure lain. Contoh idiomatic dalam Bahasa Indonesia yaitu:
            Bukan ….., melainkan…..
             Tidak …..., tetapi…….
             Selain….., juga…….
             Dan lain – lain.















BAB III
PENUTUP


            Karangan popular adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari – hari.
            Tekhnik penyajian karanagn popular
1.      Tekhik narasi
2.      Tekhnik deskripsi
3.      Tekhnik eksposisi
4.      Tekhnik persuasi
5.      Tekhnik argumentasi
Untuk menimbulkan rasa tertentu seperti keteraturan, ketertegangan, keterikatan, dan keteriramaan kita dapat mencitarasakan kalimat yang ada dengan cara:
1.      Kalimat berkompilasi
2.      Kalimat bervariasi
3.      Kalimat berepetisi
4.      Kalimat berkonstruksi idiomatic




9
DAFTAR PUSTAKA

Keraf, Gorys.1995. Komposisi. Ende: Nusa Indah
Kuntarto, Niknik M.2007. Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berfikir
Http//www.google.co.id/karangan popular diakses pada 3 Januari 2011 pukul 15:45



[1]Niknik m. kumtarto, Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berfikir (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2007), hal. 22
[2] Ibid hal. 225
[3] Ibid hal. 223

0 comments:

Post a Comment

Pengunjung Blog

Komentar Terbaru

My Blog Rank

SEO Stats powered by MyPagerank.Net

Advertisement

Translate

Popular Posts

Visitors

Total Pageviews

Powered by Blogger.

Followers