Selama masa inkuisisi penyihir, pengakuan jelas tentang sabbat diutarakan oleh mereka yang dituduh sebagai tukang sihir dan dicatat oleh para demonologis. Akan tetapi, tidak ada bukti sejarah yang menunjukkan bahwa ritual seperti itu benar-benar terjadi. Pemikiran mengenai pesta pora dengan Iblis telah masuk dalam alam kristiani jauh sebelum masa inkuisisi, yaitu pada masa peralihan dewa-dewa pagan menjadi iblis-iblis dalam tradisi gereja. Kemunculan pertama sabbat pada masa pengadilan Inkuisi terjadi di Toulouse tahun 1335. Anne Marie de Georgel dan Catherine Delort mengaku telah bersekutu dengan Iblis selama 20 tahun untuk melayaninya hidup atau mati. Pada malam Jumat, mereka menghadiri sabbat yang diadakan di tempat-tempat yang berbeda. Georgel mengatakan bahwa Iblis muncul dengan wujud seekor kambing lalu berhubungan seks dengannya dan mengajarkannya tentang bagaimana menggunakan tumbunan-tumbuhan beracun. Delort juga mengatakan dia juga bersetubuh dengan Kambing tersebut. Para penyihir memakan bayi yang dicuri dari pengasuh mereka serta meminum ramuan berbau busuk.
Istilah sabbat untuk pertemuan penyihir belumlah digunakan secara menyeluruh sebelum pertengahan abad ke-15, tapi setelah pengadilan Toulose, penggambaran tentang ritual itu selalu sama. Sabbat memainkan peranan penting selama pemburuan penyihir di daratan Eropa tetapi tidak dengan di Inggris, dimana tidak ditemui catatan mengenai sabbat sebelum tahun 1620, selain sebuah pesta merusak yang juga disebut “sabbat’ di Lancashire tahun 1612.
Terkadang sabbat berlangsung di siang hari, namun lebih sering di malam hari di tempat-tempat terpencil seperti gunung, gua, dan hutan lebat. Waktu permulaan sabbat biasanya pada tengah malam setelah menari bersama. Tempat perkumpulan sabbat paling terkenal menurut demonologis adalah Brocken di pegunungan Harz Jerman dimana kegiatan besar-besaran berlangsung pada Wal-purgisnacht (Beltane), 30 April. Para penyihir mengakui dalam persidangan mereka bahwa ratusan penyihir berkumpul pada sabbat ini. Mereka mengenakan topeng untuk menyembunyikan identitas asli mereka.
Jangka waktu pelaksanaan sabbat bervariasi menurut pengakuan para penyihir. Penyihir dikatakan melibatkan diri di sabbat satu kali dalam seminggu. Pada persidangan kasus kesurupan Aix-Eb Provence tahun 1614, Maria de Sain mengatakan sabbat diadakan setiap hari, dengan pesta khusus untuk blasphemy dan Black Mass pada hari rabu dan Jumat. Laporan lain mengatakan sabbat diadakan pada waktu festival pagan, seperti Walpurgisnacht, Lammas, Midsummer.dan Samhain.
Untuk pergi menghadiri sabbat, penyihir berangkat dari rumah mereka melalui corong asap dan terbang melayang di udara, terkadang menunggangi iblis yang telah berubah menjadi binatang, sapu lidi, tongkat, bambu, atau alat pertanian lainnya. Terkadang penyihir akan berubah wujud menjadi binatang dan ditemani oleh iblis pendamping mereka. Mereka menyuruh iblis yang telah berubah wujud tidur di ranjang mereka untuk mengelabui pasangan mereka. Ketika ditanya bagaimana mereka bisa masuk kedalam corong asap, mereka mengatakan iblis telah menghilangkan semua rintangan sehingga mereka bisa masuk ke dalamnya. Sebagai upah karena telah membawa mereka ke sabbat, penyihir mengatakan bahwa mereka akan disetubuhi oleh iblis dalam wujud binatang. Beberapa penyihir mengatakan, mereka ke sabbat dengan berjalan kaki.
Menurut penuturan para penyihir, Sang Iblis biasanya hadir dalam wujud seekor kambing, bermuka buruk, dan berbau busuk. Akan tetapi, dalam beberapa kesempatan dia hadir dengan wujud kodok, bangau serta kucing hitam. Ketika Iblis berubah wujud menjadi sesosok kambing, para penyihir yang hadir akan menanggalkan pakaian mereka serta menghormatinya dengan cara sujud kepadanya dan menjilati anusnya.
Para penyihir kemudian akan ditanyai mengenai kejahatan apa yang telah mereka lakukan semenjak sabbat lalu. Jika mereka tidak ada melakukan kejahatan apapun semenjak sabbat lalu, mereka akan dipukuli oleh iblis. Bayi yang tidak dibaptis dipersembahkan sebagi korban. Penyihir baru juga dilantik dalam upacar sabbat. Mereka dilantik dengan cara menandatangani Buku Hitam Iblis dengan darah, menyatakan pengingkaran terhadap Tuhan, mengucapkan sumbah dan menginjak-injak salib. Iblis akan menandai para penyihir baru terebut dengan goresan cakarnya. Lalu, sabbat dilanjutkan dengan jamuan makan dan minum biasanya bayi yang telah dipersembahkan dan dimasak serta dipanggang atau dibuat menjadi kue pie. Dalam jamuan itu, para penyihir juga memakan mayat yang telah dikeluarkan dari kuburannya dan meminum anggur yang mirip dengan darah beku. Jika mereka tidak mau makan, mereka akan dipukuli.
Setelah mengadakan pesta jamuan, peserta sabbat kemudian menari bersama dan berpesta seks dengan iblis. Para penyihir juga mengadakan misa sebagai bentuk penghinaan terhadap misa gereja, misa ini dikenal dengan nama misa hitam (Black mass). Para penyihir tersebut kembali ke rumahnya dengan mengendarai sapu terbang sebelum fajar dan ayam berkokok. Pelaksanaa malam sabbat bervariasi. Beberapa penyihir menuturkan mereka menghadiri sabbat seminggu sekali, beberapa lainnya menuturkan selama waktu-waktu festival musim pagan, ada juga yang satu atau dua kali setahun.
0 comments:
Post a Comment