Apollo (bahasa Yunani: Απόλλων, Apóllōn; atau Απελλων, Apellōn) adalah Dewa cahaya, musik, pemanah, pengobatan, Matahari, dan penyair dalam mitologi Yunani dan mitologi Romawi. Apollo juga merupakan dewa nubuat, dan memberikan restunya kepada orakel, sehingga mereka dapat membaca masa depan. Ia merupakan anak dari Zeus dan Leto dan saudara kembar Artemis. Orakelnya di Delphi sangat terkenal. Banyak orang dari seluruh Yunani yang mengunjungi orakelnya untuk mencari tahu mengenai masa depan mereka. Dalam mitologi Etruska, dia dikenal sebagai Apullu. Apollo disembah baik oleh orang Yunani kuno maupun oleh orang Romawi kuno.
Ia mempunyai busur yang terbuat dari emas. Pohon salam, burung gagak, dan hewan lumba-lumba dikeramatkan untuknya. Pengobatan dan penyembuhan dikaitkan padanya atau pada anaknya, Asklepios (dewa pengobatan), karena Apollo dipandang sebagai dewa yang membawa kesehatan, penyakit wabah. Sebagai dewa musik, Apollo adalah pemimpin para Muse (dewi musik dan nyanyian). Hermes menciptakan lira untuk Apollo dan alat musik tersebut menjadi atribut penting Apollo. Himne yang dinyanyikan untuk Apollo disebut paian. Pada masa Yunani kuno, terutama pada abad ketiga SM, dia dikaitkan dengan Helios (dewa Matahari) dan saudarinya, Artemis, dikaitkan dengan Selene (dewi bulan). Ada dua pendapat umum mengenai asal usul Apollo: Salah satunya adalah bahwa Apollo berasal dari daerah timur, pendapat lainnya mengaitkan Apollo dengan bangsa Doria dan dewa mereka apellai (juga bulan Apellaios). Walter Burkert menyatakan bahwa asal-usulnya dapat dilihat dari para penyembahnya: bangsa Yunani Doria, bangsa Kreta-Minoa, dan bangsa Syro-Hittis. Menurut pendapat pertama, baik Apollo di Yunani maupun di Etruska mulai muncul di Aegea pada Zaman Besi (antara 1100 SM - 800 SM) dari Anatolia.
Homer menceritakan Apollo memihak bangsa Troya dalam Perang Troya, dan dia dihubungkan dengan dewa bangsa Luwian, Apaliunas, yang tampaknya melakukan perjalanan dari timur ke barat. Dewa Aplu (dewa dari mitologi Hittis dan Hurria pada Zaman Perunggu Akhir, antara tahun 1700–1200 SM), juga mirip dengan Apollo yang diceritakan oleh Homer, yaitu sama-sama merupakan dewa wabah. Selain itu Aplu juga melambangkan dewa tikus Apollo Smitheus. Apollo digambarkan sebagai pemuda tampan tanpa janggut, kadang-kadang sambil memegang kithara (sebagai Apollo Kitharoedus) atau panah, atau sedang bersandar ke pohon (Apollo Lykeios dan Apollo Sauroktonos.
Kuil suci Apollo yang paling terkenal adalah kuil suci untuk peramalnya, Orakel Delphi yang juga merupakan pusat pemujaan Apollo. Peramal ini mendapatkan nubuat dari Apollo untuk disampaikan kepada para pengunjung kuil yang ingin bertanya. Selain di Delphoi, kuil-kuil orakel Apollo tersebar luas di wilayah Yunani yaitu: Orakel Apollo Ismenios di Boitia, Orake Apollo Ptoios di Gunung Ptoos Boitoia, Orakel Apollo Abai di Phokis, Orakel Apolo Didymios di Karia (Asia Kecil), Orakel Apollo Klarios di Kolophon (Asia Kecil) Orakel Apollo Pergamon Teuthrania (Asia Kecil).
Di beberapa wilayah Yunani, tonggak-tonggak suci di taruh di depan pintu rumah sebagai penghormatan atas Apollo. Selain itu altar suci juga diletakkan di beranda untuk pemujaan dewa ini. Altar itu sendiri diasapi dan ditetesi dengan mirah dan minyak wangi. Festival utama untuk dewa Apollo di antaranya adalah festival Boedromia, Karneia, Karpiae, Danephoria, Delia, Hyakinthia, Metageitnia, Pyanepsia, Pythia dan Thargelia. Hewan keramat Apollo adalah sapi, dan sapi yang dikeramatkan kepada Apollo adalah sapi yang berwarna merah.
Pemujaan Apollo di Romawi meniru dari pemujaan di Yunani. Pada dasarnya Apollo tidak memiliki padanan dalam mitologi Romawi meskipun para penyair pada masa Romawi akhir menyebutnya sebagai Foebus. Menurut tradisi, orakel Delfi dikunjungi pada masa Kerajaan Romawi dipimpin oleh Tarquinius Superbus. Ketika terjadi wabah pada tahun 430-an SM, kuil pertama Apollo di Roma didirikan di padang Flaminia, menggantikan situs pemujaan lokal yang dikenal sebagai "Apollinare". Pada masa Perang Punisia Kedua pada 212 SM, Ludi Apollinares ("Pesta Olahraga Apollonia") digelar utnuk menghormatinya. Pada masa kaisar Augustus, yang merasa bahwa dirinya berada di bawah perlindungan khusus Apollo dan bahkan disebut sebagai anak Apollo sendiri, pemujaan pada Apollo kian berkembang dan Apollo menjadi salah satu dewa penting di Romawi. Setelah Pertempuran Actium, yang berlangsung di dekat kuil Apollo, Augustus memperluas kuil Apollo, mendedikasikan sebagian harta ramapasan untuk Apollo, dan menyelenggarakan Pesta Olahraga Quinquennial untuk Apollo. Augustus juga mendirikan sebuah kuil baru untuk Apollo di Bukit Palatine. Persembahan dan pemujaan untuk Apollo dan Diana merupakan puncak dari Pesta Olahraga Sekuler, yang digelar pada 17 SM.
terimakasih infonya
ReplyDeleteberkunjung ya >>>
elise trouw
terimakasih
isi blog nya sangat menambah wawasan
ReplyDeletexl prioritas