Tuesday, May 20, 2014

Terjemahan Kitab Gnostik Barukh


Kitab Baruch (The Book of Baruch) berisi mitos gnostik Yahudi. Kitab ini berkisah tentang apa yang terjadi di Taman Eden, sama seperti yang tertulis di Alkitab maupun tradisi Yunani. Pengarang kitab ini tidak diketahui. Kitab Baruch merupakan salah satu literatur pada era awal berkembangnya gnostik, yang juga menjadi bagian penghubung antara kaum monoteis Yahudi dengan kaum gnostik.
Barukh

Sumpah untuk Menjaga Rahasia
 Apabila engkau ingin tahu, apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan apa yang tidak  pernah didengar oleh telinga, dan apa yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia dan yang mahatinggi melebihi semua yang baik; bersumpahlah untuk menjaga perintah rahasia ini. Bapa kami, yang daripada-Nya tampak kesempurnaan, telah menyimpan misteri rahasia keheningan. Dia telah bersumpah, dan dia tidak akan goyah. Beginilah sumpah  itu: ”Aku bersumpah demi salah satu dari kalian semua, yaitu yang Baik, untuk menjaga rahasia-rahasia ini, dan tidak mengatakannya kepada siapa pun, dan untuk tidak beranjak dari yang Baik kembali kepada ciptaan.”
Seketika kamu mengambil sumpah ini, kamu akan masuk kepada yang Baik dan akan melihat apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan apa yang tidak pernah didengar oleh telinga, dan apa yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia. Engkau minum dari air hidup, pencucian, mata air kehidupan yang terus-menerus memancar. Dari situ, terjadilah pemisahan antara air dengan air, air yang ada di bawah cakrawala menjadi kepunyaan ciptaan yang jahat. Yang ada di dalamnya adalah semua yang bersifat duniawi dan psikis  (psychical). Air yang ada di atas cakrawala menjadi kepunyaan yang Baik dan mereka semua hidup. Yang ada di dalamnya adalah roh dan kehidupan yang disucikan  seperti Elohim. Dia tidak goyah.
Tentang Pencipta
 Adalah tiga oknum yang tidak diciptakan oleh siapa pun. Merekalah yang mengatur alam semesta  (kosmos): dua laki-laki dan satu perempuan. Salah satu dari oknum laki-laki  disebut sebagai Yang Baik yang memiliki seluruh kebaikan dan  yang mengetahui segala sesuatu dari dulu hingga masa yang akan datang. Oknum laki-laki yang lain adalah Bapa dari semua makhluk yang diperanakkan di bumi, pemikiran tidak ada padanya, dia tidak dapat dipahami dan tidak dapat dilihat. Sedangkan oknum perempuan selalu marah. Dia tidak mengerti apa pun dan dia memiliki dua kepribadian dan dua tubuh. Seperti dalam mitos Herodotos, bagian atasnya perawan sedangkan bagian bawahnya berupa ular berbisa. Dia juga disebut sebagai Edem dan Israel. Itulah ketiga oknum alam semesta, tempat (akar dan kolam) di mana segala sesuatu berasal, dan bumi belum berbentuk dan kosong.
Ketika Bapa yang tidak mengerti sebelumnya melihat Edem yang masih perawan, dia menciptakan pembakaran untuknya, dan dia yaitu Bapa disebut sebagai Elohim, dan Edem turut terbakar untuk Elohim. Keinginan mereka menarik mereka kepada sebuah ikatan cinta. Dari hubungan ini, Bapa melahirkan untuknya dua belas malaikat melalui Edem. Malaikat-malaikat dari Bapa antara lain Michael, Amen, Baruch, Gabriel, Esaddaeus, [...]. (Dari hubungan itu pula, Edem melahirkan untuknya dua belas malaikat). Malaikat-malaikat dari Edem antara lain Babel, Achamoth, Naas, Bel, Belias, Satan, Sael, Adonaios, Kauithan, Pharaoth, Karkamenos, dan Lathen. Dari kedua puluh empat malaikat itu, keduabelas malaikat Bapa mengikuti seluruh perintah Bapanya. Sedangkan keduabelas malaikat Edem mengikuti seluruh perintah Edem, ibu mereka. Mereka semua berada di firdaus, seperti yang dikatakan oleh Musa: “Tuhan menciptakan firdaus di sebelah timur  Eden” di sebelah wajah Edem. Oleh karena itu, dia senantiasa menatap ke firdaus,  melihat malaikat-malaikatnya.
Malaikat-malaikat yang tinggal di firdaus disebut pula sebagai pohon-pohon. Pohon kehidupan adalah malaikat Bapa ketiga yang bernama  Baruch, sedangkan pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat adalah malaikat Edem ketiga yang bernama Naas.  Musa merahasiakan hal ini, karena tidak semua orang mampu menggenggam kebenaran.
Penciptaan Adam dan Hawa

Setelah firdaus diciptakan oleh cinta Elohim dan Edem, para malaikat Elohim mengambil sejumlah tanah terbaik di bumi (bukan yang berasal dari tanah yang kejam, yaitu bagian telanjang Edem, melainkan bagian atasnya, yaitu daerah yang beradab) dan dari tanah itu mereka menciptakan manusia, tetapi dari tanah yang kejam itu terciptalah makhluk-makhluk dan hewan-hewan buas.
Mereka menciptakan manusia sebagai tanda persatuan dan cinta mereka, dan mereka pun menaruh kekuatan mereka di dalam manusia itu. Edem memberi manusia itu jiwa, sedangkan Elohim memberi manusia itu roh. Adam, sang manusia merupakan materai dan kenangan cinta mereka, tanda persekutuan Edem dan Elohim untuk selama-lamanya.
Dan seperti yang dituliskan oleh Musa,  Hawa adalah gambar dan tanda, dan materai Edem untuk selama-lamanya. Edem memberi Hawa jiwa, sedangkan Elohim memberi Hawa roh. Kemudian mereka memerintahkan manusia: “Jadilah subur dan beranakcuculah dan penuhilah bumi.” Edem menyerahkan seluruh kekuatannya kepada Elohim, seperti mas kawin, dan hingga sekarang dilakukan seperti pernikahan (persekutuan) pertama. Seorang wanita akan datang kepada suaminya dengan mas kawin, seperti hukum kudus yang diwariskan secara turun-temurun yang dilakukan Edem kepada Elohim.
Para Malaikat Dipisahkan
 Seperti yang dikatakan Musa, ketika segala sesuatu diciptakan termasuk langit dan bumi dan segala isinya, keduabelas malaikat Edem terbagi menjadi empat penjuru. Setiap penjuru disebut sebagai sungai: Pishon, Gihon, Tigris dan Euphrates. Dari keempat penjuru ini, keduabelas malaikat mengelilingi dan mengatur alam semesta. Kekuasaan mereka ini berasal dari Edem. Mereka tidak berdiam di tempat yang sama, akan tetapi bergerak dari tempat satu ke tempat yang lain selama waktu tertentu sesuai dengan tugasnya masing-masing.
Ketika malaikat dari sungai Pishon memegang kekuasaan atas wilayahnya, kelaparan, kesusahan dan kesengsaraan melanda daerah itu. Hal ini terjadi karena ketamakan mereka. Dan di seluruh wilayah selalu muncul waktu-waktu kesialan dan bencana menurut kekuatan mereka masing-masing.
Sebuah mata air kejahatan muncul dan mengalir seperti sungai, terus menerus hingga menyelimuti bumi. Kehendak Edem menguasai keempat penjuru bumi.
Kenaikan Elohim
 Awal mula kejahatan adalah seperti ini: ketika Elohim dan Edem menciptakan  alam semesta dengan cinta mereka, Elohim memilih untuk naik ke langit tertinggi untuk melihat bahwa ciptaan mereka tidak sempurna. Dia membawa serta malaikat-malaikatnya naik bersamanya dan meninggalkan Edem di bawah, yang menjadi bumi dan menolak ikut bersama suaminya ke atas. Ketika Elohim tiba di batas langit, dia melihat cahaya yang lebih terang daripada matahari yang ia ciptakan, dan dia berkata: “Bukakan aku pintu gerbang, sehingga aku masuk dan mengucap syukur kepada tuhan.
Aku telah berpikir bahwa akulah tuhan! “Tidak lama kemudian, terdengar suara keras yang muncul dari cahaya itu, berbunyi: “Inilah pintu gerbang tuhan. Masuklah ke dalam melaluinya.” Pintu gerbang itu pun segera terbuka, dan Bapa, tanpa didampingi malaikat-malaikatnya, masuk menemui Yang Baik dan melihat apa yang tidak pernah dilihat oleh mata serta apa yang tidak pernah didengar oleh telinga serta apa yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia. Yang Baik berkata kepadanya: “Duduklah di sebelah kananku.” Kemudian Bapa berkata kepada Yang Baik: “Akan kumusnahkan alam semesta yang kuciptakan. Rohku berada di dalam orang-orang itu. Aku ingin mengambilnya kembali.
Kemudian Yang Baik berkata kepadanya: “Tidak ada yang keluar daripadaku akan berubah menjadi jahat. Karena cintamu  dan Edem, kalian menciptakan dunia. Biarkanlah Edem menjaga ciptaan itu sesuai dengan keinginannya, tetapi kamu tetaplah di sini bersamaku.”
Tanggapan Edem
Kemudian Edem mengetahui bahwa Elohim meninggalkannya. Dengan sedih hati, dia mengumpulkan para malaikat di sekitarnya dan mendandani dirinya supaya Elohim kembali kepadanya. Akan tetapi, oleh karena Elohim tinggal bersama Yang Baik, ia pun tidak bisa turun kepada Edem. Kemudian Edem memerintahkan Babel, yang berarti dewi Aphrodite, untuk menghasut dan memecah belah  umat manusia. Seperti Edem yang telah terpisah dari Elohim, maka roh Elohim yang ada di dalam diri manusia juga mengalami penderitaan seperti yang dirasakan Edem, istri yang ditinggalkannya. Dan Edem memberikan kuasa kepada Naas, malaikat ketiganya, untuk  menyiksa roh Elohim yang ada di dalam diri manusia, sehingga dengan ini roh Elohim juga tersiksa karenanya –dia yang telah meninggalkan Edem dengan melanggar perjanjian mereka sendiri.
Elohim Mengutus Baruch
 Ketika Bapa Elohim melihat hal ini, dia mengutus Baruch, malaikat ketiganya, untuk menghibur roh yang hidup di dalam diri semua manusia. Ketika Baruch datang, dia berdiri di antara malaikat-malaikat Edem, di tengah-tengah firdaus. Malaikat-malaikat firdaus mengelilingi dia yang berdiri di tengah-tengah mereka, dan dia memberi perintah kepada manusia: “Semua pohon yang ada di firdaus boleh dimakan buahnya, kecuali pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat.” Pohon itu adalah Naas
Kesebelas malaikat
 Edem pun mematuhi perintah itu, karena mereka juga memiliki keinginan untuk tidak melanggar perintah itu. Akan tetapi Naas melanggarnya. Dia menemui Hawa dan menggodanya serta melecehkan dia, hal ini merupakan dosa. Kemudian dia juga menemui Adam dan bermain bersamanya sebagai laki-laki, yang juga merupakan dosa.
Dari sinilah muncul dosa perzinahan dan perjantanan. Sejak saat itu, kejahatan dan kebaikan berkuasa atas manusia. Hal itu muncul dari satu sumber. Ketika bapa naik kepada Yang Baik, dia menunjukkan jalan kepada siapapun yang ingin naik mengikutinya; dan dengan meninggalkan Edem, dia menciptakan kejahatan untuk rohnya yang ada di dalam diri manusia.
Baruch Mencari Juruselamat
 (Suatu ketika) Baruch pergi menemui Musa dan melaluinya berbicara kepada bangsa Israel untuk kembali kepada Yang Baik, tetapi malaikat ketiga Edem, yaitu Naas menghalanginya. Oleh karena jiwa Edem yang diberikan kepadanya,  kepada Musa dan semua manusia, Naas melenyapkan perintah Baruch. Akan tetapi, hanya perintah Naas lah yang diperdengarkan, dan jiwa akan melawan roh begitu pula roh akan melawan jiwa. Jiwa adalah Edem, begitu pula roh adalah Elohim, dan masing-masing merupakan laki-laki dan perempuan.
Kemudian Baruch pergi menemui nabi-nabi yang lain supaya roh kehidupan yang ada dalam diri manusia mendengar dan meninggalkan Edem dan seluruh ciptaannya yang tercela, sama seperti Elohim meninggalkannya. Akan tetapi Naas, dengan cara lamanya menahan roh bapa sehingga roh itu dikalahkan oleh jiwa orang-orang yang sudah digoda olehnya, dialah yang merendahkan perintah Elohim yang diucapkan oleh Baruch.
Kemudian Baruch memilih seorang nabi dari kaum orang-orang tak bersunat, Herakles, dan mengutusnya untuk menaklukan keduabelas malaikat Edem dan membebaskan (roh) bapa dari keduabelas malaikat jahat Edem. Mereka adalah keduabelas pekerja yang menurut Herakles merupakan singa (lion), ular naga  (hydra), babi jantan  (boar), dan lain-lain. Nama-nama mereka adalah nama suku bangsa yang berasal dari kekuatan para malaikat Edem. Ketika kemenangan sudah hampir dicapai, Omphale, yang tidak lain adalah Babel atau Aphrodite menyerang dan menggoda dia serta merampas kekuatannya dan juga mengambil perintah Elohim yang dibawa oleh Baruch. Kemudian Omphale menutupi Herakles dengan jubahnya, kekuatan Edem, kekuatan yang berasal dari bawah. Semua usaha dan nubuat Herakles pun sia-sia.
Baruch Menemui Yesus
 Pada akhirnya, “Pada masa pemerintahan Herodes, ” Baruch diutus sekali lagi oleh  Elohim. Dia datang ke Nazareth dan menemukan Yesus, anak Yusuf dan Maria, sedang menggembalakan domba-dombanya. Waktu  itu Yesus berusia dua belas tahun. Baruch menceritakan kepada Yesus tentang segala sesuatu mulai dari permulaan, dari Edem dan Elohim dan dari segala sesuatu diciptakan. Baruch berkata: “Semua nabi-nabi sebelum engkau telah tergoda (dan gagal), tetapi Yesus, anak manusia, janganlah engkau tergoda.
Katakan kepada semua orang tentang Bapa dan Yang Baik, kemudian naiklah kepada Yang Baik dan duduklah bersama dengan Elohim, Bapa kita semua.”
Penyaliban Yesus dan Kebangkitannya
 Kemudian Yesus pun mematuhi apa  yang diperintahkan oleh malaikat itu. Dia berkata: “Wahai malaikat, aku akan melakukan semua yang engkau perintahkan.” Dengan ini, Yesus meneguhkan diri. Naas juga ingin menggodanya, namun dia tidak sanggup. Yesus tetap percaya kepada Baruch. Kemudian amarah Naas pun bangkit oleh sebab ia tidak mampu menggoda Yesus. Naas membuat Yesus disalibkan. Yesus meninggalkan tubuhnya kepada Edem dan naik ke tempat Yang Baik. Dia berkata kepadanya (Edem): “Wahai perempuan, inilah anakmu.

 

1 comment:

  1. Kitab Barukh tidak termasuk dalam kanonisasi Alkitab Protestan

    ReplyDelete