Wednesday, May 21, 2014

Asal Usul Paganisme dalam Hari Raya Hari Raya Kristen


Bagi kebanyakan orang—meskipun terdapat kajian yang cukup banyak mengenai hal ini—hubungan antara Paganisme dan Kekristenan terasa begitu jauh. Bahkan terdapat anggapan bahwa sesungguhnya kekristenan adalah pengganti dari keyakinan dunia kuno; dan dewa-dewa sesembahan pagan (Sebagaimana tersebut dalam Himne kelahiran Yesus karya Milton) melarikan diri ketakutan didepan Salib dan nama Yesus. Anggapan ini tentunya mendapat dukungan yang sangat besar dari pihak gereja; akan tetapi sebagaimana diketahui setiap unsur gerejawi, anggapan ini menyesatkan dan bertentangan dengan fakta yang ada. Doktrin-doktrin utama dan festival-festival kekristenan berasal langsung dari, dan berhubungan dengan ritus penyembahan Alam (Nature Worship) yang telah ada jauh sebelum kekristenan; dengan pembingungan dan pembohongan publik yang disengaja, kenyataan ini telah berlangsung tanpa disadari.
Dalam ritus-ritus penyembahan Alam (Nature Worship) dapat dilihat tiga bentuk keagamaan yang berkembang: (1) yang berhubungan dengan fenomena cakrawala, pergerakan Matahari, Planet-planet dan bintang-bintang, membuat orang-orang dunia kuno kagum dan takjub (2) yang berhubungan dengan musim dan pertumbuhan tanaman-tanaman sumber pangan di bumi; dan (3) yang berhubungan dengan misteri seks dan reproduksi. Tak bisa dipungkiri ketiga bentuk aliran keberagamaan ini berbaur dan saling mempengaruhi satu sama lain; namun sepanjang perbedaan ketiganya, aliran yang pertama memunculkan ide figur penyelamat dan mitologi matahari; aliran kedua memunculkan dewa-dewa alam dan penjelamaan alam dan kehidupan di bumi, sementara aliran yang terakhir memunculkan penyembahan dewa-dewa atau roh-roh dalam bentuk ritus seksual dan kelamin. Ketiga aliran di atas tentu saja memiliki ritual-ritual, dan upacara-upacara tersendiri; akan tetapi dapat dikatakan jarang tidak ditemukanya pengaruh dari dua aliran lain terhadap ritual-ritual dan upacara-upacara yang ada pada satu aliran.
Pada masa kemunculan Yesus dari Nazareth, dan beberapa abad sebelumnya, wilayah mediterania dan sekitarnya telah menjadi tempat berkembang pesatnya berbagai keyakinan dan ritual pagan. Terdapat ribuan kuil yang dipersembahkan untuk dewa-dewa seperti Apollo atau Dionisyious ditengah-tengah bangsa Yunani, Hercules ditengah-tengah bangsa Romawi, Mithra ditengah-tengah bangsa Pesria, Adonis dan Attis di Syria dan Phrygia, Osiris dan Isis di Mesir, Baal dan Astarte ditengah-tengah bangsa Babylonia dan Karthaginia, dan seterusnya. Masyarakat, besar atau kecil, merupakan kesatuan pemeluk yang taat dalam melayani dan melakukan upacara terhadap dewa-dewa sesembahan mereka, dan dalam menjalani kredo yang telah mereka ucapkan terkait dewa-dewa tersebut. Merupakan sebuah fakta cukup menarik bahwa meskipun terdapat perbedaan wilayah dan suku bangsa diantara orang-orang kuno dengan beragam kultus, sekaligus beragam ritual, secara garis besar pokok utama keyakinan serta upacara-upacara keagamaan mereka – meski tidak persis- cenderung sama
    Tentu saja saya tidak bisa merincikan kesemua kultus-kultus yang berbeda, namum secara garis besar dapat dikatakan bahwa hampis keseluruhan dewa-dewa yang disebutkan di atas dikatakan dan diyakini bahwa:
1.      Mereka dilahirkan pada atau mendekati hari Natal kita.
2.      Mereka dilahirkan dari Ibu Perawan.
3.      Dan di sebuah Gua atau ruang bawah tanah.
4.      Mereka menjalani hidup menderita sebagai manusia.
5.      Dan mereka dipanggil dengan sebutan Pembawa Terang, Penyembuh, Perantara, Juru Selamat, dan Sang Pembebas.
6.      Akan tetapi mereka dikalahkan oleh kekuatan kegelapan.
7.      Dan turun ke Neraka atau dunia bawah.
8.      Mereka bangkit kembali dari kematian, dan menjadi perintis jalan umat manusia menuju Surga.
9.      Mereka membentuk Jema’at Suci, dan Gereja dimana para jema’at diterima dengan cara dibaptis.
10.   Dan mereka diperingati dalam jamuan suci Eukaristi.
Berikut saya berikan beberapa contoh singkat.
Mithra lahir di sebuah gua pada tanggal 25th December [1]. Dia terlahir dari seorang perawan [2]. Dia mengembara sebagai seorang pengajar dan pencerah umat. Dia membunuh Bull. Festival agungnya diadakan pada saat titik balik matahri musim dingin dan equinox musim semi (Natal dan Paskah). Dia memiliki dua belas orang murid (keduabelas bulan). Dia dikuburkan disebuah kubur batu dan bangkit lagi dan kebangkitannya diperingati setiap tahun. Dia disebut Juru Selamat, dan Sang Perantara. Terkadang dia digambarkan dalam wujud anak domba; para pengikutnya mengadakan jamuan suci untuk memperingatinya. Legenda ini merupakan percampuran antara pandangan aliran agama matahari (Solar Myth) dan agama vegetasi (Vegetation) sama halnya dengan legenda mengenai Osiris.
     Osiris dilahirkan (sebagaimana yang dikata Plutarch) pada hari ke 361, yaitu 27 Desember. Seperti Mithra dan Dionysus, dia juga seorang pengembara. Sebagai Raja Mesir dia mengajarkan manusia ilmu bermasyarakat, dan menjinakkan mereka dengan music dan kelembutan bukan dengan paksaan senjata. Dialah yang menemukan jagung dan minuman anggur. Akan tetapi dia dikhianati oleh Typhon, penguasa kegelapan, dan dibunuh serta tubuhnya dipotong-potong. Ini terjadi sebagaimana dikatakan Plutarch hari ke-17 pada bulan Athyr, ketika matahari memasuki konstelasi scorpio (tanda zodiak yang menandakan kedatangan musim dingin). Mayatnya diletakkan di sebuah peti, namun pada hari ke-19 ia bangkit kembali dan sebagaimana dalam kultus pemujaan Mitha, Dionysus, Adonis dan lain-lain, wujud didalam peti mati diletakkan didepan para pemuja dan diberi hormat dengan ratapan gembira “Osiris telah bangkit” [3]
    Kedua legenda berikut ini lebih memiliki ciri-ciri keyakinan agama vegetasi (Vegetation Myth). Adonis atau Tammuz, dewa kesuburan bangsa Syria, adalah pemuda yang sangat tampan, lahir dari seorang perawan (Alam), dan begitu tampannya sehingga Venus dan Proserpine (Dewi dunia atas dan dunia bawah) jatuh cinta kepadanya. Untuk mendamaikan kedua dewi tersebut, disepakati selama setengah tahun (musim panas) Adonis menghabiskan waktu di dunia atas, dan setengah tahun lagi (musim dingin) bersama Porserpine di dunia bawah. Dia dibunuh oleh seekor babi hutan (Typhon) di musim gugur. Dan setiap tahunya para gadis meratapi Adonis (lihat Ezekiel 7:14). Pada musim semi kebangkitanya diperingati—para wanita keluar, dan setelah menemukan mayat yang dibuat boneka kayu di sebuah peti mati atau lubang kayu mereka mengadakan ritual liar dan meratap, selanjutnya diikuti dengan kegirangan akan kebangkitanya. Di Aphaca, Syria Utara, jalur antara Byblus dan Baalbec, terdapat sebuah hutan kecil dan kuil Astarte yang terkenal, didekat ngarai yang ditumbuh pepohonan, merupakan sungai tempat kelahiran Adonis—air mengalir dari gua dibawah batu karang yang tinggi. Menurut cerita, ditempat ini setiap tahunnya, Adonis muda mengalami luka lagi hingga mati, dan sungai dialiri oleh merah darahnya [4], sementara anemon berbunga merah tua diantara pohon cedar dan walnut.
    Cerita mengenai Attis cukup sama. Dia adalah seorang pemuda gembala tampan dari Phrygia, yang dicintai oleh Cybele (Demeter), Ibunya para dewa. Dia terlahir dari seorang perawan— Nana. Dia mati, dibunuh oleh seekor babi hutan, simbol musim dingin, seperti Adonis, atau dikebiri (seperti para pendetanya); dia terluka hingga mati dibawah pohon cemara (buah cemara merupakan simbol kesuburan). Pengorbanan dari darahnya yang tertumpah memperbaharui kesuburan bumi, dalam peringatan kematian dan kebangkitanya para pemujanya mengikatkan wujud Attis di batang pohon pinus (bandingkan dengan penyaliban). Pemujaan terhadap Attis berkembang dengan pesat dan menjadi Agama di Roma pada sa’at permulaan abad pertama masehi.
    Legenda mengenai Hercules dan Krishna memiliki ciri-ciri dari keyakinan Agama Matahari. Kedua pahlawan tersebut dianggap sebagai pembaharu spiritual umat manusia. Hercules atau Heracles , seperti para dewa-dewa matahari lainya, juga seorang pengembara. Dia dikenal di banyak negeri dia dianggap sebagai sang juru selamat. Dia secara misterius merupakan keturunan dari Bapa Surgawi; bahkan ketika masih di ayunan Herkules membunuh dua ekor ular yang dikirim untuk membunununya. Jasa-jasanya terhadap kemakmuran umat manusia diabadikan dalam dua belas simbol Zodiak. Herkules membunuh Singa Nemxan dan Hydra (keturunan Typhon) serta Boar. Dia mengalahkan Banteng Kreta dan membersihkan kandang kuda Augeas; dia menaklukkan kematian dan turun ke dunia bawah membawa Cerberus lalu naik ke surga.
    Mengenai Krisna, dewa bangsa India, terlahir dari seorang perawan (Devaki) di sebuah gua dan kelahiranya diumumkan oleh konstelasi bintang. Untuk menghancurkanya, seluruh bayi yang lahir waktu itu diperintahkan untuk dibunuh. Kemanapun Krisna pergi, dia selalu menampilkan mukjizat, dia membangkitkan orang mati, menyembuhkan penyakit lepra, orang buta dan tuli dan menjadi kawan bagi orang-orang miskin dan tertindas. Dia mempunyai seorang murid kesayangan bernama Arjuna. Terdapat perbedaan pandangan mengenai kematianya—ditembak oleh anak panah, atau disalib di pohon. Krisna turun ke neraka,bangkit dari kematian, dan naik ke langit dengan disaksikan banyak orang. Dia akan kembali pada hari penghabisan untuk menjadi hakim.
    Demikianlah bebererapa legenda mengenai pagan dan dewa-dewa pra kristiani. Ada dua point yang menjadi perhatian kita sejauh ini; pertama mengenai kesamaan cerita-cerita tersebut dengan kepercayaan mengenai Yesus Kristus; analogi cerita-cerita tersebut dengan fenomena Alam yang digambarkan dengan peredaran Matahari di langit dan perubahan vegetasi di bumi. Kesamaan legenda pagan dengan kepercayaan mengenai Yesus dalam tradisi kristiani telah menarik perhatian dan meresahkan para Bapa Gereja awal. Mereka tidak mengingkari adanya persamaan ini, ketidaktahuan bagaimana menjelaskanya membuat mereka mengeluarkan teori bahwa Iblis— untuk membingunkan pengikut Kristus—membuat orang-orang pagan mempraktekkan keyakinan dan ritual yang sama dengan kekristenan. Sebagai contoh, Justin Sang Martyr menggambarkan jamuan terakhir seperti yang diceritakan dalam Injil dan mengatakan. “Iblis jahat yang mana yang telah meniru ajaran Mithra, memerintahkan melakukan hal yang sama. Sebab, roti dan segelas air itu ditempatkan dengan mantra-mantra dari orang yang kau tahu atau pernah pelajari.” Tertullian juga mengatakan bahwa “Iblis dengan penyembahan agama-agama misterius bahakn meniru bagian ide agung mengenai misteri ilahi”...... “Dia membaptis pengikutnya dengan air dan meyakinkan mereka bahwa mereka telah disucikan.” ...” Mithra memberi tanda di kening para tentaranya; dia merayakan persembahan roti kepada Tuhan; dia menawarkan penebusan dan hadir dalam makhota dan pedang; dia memerintahkan para pendetanya hanya menikah satu kali; dia bahkan memiliki para biarawan dan biarawati.” Cortez juga berpendapat bahwa Iblis juga mengajarkan bangsa Meskiko ajaran pengikut kristus.
    Justin sang martir dalam dialognya dengan Trypho mengatakan bahwa kelahiran di kandang domba merupakan protype dari kelahiran Mithra di gua Zoroaster; dan kabar mengenaai Kristus lahir ketika matahari memasuki konstelasi Capricorn (disimbolkan dengan kandang kuda Augean)  merupakan kedatangan kedua Herkules untuk membersihkan dunia dari dari kejahatan. St Augustine berkata bahwa kita menganggap natal ini suci, tidak seperi bangsa pagan yang merayakan kelahiran matahari, tapi karena kelahiran dia yang menciptakan matahari.” Ada begitu banyak contoh tentang kemarahan para Bapa Gereja awal mengenai pekerjaan Iblis ini; tapi kita tidak akan membahasnya di sini. Akan tetapi, kita bisa melihat bahwa kritikan-kritikan dari para orang-orang ini merupakan bukti bagaimana dan sejauh apa perkembangan Kristen di permukaan bumi telah bercampur baur dengan kultus paganisme yang telah lama ada jauh sebelumnya.
    Tidaklah hingga menjelang tahun 530 M—lima abad setelah kelahiran kristus—ketika Biarawa Scythian, Dionysius Exiguss, biarawan sekaligus Astronom Roma, diperintahkan menetapkan hari dan tahun kelahiran Yesus. Dia menetapkan tanggal yang sekarang kita adopsi, dan hari dan tanggal 25 Desember—tanggal yang populer digunakan sejak 350 SM sebagai peringatan kelahiran dewa matahari. Dari fakta ini saja kita dapat menyimpulkan bahwa menjelang tahun 530 Pemujaan Alam (Nature Worship) telah berpengaruh besar terhadap kekristenan. Bahkan tanggal perayaan upacara paganisme waktu itu begitu terkenal sehingga orang-orang kristen harus meleburkan diri kepadanya. Contoh lain, Festival John Pembaptis pada bulan Juni berasal dari festival mandi suci pertengahan musim panas orang-orang pagan: hal yang sama dengan festival perawan Maria di bulan Agustus berasal dari festival Diana.
    Terdapat kelemahan mengenai perayaan Natal pada 25 Desember, tingginya hujan di daerah di Judea pada bulan itu tidak memungkinkan adanya gembala maupun kawanan ternak pada malam hari di padang Bethlehem. Useners mengatakan pada mulanya festival kelahiran Yesus dirayakan pada 6 Januari, tetapi pada tahun 353 Paus Liberius menggantinya ke tangaal 25 Desember..... tidak terdapat bukti mengenai perayaan kelahiran Yesus sebelum abad ke-empat Masehi. Barulah pada 543 M hari raya Natal disahkan secara legal pada 25 Desember.
    Hal membawa kita kepada analogi antara hari raya Kristen dengan peringatan fenomena tahunan dari Agama Matahari dan Vegetasi. Pertama mengenai Natal. Mithra, sebagaimana telah diuraikan di atas, dilahirkan pada 25 Desember (yang mana pada Kalender Julius dianggap sebagai hari titik balik matahari musim dingin dan hari kelahiran matahari); Plutarch mengatakan bahwa Osiris lahir pada hari ke 361, ketika munculnya sebuah suara menyuarakan datangnya Tuhan Semesta. Masih menurutnyalagi, Horus lahir pada hari ke 362 begitupun dengan Apollo. Kenapa ini semua? Kenapa Bangsa Druids pada malam natal menyalakan api unggun? Kenapa ayam mesti berkokok di malam natal ("The bird of dawning singeth all night long")? Kenapa Apollo terlahir hanya dengan sehelai rambut (matahari baru terbit dengan sinar yang lemah)? Kenapa Samson (namanya berasal dari Shemesh, matahari) kehilangan kekuatanya karena rambutnya dicukur? Kenapa begitu banyak dewa-dewa/ tuhan- Mithra, Apollo, Krishna, Jesus dll terlahir di gua atau ruangan bawah tanah?
    Mari kembali ke suatu waktu dimana tidak almanac atau kalender dalam bentuk apapun, , ketika manusia hanya dapat melihat sumber cahaya dan panas sebagai pergantian hari, sumber yang setiap harinya menghilang di bawah langit. Sebagaimana yang diketahui, terdapat tiga minggu di akhir tahun ketika siang terasa lebih singkat. Apa yang sedang terjadi? Sudah barang tentu tuhan telah jatuh ke dalam waktu-waktu pencobaan. Typhon, penguasa kegelapan, telah mengkhianati-Nya; Delilah, permaisuri malam, telah mencukur rambut-Nya; Boar telah melukai-Nya; Hercules sedang bertarung dengan maut; dia telah jatuh ke dalam pengaruh konstelasi kejahatan- Ular dan Scorpion. Akankah tuhan semakin lemah, dan dikalahkan ataukah Ia akan menaklukkan musuh-Nya? Dapat kita bayangkan bagaiaman kegelisahan orang-orang di waktu itu ketika pertama kali menyaksikan siang-siang kembali panjang; dan kebahagiaan mereka ketika Pendeta mengumumkan dari Kuil bahwa hari kembali panjang- bahwa sang Matahari telah terlahir.
    Mari kita lihat secara lebih dekat perkembangan ilmu pengetahuan di masa itu. Bagaimana tanpa bantuan Almanak atau kalender mereka bisa menentukan hari atau kemungkinan hari terlahirnya kembali Matahari? Keluarlah pada pertengahan malam natal, Anda akan melihat sebuah bintang cemerlang, Sirius, berkilau di langit selatan- bukan selatan dari Anda, tapi di sebelah kiri garis meridian. Sekitar tiga ribu tahun yang lalu bintang di titik balik musim dingin itu tidak berada di titik yang sekarang anda lihat, tetapi hampir perisi di garis meridian. Munculnya bintang Sirius pada pertengahan malam itu menjadi tanda bahwa Matahri telah mencapai titik terendah garis edarnya dan oleh karena itu telah berada pada titik waktu kelahiranya kembali. Terlepas dari pandangan orang-orang kuno tentang bentuk bumi, bukti menunjukkan bahwa kebanyakan mereka bahwa Dewa Matahari, setelah menerangi dunia sepanjang hari, menceburkan diri-Nya ke ufuk barat, dan tinggal di sana sepanjang malam-malam gelap di sebuah gua di bawah bumi. Di sini dia beristirahat dan setelah berendam di samudera besar dan memperbaharui selubung-Nya Ia kembali muncul di ufuk timur keesokan paginya. Tapi malam ini merupakan malam musim dingin yang panjang dimana dia mengalami titik terlemahnya, ketika seluruh dunia memohon dan berdo’a untuk kembalinya kekuatannya, bukti menunjukkan kelahiran matahari baru akan datang pada tengah malam. Ini merupakan jam-jam suci ketika di dunia bawah (kandang domba atau Gua atau apalah istilahnya) seorang anak dilahirkan dan ditakdirkan menjadi penyelamat manusia. Pada detik-detik itu, bintang Sirius berada di sebelah selatan meridian; dan bintang itu merupakan bintang timur yang disebutkan dalam Injil.
    Tak lama setelah tengah malam, pada 25 Desember, Putera Terkasih (atau putera tuhan/sun-god putera matahari) lahir. Jika kita rujuk kembali ke periode pada beberapa ribu tahun yang lalu, saat-saat kelahiran kudus, Sirius, muncul dari timur, berada pada meridian, kita juga akan menghadapi sebuah kebetulan astronomi yang mencengangkan. Karena pada waktu yang sama. Konstelasi zodiak virgo (perawan) sedang muncul, dan tampak jelas pada ufuk timur ditengah garis ufuk. Banyak ahli beranggapan bahwa kejadian ini merupakan penjelasan tentang  menyebarkan legenda mengenai kelahiran dari seorang perawan. Dalam kuil Denderah di Mesir, pada dinding kubahnya, terdapat lengkungan yang menggambarkan belahan langit sebelah utara dan Zodiak. Di sini Virgo digambarkan dengan seorang wanita memegang jagung di tangannya (Spica). Tapi pada bagian tepi kubah terdapat sebuah sosok —sosok Isis dan bayi Horus di pelukannya yang mirip dengan gambaran sosok Madonna and Child dalam kristen. Pemujaan Isis dan Horus masuk ke kristen pada abad pertama di Alexandria dimana menjadi tradisi pemujaan Perawan Maria dan bayi Yesus. Juga dalam tradisi Arab dan Persia pemujaan terhadap Abenezra dan Abuazara seorang perawan dengan anaknya juga digambarkan dengan sosok yang sama.

Disarikan dari : Pagan and Christian Creed, Edward Carpenter

________________________________________


No comments:

Post a Comment