Wednesday, September 14, 2016

Mengulas Sosok dan Sejarah Beelzebub

Beelzebub juga disebut dengan Ba‘al Zebûb atau Ba‘al Zəvûv (בעל זבוב) pada mulanya adalah sosok ilahi yang disembah di wilayah Palestina tepatnya di Ekron. Tidak ada banyak informasi mengenai sosok dewa beserta kultusnya ini, dan kata בעל זבוב muncul sebagai variasi Bahasa Ibrani dengan makna “Tuhan Lalat”. Awalnya, kata ini kemungkinan merujuk pada “Tuhan Tempat Tinggi (Zebul) atau tuhan penguasa suatu tempat Zebub. Istilah ini kemudia muncul dalam tulisan-tulisan kristiani untuk merujuk kepada sosok iblis. 

Dalam tradisi perjanjian lama, Raja Israel Ahazaia meminta tolong kepada BaalZebub, dewa Ekron, untuk menyembukannya dari cedera terjatuh. Nabi Elia kemudian mengutuknya karena tindakanya ini. Dalam tradisi Perjanjian Baru diungkapkan, Yesus dituduh oleh para penentangnya sebagai pengikut Beelzebub, “pangeran iblis”. Selanjutnya dalam periode sastra pertengahan, Beelzebub kemudian diyakini sebagai sosok kepala iblis di Neraka terkadan disamakan dengan setan. Sosok ini juga sering dikaitkan dengan ritual sihir dan penyebab kekacauan di Salem. (Salem witch trials).

Sumber Alkitabiah terawal mengenai Beelzebub terdapata dalam 2 Raja-Raja 12:6 dengan munculnya nama Ba’al Zebub. Diceritakan bahwa Ahazia raja Israel dan Ratunya Jezebel cedera parah setelah terjatuh. Mereka mengirim utusan untuk memohon kepada Ba’al Zebub dewa kota Ekron Palestine untuk memberi mereka kesembuhan. Mendengar kabar ini, Nabi Elia marah besar dan mengutuk Ahazia sebab berpaling dari Yahweh. 

Jika kata Ba’al Zebub pada mulanya merujuk pada “Penguasa Lalat”, alasan utama Ahazia meminta pertolongan padanya kemungkinan untuk menyingkirkan lalat-lalat yang terus mengerumuni luka cederanya. Dewa yang sama dalam artian penguasa lalat juga dipuja di Elis Yunanu dan pada beragam kebudayaan lainnya. Meski demikian, kata Baal Zebub kemungkinan memiliki makna “Penguasa Zebub” merujuk pada sebuah tempat karena frase serupa juga ditemukan dalam ayat perjanjian lama lain contoh Baal Peor yang berarti penguasa Peor. Selain itu muncul juga anggapan bahwa Ba’al zebub berarti Penguasa Tempat Tinggi, sosok ilahi yang dipuja pada kuil-kuil dipuncak bukit atau gunung.

Sosok Beelzebub yang sebelumnya merupakan sosok ilahi mengalami pergeseran drastis dalam tradisi perjanjian baru dimana nama ini sering dikaitkan dengan sosok setan. Kemungkinan peralihan ini merupakan pengaruh dari sumber tradisi Yahudi yang tidak diketahui asal-usulnya yang memberikan julukan pangeran iblis kepada Beelzebub. Kata Beelzebub digunakan juga dalam terjemahan Suryani Alkitab dan Latin Vulgata untuk merujuk pada sosok setan, sama halnya dengan Alkitab King James version. Dengan demikian, peralihan Beelzebu ke sosok setan berkembang biak di wilayah-wilayah dominasi kristiani. 

Beelzebu juga ditemukan dalam karya-karya apokrif. Pada kitab perjanjian Sulaiman Beelzebul muncul sebagai sosok pangeran iblis yang mengatakan bahwa sebelum kejatuhannya dia merupakan sosok malaikat surga mengurus bintang Hesperus, nama Yunanu untuk Venus, bintang fajar. Kutipan ini berhubungan juga dengan sosok Lucifer yang juga dijuluki bintang fajar. Dengan demikian, dugaan kesamaan sosok Beelzebul dengan iblis atau setan semakin kuat. Dalam tulisan itu, Beelzebul mengaku sebagai penyebab kehancuran melalui tirani, menggoda manusia memuja iblis, membangkitkan perasaan birahi pada para pendeta, menyebabkan kecemburuan dan pembunuhan, dan membawa peperangan. Dalam surat-surat pilatus atau dikenal juga dengan Injil Nikodemus, Beelzebul atau Beelzebub muncul setelah Yesus mengendalikan Pangeran Setan dan mengusirnya kembali ke Neraka. Dengan demikian, nama Beelzebul digunakan juga untuk Hades—personifikasi dunia bawah—sekaligus untuk julukan setan.

Pada karya-karya kristiani berikutnya, Beelzebub biasanya digambarkan sebagai sosok penguasa neraka. Dia diyakini berasal dari order malaikat Kerubim sebelum kejatuhannya. Menuru Okutis Johanees Wierus, Beelzebub merupakan letnan pemimpin ketika terjadi pemberontakan Lucifer di surga. Selain itu, Beelzebub juga ditempatkan sejajar dengan tiga malaikat utama yang jatuh yaitu Lucifer dan Leviathan, dimana dia dikaitkan dengan dosa kesombongan dan keserakahan. Dalam karyanya, Paradise Lost, Milton menempatkan Beelzebub sebagai tingkat dua Kerubim yang jatuh. Dia menulis, dari dia kecuali setan (Lucifer) memiliki tempat tertintinggi. Sosok ini juga dibentuk untuk menistakan trinitas agung yanitu Beelzebub, Lucifer, dan Astaroth. Pendeknya, sepanjang perjalana sejarah dan penafsiran manusia sosok Beelzebub yang sebelumnya merupakan sosok suci ilahi sembahan bangsa Palestina berubah menjadi sosok Iblis nista neraka.

3 comments: