Earendil melayari samudera pergi mencari tanah negeri Valinor. Pada akhirnya, ia berhasil sampai di negeri Abadi tanah para Valar tersebut. Dengan bantuan dan petunjuk Silmaril, ia memasuki kota para Valar demi kepentingan Manusia dan Peri dan bangsa Middle-earth untuk meminta pengampunan dan pertolongan agar para Valar membantu membebaskan penghuni Middle-earth yang kini terjajah oleh Morgoth. Earendil merupakan setengah peri, putera dari Idril dan Tuor serta cucu dari Turgon. Dia dibesarkan di Gondolin dan menikah dengan Elwing, puteri Dior dan cucu Luthien dan Beren. Para Valar tergerak oleh permohonan Earendil dan setuju untuk mengirimkan bantuan dari Valinor ke Middle-earth.
Pasukan besarpun dikerahkan dari Valinor ke Middle-earth. Pasukan Valar, Maiar, peri Vanyar dan sisa Noldor di Valinor bergerak menuju Middle-earth. Peri Teleri di Valinor tidak ikut berperang karena pertumpahan darah Alqualonde oleh Noldor yang belum bisa mereka lupakan. Pasukan besar Aman atau Valinor sampai di Beleriand dan bergerak menemui pasukan Morgoth di padang Anfauglith. Padang yang dulu hijau yang membentang antara utara daratan tinggi Dorthonion dan selatan Angband benteng Morgoth di pegunungan berkabut. Di sana, pasukan dari tiga suku kaum manusia bergabung dengan pasukan peri melawan Morgoth. Mereka dikenal dengan Edain. Pasukan Valar meluluh lantakkan orc Morgoth begitupun dengan Balrog mereka hancurkan dengan sedikit korban di pihak mereka.
Menghadapi akhir kekalahan dan dalam putus asanya, Morgoth mengerahkan senjata terampuhnya, Pasukan Naga Terbang, dengan Ancalagon si Hitam sebagai pemimpin mereka. Serangan para naga ini disertai dengan badai petir dan kobaran api. Mereka memukul mundur pasukan Valar dan hampir menghacurkan seluruh pasukan. Pada saat pertempuran hampir dimenangkan Morgoth, pasukan Elang Manwe di bawah pimpinan Thorondor datang membantu menyerang para naga. Mereka juga ditemani oleh Earendil. Earendil lalu membunuh Ancalagon si Hitam. Dan menurut cerita, dia membawa api putih berkilau Valinor bersamanya. Pada kejatuhannya, naga itu menghancurkan menara Thangordorodrim. Menara Morgoth yang dibangun setinggi gunung api di atas Angband.
Pada akhir peperangan, Morgoth berhasil ditangkap di dasar terdalam ruangan bawah tanah Angband dan kembali lagi dirantai dengan Angainor, rantai yang juga dulu mengikatnya dan dibuat oleh Vala Aule. Dua Silmaril di mahkota Morgoth diambil oleh Valar. Muak akan Morgoth, Valar memenjarakannya di balik Dinding Malam di belakang Dinding Dunia menuju Ketiadaan Tak Bermasa. Angbandpun dihancurkan. Kehancuran perang ini sangat besar. Hampir semua wilayah sebelah barat Pegunungan Biru hancur lebur dan tenggelam ke samudera. Berakhirlah riwayat tanah Beleriand, negeri subur para peri. Meskipun memenangkan peperangan, korban banyak berjatuhan di pihak Valinor. Banyak Peri, Manusia dan Kurcaci terbunuh oleh serangan naga. Para Peri yang tersisa diminta kembali ke Valinor oleh Eonwe, Maia pelayan Manwe, atas perintah Valar, begitupun dengan Peri Noldor yang dulu memberontak maupun Teleri yang dulu ketinggalan di jalan Ke Barat. Banyak dari Peri mematuhi perintah Eonwe ke Aman. Tapi ada juga yang menolak, mereka yang menolak ini pergi pindah ke wilayah timur.
Meskipun Morgoth, Sang Penguasa Kegelapan, telah dikalahkan, namun makhluk-makhluk keji yang telah dia ciptakan tidak semuanya musnah. Mereka tetap menjadi masalah bagi Middle-earth dan nantinya berada di bawah kendali Sauron. Pada mulanya di akhir peperangan, Sauron meminta kepada Eonwe agar ia diizinkan kembali ke Aman meminta ampunan dari Valar. Tapi Eonwe mengatakan padanya ia tidak berhak memberinya izin karena mereka sama-sama Maiar. Ia menyarankan Sauron berbicara sendiri kepada Manwe dan Valar lainnya. Takut akan hukuman dan keangkuhan yang telah menghitam di hatinya, Sauron menolak dan ia melarikan diri mempersiapkan diri menjadi penguasa kegelapan setelah Morgoth. Kejatuhan Morgoth ini menjadi penanda berakhirnya zaman pertama di Middle-earth
Pasukan besarpun dikerahkan dari Valinor ke Middle-earth. Pasukan Valar, Maiar, peri Vanyar dan sisa Noldor di Valinor bergerak menuju Middle-earth. Peri Teleri di Valinor tidak ikut berperang karena pertumpahan darah Alqualonde oleh Noldor yang belum bisa mereka lupakan. Pasukan besar Aman atau Valinor sampai di Beleriand dan bergerak menemui pasukan Morgoth di padang Anfauglith. Padang yang dulu hijau yang membentang antara utara daratan tinggi Dorthonion dan selatan Angband benteng Morgoth di pegunungan berkabut. Di sana, pasukan dari tiga suku kaum manusia bergabung dengan pasukan peri melawan Morgoth. Mereka dikenal dengan Edain. Pasukan Valar meluluh lantakkan orc Morgoth begitupun dengan Balrog mereka hancurkan dengan sedikit korban di pihak mereka.
Menghadapi akhir kekalahan dan dalam putus asanya, Morgoth mengerahkan senjata terampuhnya, Pasukan Naga Terbang, dengan Ancalagon si Hitam sebagai pemimpin mereka. Serangan para naga ini disertai dengan badai petir dan kobaran api. Mereka memukul mundur pasukan Valar dan hampir menghacurkan seluruh pasukan. Pada saat pertempuran hampir dimenangkan Morgoth, pasukan Elang Manwe di bawah pimpinan Thorondor datang membantu menyerang para naga. Mereka juga ditemani oleh Earendil. Earendil lalu membunuh Ancalagon si Hitam. Dan menurut cerita, dia membawa api putih berkilau Valinor bersamanya. Pada kejatuhannya, naga itu menghancurkan menara Thangordorodrim. Menara Morgoth yang dibangun setinggi gunung api di atas Angband.
Pada akhir peperangan, Morgoth berhasil ditangkap di dasar terdalam ruangan bawah tanah Angband dan kembali lagi dirantai dengan Angainor, rantai yang juga dulu mengikatnya dan dibuat oleh Vala Aule. Dua Silmaril di mahkota Morgoth diambil oleh Valar. Muak akan Morgoth, Valar memenjarakannya di balik Dinding Malam di belakang Dinding Dunia menuju Ketiadaan Tak Bermasa. Angbandpun dihancurkan. Kehancuran perang ini sangat besar. Hampir semua wilayah sebelah barat Pegunungan Biru hancur lebur dan tenggelam ke samudera. Berakhirlah riwayat tanah Beleriand, negeri subur para peri. Meskipun memenangkan peperangan, korban banyak berjatuhan di pihak Valinor. Banyak Peri, Manusia dan Kurcaci terbunuh oleh serangan naga. Para Peri yang tersisa diminta kembali ke Valinor oleh Eonwe, Maia pelayan Manwe, atas perintah Valar, begitupun dengan Peri Noldor yang dulu memberontak maupun Teleri yang dulu ketinggalan di jalan Ke Barat. Banyak dari Peri mematuhi perintah Eonwe ke Aman. Tapi ada juga yang menolak, mereka yang menolak ini pergi pindah ke wilayah timur.
Meskipun Morgoth, Sang Penguasa Kegelapan, telah dikalahkan, namun makhluk-makhluk keji yang telah dia ciptakan tidak semuanya musnah. Mereka tetap menjadi masalah bagi Middle-earth dan nantinya berada di bawah kendali Sauron. Pada mulanya di akhir peperangan, Sauron meminta kepada Eonwe agar ia diizinkan kembali ke Aman meminta ampunan dari Valar. Tapi Eonwe mengatakan padanya ia tidak berhak memberinya izin karena mereka sama-sama Maiar. Ia menyarankan Sauron berbicara sendiri kepada Manwe dan Valar lainnya. Takut akan hukuman dan keangkuhan yang telah menghitam di hatinya, Sauron menolak dan ia melarikan diri mempersiapkan diri menjadi penguasa kegelapan setelah Morgoth. Kejatuhan Morgoth ini menjadi penanda berakhirnya zaman pertama di Middle-earth
No comments:
Post a Comment