Satanisme merupakan sebuah bentuk pemujaan terhadap setan, iblis, atau kekuatan-kekuatan kegelapan. Satanisme tidak terbentuk sebagai sebuah organisasi atau gerakan yang menyatu dan tunggal. Beberapa bentuk aliran memang merupakan sebuah bentuk sekte keagamaan yang melibatkan penyembahan terhadap setan, akan tetapi beberapa lagi hanya merupakan praktik magic, pemikiran filosofis, serta gaya hidup. Semenjak awal abad ketujuhbelas, Gereja Katolik mengutuk para pendeta yang menggunakan kekuatan gaib dari Misa Suci untuk tujuan kejahatan, ini merubah sebuah kebijakan yang bisa dianggap sebagai pencetus muncul anggapan mengenai satanisme.
Anggapan satanisme sebagai pemujaan terhadap iblis berkembang pesat selama masa inkuisisi, ketika para pemburu penyihir dan demologis menyebarkan anggapan bahwa para penyihir memuja Iblis dan membuat perjanjian dengannya untuk menciptakan kerusakan serta malapetaka di dunia. Para musuh Gereja, seperti Ordo Ksatria Templar dan sekte yang tidak sepaham dengan gereja, dijatuhi tuduhan sebagai pemuja iblis, praktik sihir, serta bid’at atau sesat. Banyak dari mereka yang tertuduh mengaku dibawah pengaruh siksaan yang sangat keras.
Bentuk awal satanisme tidaklah diketahui kapan pasti kemunculannya. Terdapat sedikit bukti yang menunjukkan bahwa kegiatan pemujaan terhadap iblis telah ada sebelum abad ketujuh belas, ketika kala itu tren Misa Hitam (Black Mass) diminati oleh masyarakat. Black Mass yang paling terkenal bertempat di Perancis semasa pemerintahan Louis XIV. Ritual misa Hitam yang diadakan oleh selir raja itu, Madame de Montespan, dipimpin salah seorang Okultis bernama La Voisin dan seorang seorang pendeta Libertine berusia 67 tahun, Abbe Guiborg.
Tidak ada bukti kuat menunjukkan kegiatan satanisme pada abad ke delapan belas. Di Inggris, Hell-Fireclub, sebuah perkumpulan didirikan oleh Sir Francis Dashwood (1708-1781) sering dianggap sebagai praktik satanik, akan tetapi perkumpulan itu hanyalah sebuah perkumpulan untuk para pemuda yang ingin memuaskan nafsunya dengan minum-minuman, berhubungan seks dengan wanita yang berperan sebagai biarawati dan melakukan perbuatan-perbuatan kotor lainnya. Perkumpulan yang mereka sebut dengan Medmenham Monk mengadakan pertemuan secara rutin di rumah Dashwood selama kurun waktu 1750 hingga 1762. Dikatakan mereka mengadakan Black Mass, akan tetapi diragukan kalau Black Mass yang mereka adakan sebuah ritual satanik sungguhan. Grup yang sama adalah perkumpulan Brimstone Boy dan Blue Blazer of Ireland.
Salah seorang satanis yang terkenal pada abad ke-19 adalah Abbe Boullan dari Perancis, yang menjadi kepala Gereja Carmel, Gereja yang mempraktikkan ilmu hitam dan ritual pengorbanan bayi dalam misanya. Gereje Carmel didirikan oleh Eugene Vintras, seorang pensiunan pekerja pabrik kartu di Tilly-sur-Seule. Tahun 1839, Vintras mengatakan dia menerima surat dari Archangel Michael disertai dengan penglihatan archangel, Ruh Kudus, St Joseph dan Perawan Maria. Dia diberitahu bahwa dia merupakan reinkarnasi dari nabi Elia, dan dia akan mendirikan sebuah ordo keagamaan baru serta menyatakan datangnya era pemerintahan Ruh Kudus. Dia juga diberiatahu bahwa raja perancis yang sebenarnya adalah seorang pria yang bernama Charles Naundorf.
Vintras berkeliling di kampung-kampung menyebarkan ajaran barunya dan mendapatkan para pengikut di antaranya termasuk para pendeta. Perayaan Misa diikuti dengan ritual persembahan Piala Kosong berisi darah dan noda darah pada Eukaristi. Menjelang tahun 1848, gerakan ini diketahui dan mendapat kutukan dari Paus. Tahun 1851, dikatakan oleh mantan pengikutnya bahwa Vintras mengadakan Black Mass (Misa Hitam) dengan telanjang, praktek homoseksual, dan masturbasi bersama ketika mereka memanjatkan pujian di altar.
Tak lama sebelum kematiannya tahun 1875, Vintras berteman dengan Boullan yang mendirikan perkumpulan pecahan dari Gereja Karmel setelah kematian Vintras. Dia memimpin perkumpulan itu selama 18 tahun hingga kematiannya, meskipun dia tetap mempertahankan praktik-praktik kesalehan, tapi secara diam-diam dia tetap mengadakan ritual satanik. Boullan terobsesi dengan satanisme dan kejahatan semenjak dia berusia 29 tahun, ketika dia menjadikan seorang biarawati Adele Chevalier sebagai kekasih gelapnya. Chevalier meninggalkan biara dengan melahirkan dua orang anak haram, dan bersama dengan Boullan dia mendirikan Perkumpulan Perbaikan Jiwa. Boullan memiliki spesialisasi mengusir iblis dari tubuh orang kerasukan dengan cara yang tidak biasa, seperti memberi makan korban kerasukan makanan yang merupakan campuran dari kotoran manusia dan Eukaristi. Dia juga mengadakan Black Mass. Pada 8 Januari, 1860, dia dan Chevalier dilaporkan mengadakan Black Mass dengan mengorbankan salah satu putera mereka.
Menjelang pertemuannya dengan Vintras, Boullan menyatakan dirinya sebagai reinkarnasi dari St. Yohanes Pembaptis. Dia mengajarkan para pengikutnya teknik-teknik hubungan seksual serta mengatakan bahwa dosa asal Adam dan Hawa dapat ditebus melalui hubunga seks dengan incubi maupun succubi. Dia dan para pengikutnya juga dikatakan melakukan hubungan seks dengan ruh-ruh orang yang telah mati di antaranya dengan Kaisar Antonius yang Agung. Perkumpulan Boullan disusupi oleh dua Rosicrusian (orang yang mempelajari metafisika, mistis, dan alkemis), Oswald Wirth dan Stanislas de Guaita, yang menulis sebuah laporan tentang perkumpulan itu yang berjudul Kuil Setan. Dikatakan bahwa Boullan dan de Guaita terlibat dalam perang sihir. Boullan dan temannya, novelis J.K Huysmans, mengatakan dia diserang oleh iblis. Ketika Boullan jatuh sakit dan meninggal karena sakit jantung pada 3 Januari 1893, Huysmans meyakini itu karena ulah mantra sihir jahat dari de Guaita. Dalam novelnya, La-bas (Dibawah Sana), Huysman memasukkan cerita Black Mass, yang menurutnya berdasarkan apa yang dilihatnya pada salah satu grup satanis di Paris, pada penghujung abad 19. Dia mengatakan bahwa misa itu dibaca dengan terbalik, salib dipasang terbaling, Eukaristi dinajiskan dan ritual diakhiri dengan pesta seks.
Pada awal abad ke-20, Alester Crowley dipercaya terlibat dalam satanisme. Meskipun dia menyebut dirinya “Sang Monster”; menggunakan kata Hidup, Kasih, dan Terang sebagai setan; dan pernah membaptis serta menyalib seekor kodok sebagai Yesus, dia bukanlah satanis tetapi seorang magician dan okultis.
Pergerakan satanisme modern bermula pada tahun 1960an, di Amerika Serikat, di bawah pimpinan Anton Szandor Lavey, sesosok pria pintar, cerdikdan kharisma. Tahun 1966, Lavey mendirikan Gereja Setan di San Fransisco. Terlahir 11 April 1930 di Chicago, Lavey menyatakan nenek moyangnya adalah bangsa Alsatia, Georgia, Romania termsuk nenek gypsinya dari Transylvania. Di masa kanak-kanak, dia belajar musik dan tertarik dengan Okult. Dia menikah dengan istri pertamanya Carole, tahun 1951; mereka dianugerahi satu anak, Karla. Dia mulai mengadakan kelas Okultisme setelah dia berhenti bekerja sebagai fotografer kepolisian San Fransisco. Dari kelas-kelas ini terbentuk lingkaran Magic, yang berkumpul untuk mengadakan ritual yang disusun Lavey atau ditemukan dalam sumber-sumber sejarah Knight Templar, Hell-Fire Club, Ordo Hermetic dan Aleister Crowley.
Lavey bercerai dengan Carole tahun 1960 dan menikahi Diane, 17 tahun, yang bekerja sebagai pelayan pada pertemuan Okultisnya. Mereka mempunyai seorang puteri, Zeena. Dari tahun 1960-1966, Lavey mengembangkan filsafat satanisnya. Dia beranggapan bahwa Iblis sebagai kekuatan kegelapan tersembunyi di alam mengatur kehidupan bumi. Sifat alami manusia adalah, nafsu, kesombongan, hedonime, dan keteguhan, sifat-sifat yang membawa mereka menuju kemajuan peradaban. Kehendak raga tidaklah mesti ditolak tetapi dinikmati. Orang-orang yang menghalangi seseorang mencapai apa yang dia inginkan haruslah dikutuk.
Pada Walpurgisnacht (30 April) 1966, Lavey mencukur kepalanya dan mengumumkan pendirian Gereja Setan. Dia menggunakan wanita telanjang sebagai altar. Istrinya Diane menjadi pendeta agungnya. Dia membaptis Zeena. Sementara puterinya, Karla, memberkan ceramah dan kuliah satanisme di kampus-kampus. Lavey mengajarkan antiestablishmentarinism, pemuasan nafsu, segala bentuk kesenangan dan dendam. Musuh harus dibenci dan dimusnahkan. Seks diagungkan. Dia tidak memasukkan Black Mass dalam ritualnya karena menurutnya ketinggalan jaman. Gereja setan diatur berbentuk gua-gua kecil. Pentagram terbalik dengan kepala kambing, Baphomet, dipilih sebagai simbol. Lavey menggunakan Enochian sebagai bahas magis untuk ritualnya.
No comments:
Post a Comment