Himne atau gita puja dan juga kidung pujian adalah sejenis nyanyian pujaan, biasanya pujaan ditujukan untuk Tuhan atau Dewa. Kata "himne" sendiri diserap dari bahasa Yunani ὕμνος hymnos "gita puja", yang berasal dari akar kata Proto-Indo-Eropa *sh2em- "menyanyi" dan berkerabat dengan kata Hitit išḫamai "ia menyanyi" dan Sanskerta sāman "nyanyian". Adapun kidung pujian terhadap jajaran dewa-dewi Yunani bisa ditemukan dalam koleksi Kidung Orpheus atau Himne Orpheus (Orphic Hymns/ Ορφικοί Ύμνοι, ΟΡΦΙΚΟΙ ΥΜΝΟΙ). Himne atau kidung orpheus ini merupakan kumpulan dari 87 himne atau kidung pujian untuk para dewa yang digunakan dalam ritual Mistis Hellesnismos, agama Yunani kuno. Koleksi kidung dari himne tersebut dipercaya ditulis oleh Orpheus, salah seorang tokoh terkenal dalam mitologi Yunani. Akan tetapi para ahli berpendapat himne ini ditulis oleh beberapa penulis yang tidak dikenal. Para pengikut tradisi orpheus menyakin Himne atau kidung pujian orpheus berkisar berusia 10.000 tahun. Namun para ahli berpendapat himne in ditulis antara kisaran abad ke 6 SM hingga 4 SM. Sebagian berpendapat himne tersebut ditulis lebih awal dari perkiraan sebelumnya mengingat tidak ditemukanya pengaruh tradisi Judeo Kristen dalam himne itu. Mead dalam bukunya Orpheus menyatakan bahwa Himne Orpheus ditulis pada zaman Pelasgic Greece (Kurun waktu sebelum kedatangan bangsa Mediterania di Yunani).
Berikut adalah lima buah Himne atau kidung pujian ditujukan kepada lima dewa Yunani yang ditemukan dalam Himne Orpheus.
Kidung Triton
Berikut adalah lima buah Himne atau kidung pujian ditujukan kepada lima dewa Yunani yang ditemukan dalam Himne Orpheus.
Kidung Triton
Dengarkan kami, Wahai Penguasa Lautan Dalam, yang punya lengan melingkung bumi
Di istana dasar samudera bersenjatakan trisula emas
Engkau yang berkuasa atas bentangan samudera luas
Aku memanggil kedatanganmu sang penunggang buih-buih ombak
Air bergelombang dari rambut samuderamu
Suaramu bergema melalui geraman gelombang
Menghempaskan ombak di pasir pantai berbuih
Tunggangi kudamu melintasi samudera menggelegar
Wahai triton, ombak tunduk padamu di padang berair
Takdir telah memberi kuasa terhadap semua penghuni dalam samudera
Dengan semilir anginmu
Menghembuskan perahu pemujamu yang tengah berlayar
Anugerahi kami dengan kedamaian dan kesejahteraan
Dan berikan kami anugerahmu yang berlimpah bak buih ombak
Kidung Eros
Aku memanggil Eros yang agung, mata air dari semua kesenangan,
Suci dan Murni, Berpanahkan asmara, Bersayapkan nafsu membara,
Menebar api cinta di antara dewa dan manusia,
Suka bermain dan berhati-hati, Penjaga kunci Surga dan Dunia, Langit dan Samudera,
Penjaga benih Demeter yang menjamin kelangsungan hidup manusia,
Penjaga Tartarus gelap dan Padang Elysia
Hamparan dunia dan samudera dalam
Segenap penghuni alam mematuhimu, yang berkuasa dengan putaran semesta
Datanglah, Kuasa Berkat, nyalakan api rahasia kami,
Lenyapkan segenap nafsu angkara dari pemujaan suci ini
Kidung Dionysus
Dionysus aku memanggilmu, Agung dan Mulia, Dewa Sukacita, Berwujud lipat dua
Aku nyanyikan nama-Mu, Putera Sulung, Penguasa Penikmat Anggur
Pedesaan, Sang Murni, Yang tak terlukiskan, Yang samar, Bertanduk dua, Bermahkota sulur bunga
Berwajah banteng bertopeng perang, Pembawa Anggur
Penasihat bijak, Yang dipuja tiga tahunan
Yang dihiasai daun-daun anggur, yang digilai Ratu Dunia Bawah
Dionysus Sang Abadi, dengarlah lantunan pujian para pemuja-Mu
Anugerahkan kami kenikmatan dan kesenangan
Dan bersama pengadilmu Maenad, dengarlah do’a kami
Kidung Adonis
Wahai Ruh Agung yang memiliki banyak nama dengarlah do’aku, wahai pecinta berambut emas dari padang gurun
Yang menganugerahkan segala kenikmatan, Segenap Hasrat, Memiliki banyak rupa, pria dan wanita, Adonis yang tampan dan rupawan
Engkau bangkit dan hadir dengan wujud sangat menawan, Engkau sang kemuliaan langit
Wahai yang menawan memilik dua tanduk, banyak meratap padamu
Kekasih tampan Aphrodite, yang bersuka cita dalam pemburuan, pemilik segenap kerupawanan,
Putera Persephone,
Takdir memaksamu kembali ke bawah menuju istana Ibu-Mu
Namun kau akan kembali muncul melintasi kilauan langit. Keagungan-Mu kan kembali terbit.
Datanglah, Adonis Yang Diberkati, Persembahkan Kenikmatan Bumi di dalam nyala api suka cita ini
Kidung Hades
Dibawah bukit berselubung gelap, di bawah padang bergua, kerajaan Hades berdiri.
Hades Sang Pemegang Kunci Bumi
Dengarlah dengan telinga sucimu, bukakan gerbang kristal adaman istanamu dan anugerahkan berlimpah rezeki untuk kami.
Segenap manusia berdoa pada-Mu, dan Engkau mengabulkannya dengan limpahan harta di ruang rahasiamu.
Dewa penguasa tahta dunia bawah, takdir umat manusia bergantung pada keputusan di tahtamu
Yang jauh, tak dikenali, dimana kegelapan berkuasa, dan para penunggang maut dan ruh-ruh pucat bertempat tinggal
Di kedalaman terselubung Acheron yang mengerikan, di tempat pasak bumi dikokohkan
Engkau pemutus takdir orang-orang mati dengan rundingan Ratu Persephone, Permaisurimu.
Dengan kereta hitammu di tarik kuda melintasi bawah bumi di gua persembunyian Attis,
Engkau penyedia lindungan ruh manusia di tengah jantung Gaia, di dalam rahim gelap bumi
Bapa Dionysus sang pemikat, Engkaulah sang penulis, hadir dan dikenal.
Guru ajaran rahasia, Pecinta yang bersuka cita, Kuasa para semua raja, Pemberi harapan suci,
Yang dipuja dalam kidung-kidung kudus,
Perkenankan persembahan para pendetamu
Dan datanglah bersuka cita karena pemujaan ini untukmu
No comments:
Post a Comment