Monday, May 26, 2014

Terjemahan Bahasa Indonesia Enuma Elish Mitologi Penciptaan Babilonia


           
Enuma Elis adalah salah satu mitos penciptaan yang berasal dari Babilonia. Ini ditemukan oleh Austen Henry Layard pada tahun 1849 (dalam bentuk terpisah-pisah) di Perpustakaan Ashurbanipal di Niniwe (Mosul, Irak).  Enuma Elis memiliki sekitar seribu baris dan dicatat dalam Bahasa Akkadia pada tujuh tablet tanah liat, masing-masing memiliki antara 115 dan 170 baris teks. Sebagian besar dari Tablet V tidak pernah pulih, ada kekosongan dalam manuskrip namun secara keseluruhan teks selesai. Salinan duplikat dari Tablet V telah ditemukan di Sultantepe, Huzirina kuno, dekat kota modern Şanlıurfa di Turki. Epik ini adalah salah satu sumber yang paling penting untuk memahami pandangan dunia Babel, berpusat pada supremasi Marduk dan penciptaan manusia untuk pelayanan para dewa. Tujuan utamanya asli, bagaimanapun, tidak sebuah eksposisi teologi atau Theogony tetapi elevasi Marduk, kepala dewa Babel, di atas dewa-dewa Mesopotamia lainnya. Enuma Elis ada dalam berbagai salinan dari Babel dan Asyur. Versi dari tanggal perpustakaan Ashurbanipal terhadap abad ke-7 SM. Komposisi teks mungkin ada pada tanggal di Zaman Perunggu, dengan waktu Hammurabi atau mungkin awal era Kassite (kira-kira 18 sampai 16 abad SM), meskipun beberapa peneliti kemudian mendukung pada tahun 1100 SM. Selain dari tujuh lembaran tanah liat tentang legenda penciptaan, legenda penciptaan bangsa Babilonia juga ditemukan pada beberapa sumber lainnya yang dikenal dengan nama ‘Bilingual’ dan menurut catatan Berosus, pendeta agama Baal, yang ditulis dalam bahasa Yunani., .
A.    Legenda penciptaan menurut Bilingual

Sebelum kita masuk kepada Tujuh Prasasti Penciptaan (Seven tablet of creation), terlebih dahulu saya ingin membahas tentang legenda penciptaan bangsa Babilonia menurut ‘Bilingual’. Berikut terjemahan lengkapnya. ( ....)  berarti informasi ketidalengkapan pada naskah yang ditemukan.
1.      Bait suci, rumah para dewa di tempat kudus belum diciptakan.
2.      Belum ada alang-alang yang tumbuh, belum ada pepohonan yang dijadikan.
3.      Belum ada batu bata yang dibakar, belum ada tembok bata yang ditegakkan.
4.      Belum ada rumah yang dibangun, belum ada kota yang didirikan.
5.      Belum ada kota yang dijadikan, belum ada makhluk  yang dirajakan.
6.      Kota Enlil (Nippur) belum dijadikan, E-Kur belum didirikan.
7.      Erech belum dijadikan, E-Anna belum didirikan.
8.      Jurang dalam dunia bawah belum dijadikan, Eridu belum didirikan.
9.      Bait Kudus, rumah kediaman belum dibangun.
10.  Semua daratan tertutup air lautan.
11.  Waktu itu ditengah samudera luas muncul sebuah bentuk seperti palung dalam.
12.  Waktu itu Eridu diciptakan, dan E-Sagil dijadikan.
13.  E-Sagil ada ditengah dalam samudera dimana Dewa Luga-Dul-Azaga bertempat tinggal.
14.  Babilonia diciptakan, E-sagil selesai dibangun.
15.  Para dewa Annunaki diciptakan dalam waktu bersamaan.
16.  Mereka menyatakan keagungan kota suci itu, tempat tinggal sukacita mereka.
17.  Marduk membentangkan permadani lumpur diatas permukaan air.
18.  Dia membuat adonan dari bumi dan mencetaknya diatas permadani rumput rawa.
19.  Untuk menjadikan tempat tinggal untuk para dewa.
20.  Dia menciptakan manusia.
21.  Dewi Arru bersamanya menciptakan benih umat manusia.
22.  Dia menciptakan semua binatang di hutan dan semua makhluk hidup di padang.
23.  Dia menciptakan Sungai Idiglat (Tigris) dan sungai Purratu (Eufrat), dan menempatkan mereka pada tempatnya.
24.  Dia memberikan mereka nama.
25.  Dia menciptakan rumput, tanaman rawa-rawa, biji-bijian dan semak belukar.
26.  Dia menciptakan tanaman hijau di padang,
27.  Daratan, rawa-rawa, dan paya,
28.  Sapi liar dan anak yang dibawaanya, domba dan anak yang dibawanya,
29.  Tanah perkebunan dan semak belukar.
30.  Kambing jantan dan kambing gunung (.......)
31.  Dewa Marduk menumpuk bendungan di atas lautan dan menyebutnya daratan.
32.  Dia  (......) rawa, dia menjadikan paya.
33.  (..........) dia jadikan.
34.  Alang-alang dia tumbuhkan, dan pohon dia jadikan.
35.  (......) pada tempat yang dia ciptakan.
36.  Batu bata dia bakarkan, tembok bata dia tegakkan.
37.  Rumah dia bangunkan,  kota-kota dia dirikan.
38.  Kota-kota dia dirikan, makhluk hidup di dalamnya dia tempatkan.
39.  Nippur dia jadikan, E-Kur dia dirikan.
40.  Erech dia jadikan, E-Anna dia dirikan.

B.     Legenda Penciptaan Babilonia Menurut Catatan Belorus, Pendeta Agama Baal
Pada suatu waktu tidak ada yang ada kecuali kegelapan dan jurang samudera dalam, dimana didalamnya berdiam banyak makhluk-makhluk yang sangat mengerikan, yang berkembang biak membelah diri. Disana muncul manusia, beberapa dari mereka diperhias oleh dua buah sayap, yang lainnya empat sayap, dan dengan dua wajah. Mereka mempunyai satu tubuh tetapi dua kepala; satu kepala pria dan satu lagi wanita; dan kedua bentuk tubuh mereka sama seperti pria dan wanita umumnya. Sosok manusia lain tercipta dengan kaki dan tanduk kambing; beberapa memiliki kaki kuda; sementara yang lainya kaki keatas berwujud manusia dan kebawah kuda. Lembu juga diciptakan berkepala manusia; dan anjing berkaki empat, dengan ekornya seperti ekor ikan yang besar. Pendeknya, ada banyak makhluk yang merupakan percampuran wujud dari berbagai jenis binatang. Semua wujud  mereka diabadikan pada gambar-gambar di kuil Baal di Babilonia.
[PENAKLUKKAN RATU DUNIA BAWAH]
Orang , yang menguasai mereka, adalah seorang wanita bernama OMOROCCA (dalam bahasa Kaldea adalah THALATTH; dan Yunani adalah THALASSA, laut; namun terkadang ditafsirkan pula sebagai bulan).  Semua makhluk berada dalam keadaan seperti itu, Baal muncul, dan memotong tubuh wanita itu: dari sebagian tubuhnya dia menciptakan bumi dan sebagian lagi menciptakan langit; pada waktu itu Baal juga memusnahkan semua binatang yang ada bersama OMOROCCA.
[PENCIPTAAN MANUSIA]
Selama beberapa lama, seluruh bumi ditutupi oleh embun, dan binatang diciptakan dari embun tersebut, dewa yang disebutkan diatas menaggalkan kepalanya: sementara dewa-dewa lain mencampurnya dengan darah, ketika darahnya memancar, dengan bumi dari situ terciptalah manusia.
[BAAL MENCIPTAKAN ALAM SEMESTA]
            Baal kemudian memisahkan gelap dari terang, dan memisahkan langit dari bumi, dan meletakkan alam semesta menurut susunannya. Akan tetapi binatang yang tidak dapat menahan pancaran sinar terang mati. Karenanya, Baal, melihat hamparan luas bumi tak berpenghuni, memerintahkan salah seorang dewa menanggalkan kepalanya, dan mencampur darahnya dengan bumi; serta dari sana diciptakan binatang dan manusia lain yang memiliki kemampuan menahan pancaran sinar terang. Baal juga menciptakan bintang, matahari, dan bulan serta lima planet.
C.     Tujuh Lembaran Tanah Liat Tentang Penciptaan (Seven Tablets of Creation)
[LEMBARAN PERTAMA]

1.      Ketika itu langit belum diberi nama.
2.      Dan bumi dibawahnya belum dikenali.
3.      Apsu, makhluk yang paling tua, adalah leluhur mereka.
4.      “Mummu” Tiammat, yang melahirkan setiap dari mereka semua.
5.      Samudera bersatu membentuk hamparan luas.
6.      Daratan belum ditakarkan, rawa paya belum dibentangkan.
7.      Ketika itu belum ada dewa yang paling berkuasa.
Apsu. Tiamat, dan Mummu Berunding
8.      Belum ada nama yang diberikan, belum ada takdir yang digariskan.
9.      Para dewa muncul di tengah-tengah mereka.
10.   Dewa Lahkhmu dan Dewi Lakhamu tercipta, begitu mereka dikenali.
11.  [bersama] mereka tumbuh besar, dan bertambah tinggi.
12.  Anshar dan Kinshar tercipta, dan juga dewa dewa lainnya.
13.  Berhari-hari berlalu, tahun-tahun semakin panjang.
14.  Dewa Anu, putera mereka, setara dengan ayahnya [diciptakan].
15.  Dewa Anshar menjadika putera sulungnya Anu menurut gambar dan citranya.
16.  Dan dewa Anu memperanakkan Nudimmud (Ea) menurut gambarnya pula.
17.  Dewa Nudimmud adalah yang pertama diantar leluhurnya.
18.  Diberkahi dengan hikmat, dia yang bisa berpikir secara bijak, sang pembicara.
19.  Berlimpah dalam kekuatan melebihi bapanya Anshar yang memperanakkannya.
20.  Tak memiliki tandingan diantara dewa-dewa, para saudaranya.
21.  Perseteruan diantara para dewa muncul.
22.  Tiamat cemas dan dia (........) penjaga mereka.
23.  Perutnya ia gerakkan menuju kegelapan terdalamnya.
24.  Apsu (Penguasa Samudera) tak dapat meredam pertengkaran mereka.
25.  (.............................................)
26.  Dan Tiamat mengumpulkan seluruh bagian tubuhnya.
27.  Dia menghembuskan angin topan dan pekerjaan mereka (......)
28.  Jalan mereka tidak bagus, (.......)
29.  Tatkala itu Apsu, leluhur dewa-dewa agung,
30.  Berteriak memanggil Mummu, pelayannya, dan berkata padanya
31.  “Wahai Mummu, pelayanku, yang membuat hatiku bersuka cita,
32.  Kemarilah, kepada Tiamat kita akan berkunjung.”
33.  Mereka pergi mendatangi Tiamat, dan berbaring [di divan] menghadap Tiamat.
34.  Bersama mereka berunding mengenai para dewa (anak-anak mereka).
35.  Apsu merangkai kata-kata dan berbicara,
36.  Kepada Tiamat, Sang Kudus, dia menerangkan persoalan itu , (berkata),
37.  “ (..........) jalan mereka (.........)
38.  Sepanjang hari aku tak merasakan kedamaian, sepanjang malam aku tak merasakan ketenangan.
39.  Sungguh aku akan menghabisi mereka, aku akan memusnahkan mereka.
40.  Akan ada suara ratapan, barulah kita akan merasakan ketenangan.
41.  Tiamat mendengarkan kata-kata ini
42.  Menjadi murka dan membentak suaminya,
43.  (............) menuju kesakitan. Dia diliputi kemurkaan,
44.  Dia menuturkan kutukan kepada mereka (Apsu berkata)
45.  “Apapun yang telah kita jadikan akan kita hancurkan.
46.  Sungguh hidup mereka akan dipenuhi oleh bencana; barulah kita bisa tenang.”
47.  Mummu menjawab dan memberi nasihan kepada Apsu,
48.  Nasihat Mummu (.........) dan menakutkan (para dewa)
49.  “Ayo, (apakah engkau akan musnahkan) mereka yang sangat kuat.
50.  Kemudian sungguh sepanjang hari engkau akan merasakan kedamaian dan sepanjang malam engkau akan merasakan ketenangan.”
51.  Apsu mendengar nasihatnya, raut mukanya menjadi cerah,
52.  Sebab mereka merencanakan kejahatan melawan para dewa, anak-anak mereka.
53.  Mummu memeluk lehernya (........)
54.  Dia berlutut dan menciumnya (.........)
55.  Mereka (Mummu dan Apsu) merancangkan kutukan di perundingan itu.
56.  Mereka terus menerus merapalkan kutukan untuk para dewa putera sulung mereka.
57.  Para dewa menjawab (........)
58.  Mereka mulai meratapi (..........)
59.  (diberkahi) dengan hikmat, dewa yang bijaksana, sang agung,
60.   Ea, yang merenungkan segala perkara itu, merancang rencana mereka.
61.  Dia tak berhasil (?), dia menjadikan segala sesuatu diam tak bergerak.
62.  Dia merapalkan mantra yang licik, sangat sakti dan suci.
63-108 (.......................................................................................)
Tiamat Menjadikan Zodiak
109.  Mereka membentuk persekutuan, dan pergi ke medan pertempuran membantu Tiamat.
110. Mereka sangat marah, mereka menyusun rencana sepanjang siang dan malam tanpa henti.
111. Mereka menyarankan perang, murka, dan kemarahan.
112. Mereka segera mempersiapkan peperangan, mereka melantunkan teriakan penghinaan.
113. Ummu Khubur, yang merancang segala sesuatu,
114. Membuat senjata tak tertandingi, dia membiakkan ular raksasa.
115. Bergigi tajam, tak kenal ampun dalam menyerang.
116. Dia mengisi tubuhnya dengan racun bukannya darah.
117. Bermuka seram, ular raksasa, siap untuk menyerang,
118. Dia membungkus mereka dengan cahaya terang, dia menghiasi mereka dengan wujud agung.
119. Agar takut dan gentar akan menghinggapi siapa yang melihat mereka,
120. Agar tubuh mereka bisa berdiri murka, dan tak ada yang bisa melawan serangan mereka.
121. Dia menjadikan Viper, dan Ular, dan dewa Lakhamu.
122. Angin topan, anjing hitam, manusia kalajengking.
123. Angin badai yang kuat, manusia ikan, binatang bertanduk (Capricorn?)
124. Mereka membawa senjata yang tak akan mengampuni, takkan pula patah di medan perang.
125. Yang paling kuat adalah titah Tiamat, mereka takkan bisa dikalahkan,
126. Dengan demikian kesebelas monster itu tercipta.
127. Diantara para dewa, putera sulungnya yang telah membunuh para pendampingnya,
128. Kingu, dia tinggikah, dia jadikan yang paling agung diantara mereka.
129. Panglima pasukan dalam perang, pemimpin pasukan,
130. Pembawa senjata dengan genggaman erat, penyerang dalam pertarungan,
131. He yang dalam pertempuran itu adalah penguasa senjata,
132. Dia menunjukknya dan mendudukkanya dalam pakaian agung,
133. (berkata), “Aku telah memberikan pujian untukmu. Aku telah meninggikanmu ditengah kumpulan para dewa.
134. Aku telah memberkati tanganmu dengan kekuasaan atas seluruh pasukan dewa.
135.  Semoga engkau ditinggikan, engkau satu-satunya pasanganku,
136. Semoga Annunaki membuatmu berjaya diantara mereka semua.”
137. Dia memberinya Prasasti Takdir, dia mengikatkanya di dadanya (berkata)
138. Adapun untukmu, perintahmu akan selalu dipatuhi, apapun titah tertutur dari mulutmu.
139. Ketika Kingu berdiri tegak dan telah merebut langit.
140. Dia menetapkan takdir untuk para dewa puteranya.
141. Buk mulutmu, biarkan dewa api ditegukkan.
142. Dia yang agung dimedan perang dan paling kuasa, akan melakukan perintah agung.
[LEMBARAN KEDUA]

1.      Tiamat menjadikan benda padat dari apa yang telah dicetak.
2.      Dia mengikat seluruh dewa anak-anaknya dengan ikatan kejahatan.
3.      Tiamat melampiaskan kelicikannya untuk membalaskan dendam Apsu.
4.      Setelah (..........) mengencangkan keretanya, dia pergi menemui Ea,
Ea Melapor kepada Anshar
5.      Ea mendengarkan ceritanya,
6.      Dia sangat dirundunh sedih dan didera duka.
7.      Hari-hari telah lama berlalu, kemurkannya telah padam.
8.      Dia pergi ke tempat kediaman Anshar, bapanya.
9.      Dia pergi menghadap Anshar, bapa yang telah melahirkannya.
10.  Segala sesuatu yang telah Tiamat rancangm, dia katakan padanta.
11.  “Ibu Tiamat yang telah melahirkan kita telah merancang semua ini.
12.  Dia telah mengatur pasukan di perkumpulannya, dia sangat murka,
13.  Semua dewa bersekutu dengannya.
14.  Mereka berperang dipihaknya bersama dengan mereka yang telah engkkau ciptakan.
15.  Mereka membentuk persekutuan dan pergi ke medan perang dengan Tiamat
16.  Mereka sangat marah, mereka menyusun rencana sepanjang siang dan malam tanpa henti.
17.  Mereka menyarankan perang, murka, dan kemarahan.
18.  Mereka segera mempersiapkan peperangan, mereka melantunkan teriakan penghinaan.
19.  Ummu Khubur, yang merancang segala sesuatu,
20.  Membuat senjata tak tertandingi, dia membiakkan ular raksasa.
21.  Bergigi tajam, tak kenal ampun dalam menyerang.
22.  Dia mengisi tubuhnya dengan racun bukannya darah.
23.  Bermuka seram, ular raksasa, siap untuk menyerang,
24.  Dia membungkus mereka dengan cahaya terang, dia menghiasi mereka dengan wujud agung.
25.  Agar takut dan gentar akan menghinggapi dia yang melihat mereka,
26.  Agar tubuh mereka bisa berdiri murka, dan tak ada yang bisa melawan serangan mereka.
27.  Dia menjadikan Viper, dan Ular, dan dewa Lakhamu.
28.  Angin topan, anjing hitam, manusia kalajengking.
29.  Angin badai yang kuat, manusia ikan, binatang bertanduk (Capricorn?)
30.  Mereka membawa senjata yang tak akan mengampuni, takkan pula patah di medan perang.
31.  Yang paling kuat adalah titah Tiamat, mereka takkan bisa dikalahkan,
32.  Dengan demikian kesebelas mosnter itu tercipta.
33.  Diantara para dewa, putera sulungnya yang telah membunuh para pendampingnya,
34.  Kingu, dia tinggikah, dia jadikan yang paling agung diantara mereka.
35.  Panglima pasukan dalam perang, pemimpin pasukan,
36.  Pembawa senjata dengan genggaman erat, penyerang dalam pertarungan,
37.  He yang dalam pertempuran itu adalah penguasa senjata,
38.  Dia menunjukknya dan mendudukkanya dalam pakaian agung,
Prasasti Takdir
39.  (berkata), “Aku telah memberikan pujian untukmu. Aku telah meninggikanmu ditengah kumpulan para dewa.
40.  Aku telah memberkati tanganmu dengan kekuasaan atas seluruh pasukan dewa.
41.   Semoga engkau ditinggikan, engkau satu-satunya pasanganku,
42.  Semoga Annunaki membuatmu berjaya diantara mereka semua.”
43.  Dia memberinya Prasasti Takdir, dia mengikatkanya di dadanya (berkata)
44.  Adapun untukmu, perintahmu akan selalu dipatuhi, apapun titah tertutur dari mulutmu.
45.  Ketika Kingu berdiri tegak dan telah merebut langit.
46.  Dia menetapkan takdir untuk para dewa puteranya.
47.  Buk mulutmu, biarkan dewa api ditegukkan.
48.  Dia yang agung dimedan perang dan paling kuasa, akan melakukan perintah agung.”
49.  Ketika Anshar mendengar Tiamat sangat Murka.
50.  (.......) dia mengigit bibirnya.
51.  (........) pikirannya gundah.
(52-54 ...........)
55.  “Engkau telah membunuh Mummu dan Apsu
56.  Tapi Tiamat telah telah meninggikan Kingu seseorang yang bisa menyetarainya?
(57-58 tidak sempurna; 59-71 masih dalam pencarian)
72.  Anshar berbicara kepada puteranya.
73.  (.........) “Ini sebuah perkara sulit, pejuangku
74.  Yang kekuataanya tak tertandingi, yang serangannya tak terbendungi.
75.  Pergilah engkau menghadap Tiamat,
76.  Agar jiwanya tenang, hatinya terlembutkan.
77.  Tapi jika dia tak mendengarkanmu.
78.  Berbicaralah engkau kepadanya kata-kata kita agar murkanya mereda.
79.  Annu mematuhi perintah bapanya, Anshar.
80.  Dia segera pergi menemui Tiamat, dan mempercepat langkahnya.
81.  Anu mendekat, dia mendengar rencana-recana Tiamat,
82.  Dia tak bisa menahan serangannya, dia kembali pulang.
83.  Dia (Anu) pergi menghadap bapanya Anshar yang telah memperanakkannya.
84.  Dia menceritakan kepadanya tentang Tiamat.
85.  Dia menyerangku dan menciutkanku.”
86.  Anshar sangat resah, dia melihat ke atas daratan,
87.  Dia memucat; menghadap Ea ia angkatkan kepalanya.
88.  Semua Annunaki berkumpul ditempat mereka.
89.  Mulut mereka meneriakkan ratapan, mereka duduk meratap.
90.  Mereka berkat, “Tak ada dewa yang bisa menyerang Tiamat.
91.  Dia tidak akan pergi dari hadapan Tiamat hidup-hidup.
92.  Dewa Anshar, Bapa para dewa, berbicara dengan penuh wibawa
93.  Dia teguhkan hatinya, dia menyapa Annukaki dan berkata
94.  “Dia tang kekuatannya tak terdandingi akan menjadi pembela kami
95.  “Yang (.........) dalam pertempuran, Marduk sang Pahlawan.”
96.  Ea memanggil Marduk ketempat dimana dia memberinya ramalan,
97.  Marduk datang dan menurut keinginan hatinya menyapanya,
98.  Berkata, “Wahai Marduk, dengarlah petuah dan nasihat bapamu.
99.  Engkau adalah putera yang membangkitkan hatinya.
100. Mendekatlah menghadap Anshar,
101. Berdirilah dengan suka cita, setelah dia melihatmu dia akan merasa tenang.”
(102-112 ..........)
113. Dewa Marduk bersuka cita atas kata-kata bapanya.
114. Dia mendekat dan berdiri menghadap Anshar.
115. Anshar melihatnya dan hatinya penuh dengan suka cita.
116. Dia (Anshar) mencium bibirnya (Marduk), ketakutannya (Anshar) hilang, kemudian Marduk berkata
Pesan Anshar kepada Marduk
117. “Bapaku, biarkan semua kata-katamu terpenuhi.
118. Aku akan pergi, aku akan penuhi keinginan hatimu.”
119. Anshar, biarkan semu kata-katamu terpenuhi,
120. Aku akan pergi, aku akan penuhi keinginan hatimu. “ (Anshar berkata kepada Marduk)
121. “Siapa yang menyebabkan perang yang akan engkau datangi
122. Tiamat, seorang wanita, menghadangmu dengan senjata.
123. Buatlah kami bersuka cita.
124. Engkau akan segera menginjak-injak leher Tiamat.
125. Buatlah kami bersukacita
126. Engkau akan segera menginjak-injak leher Tiamat.
127. Anakku, yang memahami segala sesuatu.
128. Kirim Tiamat ke tidur panjangnya dengan mantra saktimu.
129. Pergilah segera menuju medan perangmu.
130. (.........................................................................................)
131. Dewa Marduk bersuka cita karena perkataan bapanya.
132. Hatinya melonjak gembira, kepada bapanya dia berkata
133. Wahai Dewa para dewa, penguasa para dewa agung.
134. Haruskah aku menjadi pembelamu
135. Membunuh Tiamat dan bersumpah setia padamu.
136. Adakanlah sebuah pertemua, nyatakan dan tinggikanlah kedudukanku.
137. Duduklah engkau bersama di Up-shukkinaku
138. Aku akan nyatakan itu.
139. Apapun yang telah aku katakan takkan terubahkan.
140. Semua yang kuucapkan takkan pernah gagal atau berakhir sia-sia.
[LEMBARAN KETIGA]

1.      Anshar membuka mulutnya, dan
2.      Kepada dewa Gaga berkata,
3.      “Wahai Gaga, utusanku, yang membuat hatiku besukacita,
4.      Aku akan mengutusmu ke dewa Lakhmu dan Lakhamu.
5.      Kau pasti tahu dan mengerti keinginan hatiku
6.      (........) dibawa kehadapanmu.
7.      (.........) semua dewa.
8.      Suruh mereka menggelar perkumpulan, suruh mereka menghadiri perjamuan,
9.      Suruh mereka memakan roti dan meminum anggur yang sama.
10.  Suruh mereka menyatakan Marduk sebagai pembela mereka.
11.  Pergilah Gaga, menghadap mereka.
12.  Semua yang kukatakan padamu katakanlah kepada mereka.
13.  Engkau Dewa agung, Anshar puteramu menugaskanku,
14.  Niat hatinya di beritahukanna kepadaku dalam petuah berikut:
15.  “Ibu Tiamat yang telah melahirkan kita telah merancang semua ini.
16.  Dia telah mengatur pasukan di perkumpulannya, dia sangat murka,
17.  Semua dewa bersekutu dengannya.
18.  Mereka berperang dipihaknya bersama dengan mereka yang telah engkkau ciptakan.
19.  Mereka membentuk persekutuan dan pergi ke medan perang dengan Tiamat
20.  Mereka sangat marah, mereka menyusun rencana sepanjang siang dan malam tanpa henti.
21.  Mereka menyarankan perang, murka, dan kemarahan.
22.  Mereka segera mempersiapkan peperangan, mereka melantunkan teriakan penghinaan.
23.  Ummu Khubur, yang merancang segala sesuatu,
24.  Membuat senjata tak tertandingi, dia membiakkan ular raksasa.
25.  Bergigi tajam, tak kenal ampun dalam menyerang.
26.  Dia mengisi tubuhnya dengan racun bukannya darah.
27.  Bermuka seram, ular raksasa, siap untuk menyerang,
28.  Dia membungkus mereka dengan cahaya terang, dia menghiasi mereka dengan wujud agung.
29.  Agar takut dan gentar akan menghinggapi dia yang melihat mereka,
30.  Agar tubuh mereka bisa berdiri murka, dan tak ada yang bisa melawan serangan mereka.
31.  Dia menjadikan Viper, dan Ular, dan dewa Lakhamu.
32.  Angin topan, anjing hitam, manusia kalajengking.
33.  Angin badai yang kuat, manusia ikan, binatang bertanduk (Capricorn?)
34.  Mereka membawa senjata yang tak akan mengampuni, takkan pula patah di medan perang.
35.  Yang paling kuat adalah titah Tiamat, mereka takkan bisa dikalahkan,
36.  Dengan demikian kesebelas mosnter itu tercipta.
37.  Diantara para dewa, putera sulungnya yang telah membunuh para pendampingnya,
38.  Kingu, dia tinggikah, dia jadikan yang paling agung diantara mereka.
39.  Panglima pasukan dalam perang, pemimpin pasukan,
40.  Pembawa senjata dengan genggaman erat, penyerang dalam pertarungan,
41.  He yang dalam pertempuran itu adalah penguasa senjata,
42.  Dia menunjukknya dan mendudukkanya dalam pakaian agung,
43.  (berkata), “Aku telah memberikan pujian untukmu. Aku telah meninggikanmu ditengah kumpulan para dewa.
44.  Aku telah memberkati tanganmu dengan kekuasaan atas seluruh pasukan dewa.
45.   Semoga engkau ditinggikan, engkau satu-satunya pasanganku,
46.  Semoga Annunaki membuatmu berjaya diantara mereka semua.”
47.  Dia memberinya Prasasti Takdir, dia mengikatkanya di dadanya (berkata)
48.  Adapun untukmu, perintahmu akan selalu dipatuhi, apapun titah tertutur dari mulutmu.
49.  Ketika Kingu berdiri tegak dan telah merebut langit.
50.  Dia menetapkan takdir untuk para dewa puteranya.
51.  Buk mulutmu, biarkan dewa api ditegukkan.
52.  Dia yang agung dimedan perang dan paling kuasa, akan melakukan perintah agung.
53.  Aku mengirim Dewa Anu, tapi ia tak bisa melawannya.
54.  Nudimmud (Ea) takut dan berpaling.
55.  Marduk, puteramu, pelayan para dewa, telah berangkat.
56.  Hatinya ingin untuk melawan Tiamat.
57.  Dia berkata padaku.
58.  Haruskah aku menjadi pembelamu
59.  Membunuh Tiamat dan bersumpah setia padamu.
60.  Adakanlah sebuah pertemua, nyatakan dan tinggikanlah kedudukanku.
61.  Duduklah engkau bersama di Up-shukkinaku
62.  Aku akan nyatakan itu.
63.  Apapun yang telah aku katakan takkan terubahkan.
64.  Semua yang kuucapkan takkan pernah gagal atau berakhir sia-sia.”
65.  Karenanya bersegeralah, percepat langkahmu
66.  Agar ia bisa menemui musuh besarmu.”
67.  Gaga berangkat dan mempercepat langkahnya
68.  Menuju Dewa Lakhmu dan Dewi Lakhamu, bapa para dewa, yang agung.
69.  Dia memberi hormat dan bersujud dihapadan mereka.
70.  Dia membungkuk, tegak, dan berbicara pada mereka.
71.  Ibu Tiamat yang telah melahirkan kita telah merancang semua ini.
72.  Dia telah mengatur pasukan di perkumpulannya, dia sangat murka,
73.  Semua dewa bersekutu dengannya.
74.  Mereka berperang dipihaknya bersama dengan mereka yang telah engkkau ciptakan.
75.  Mereka membentuk persekutuan dan pergi ke medan perang dengan Tiamat
76.  Mereka sangat marah, mereka menyusun rencana sepanjang siang dan malam tanpa henti.
77.  Mereka menyarankan perang, murka, dan kemarahan.
78.  Mereka segera mempersiapkan peperangan, mereka melantunkan teriakan penghinaan.
79.  Ummu Khubur, yang merancang segala sesuatu,
80.  Membuat senjata tak tertandingi, dia membiakkan ular raksasa.
81.  Bergigi tajam, tak kenal ampun dalam menyerang.
82.  Dia mengisi tubuhnya dengan racun bukannya darah.
83.  Bermuka seram, ular raksasa, siap untuk menyerang,
84.  Dia membungkus mereka dengan cahaya terang, dia menghiasi mereka dengan wujud agung.
85.  Agar takut dan gentar akan menghinggapi dia yang melihat mereka,
86.  Agar tubuh mereka bisa berdiri murka, dan tak ada yang bisa melawan serangan mereka.
87.  Dia menjadikan Viper, dan Ular, dan dewa Lakhamu.
88.  Angin topan, anjing hitam, manusia kalajengking.
89.  Angin badai yang kuat, manusia ikan, binatang bertanduk (Capricorn?)
90.  Mereka membawa senjata yang tak akan mengampuni, takkan pula patah di medan perang.
91.  Yang paling kuat adalah titah Tiamat, mereka takkan bisa dikalahkan,
92.  Dengan demikian kesebelas mosnter itu tercipta.
93.  Diantara para dewa, putera sulungnya yang telah membunuh para pendampingnya,
94.  Kingu, dia tinggikah, dia jadikan yang paling agung diantara mereka.
95.  Panglima pasukan dalam perang, pemimpin pasukan,
96.  Pembawa senjata dengan genggaman erat, penyerang dalam pertarungan,
97.  Dia yang dalam pertempuran itu adalah penguasa senjata,
98.  Dia menunjukknya dan mendudukkanya dalam pakaian agung,
99.  (berkata), “Aku telah memberikan pujian untukmu. Aku telah meninggikanmu ditengah kumpulan para dewa.
100. Aku telah memberkati tanganmu dengan kekuasaan atas seluruh pasukan dewa.
101.  Semoga engkau ditinggikan, engkau satu-satunya pasanganku,
102. Semoga Annunaki membuatmu berjaya diantara mereka semua.”
103. Dia memberinya Prasasti Takdir, dia mengikatkanya di dadanya (berkata)
104. Adapun untukmu, perintahmu akan selalu dipatuhi, apapun titah tertutur dari mulutmu.
105. Ketika Kingu berdiri tegak dan telah merebut langit.
106. Dia menetapkan takdir untuk para dewa puteranya.
107. Buka mulutmu, biarkan dewa api ditegukkan.
108. Dia yang agung dimedan perang dan paling kuasa, akan melakukan perintah agung.
109. Aku mengirim Dewa Anu, tapi ia tak bisa melawannya.
110. Nudimmud (Ea) takut dan berpaling.
111. Marduk, puteramu, pelayan para dewa, telah berangkat.
112. Hatinya ingin untuk melawan Tiamat.
113. Dia berkata padaku.
114. Haruskah aku menjadi pembelamu
115. Membunuh Tiamat dan bersumpah setia padamu.
116. Adakanlah sebuah pertemua, nyatakan dan tinggikanlah kedudukanku.
117. Duduklah engkau bersama di Up-shukkinaku
118. Aku akan nyatakan itu.
119. Apapun yang telah aku katakan takkan terubahkan.
120. Semua yang kuucapkan takkan pernah gagal atau berakhir sia-sia.”
121. Karenanya bersegeralah, percepat langkahmu
122. Agar ia bisa menemui musuh besarmu.”
Duka Lakhmu dan Lakhamu
123. Dewa Lakhmu dan Lakhamu mendengar pesan itu dan mereka meratap dengan keras
124. Semua dewa Igigi menangis getir berkata:
125. Siapa yang memusuhi kita hingga para dewa menduduki langit?
126. Kita takkan bisa mengungguli rancangan-rancangan Tiamat.
127. Mereka berkumpul dan bersama mereka berangkat.
128. Semua dewa agung, yang menyatakan ikrar.
129. Mereka masuk dan menghadiri sidang dihadapan Anshar.
130. Para dewa saling berucap salam dalm perkumpulan,
131. Mereka mengadakan pertemuan, dan mendatangi perjamuan.
132. Rasa manis minuman membingungkan (......) mereka
133. Mereka minum hingga mabuk, tubuh mereka terasa melayang,
134. Mereka dikuasai oleh mabuk mereka, hatimu mereka bersuka cita.
135. Mereka menyatakan ikrar untuk Marduk sebagai pembela mereka.
[LEMBARAN KEEMPAT]

1.      Mereka mendirikan tahta agung untuknya.
2.      Dia (Marduk) mendudukkan dirinya di atas tahta kerajaan itu dihadapan para bapanya yang berkata pada mereka:
3.      “Engkau dihormati karena keagunganmu diantara para dewa.
4.      Kedudukanmu tak berbanding, kata yang kau ucapakn menjadi Anum (sekokoh langit)
5.      Engkau dihormati karena keagunganmu diantara para dewa.
6.      Kedudukanmu tak berbanding, kata yang ucapakan menjadi Anum (sekokoh langit)
7.      Hari ini dan seterusnya titahmu takkan akan ditentang.
8.      Kuasamu tertinggi di langit dan di bumi akan menjadi dibawah kuasa tanganmu.
9.      Semua yang tertutur dari mulutmu akan terpenuhi, semua perintahmu akan dikabulkan.
10.  Tak ada diantara para dewa yang akan melampaui perbatasanmu.
11.  Memuja, diantara dewa yang dipuja puja di kuil.
12.  Kapanpun mereka kurang kuasa, mereka akan mendatangi kuilmu.
13.  Wahai Dewa Maeduk, engkaulah pembela kami.
14.  Kami telah limpahkan padamu kekuasaan diatas segala ciptaan.
15.  Kau akan bertahta, dalam pertemuan kata-katamu akan diagungkan.
16.  Senjatamu takkan pernah gagal (dari tanganmu). Ia akan meremukkan kepala musuhmu.
17.  Dewa, siapapun yang percaya padamu, ampuni hidupnya,
18.  Dan dewa yang merancangkan kejahatan, hancurkan oleh engkau jiwanya.”
19.  Kemudia sebuah jubah dihamparkan ditengah pertemuan,
20.  Mereka menyapa Marduk putera sulung mereka, berkata
21.  “Engkau, Dewa Agung, akan menduduki kedudukan tertinggi diantara para dewa,
22.  Nyatakan kejatuhan dan kebangkitan, dan itu akan terjadi.
23.  Ucapkan satu kata, maka jubah ini akan lenyap.
24.  Ucapkan kedua kalinya dan ia akan kembali muncul.
25.  Marduk mengucapkan satu kata, jubah itu lenyap.
26.  Kemudian ia mengucapkan satu kata lagi, jubah itu kembali lagi.
27.  Ketika dewa para bapanya melihat dia menuturkan kata dari mulutnya.
28.  Mereka bersuka cita dan memujanya berkata, “Hidup Marduk sang raja.
29.  Mereka menganugerahkan padanya tongkat, tahta,dan lambang kesetiaan.
30.  Mereka memberinya senjata sakti mandraguna, penghancur sang musuh dan berkata:
31.  “Pergilah, akhiri hidup Tiamat.
32.  Buatlah angin menerbangkan tetesan darahnya ke dalam perut bumi.
33.  Dewa, para bapanya, mengeluarkan ikrar kepada para dewa Baal.
34.  Mereka menunjukkanya jalan menuju kedamaian dan pemujaanya.
35.  Dia ikatkan busurnya, dia persiapkan senjatanya.
36.  Dia sandang tombaknya, dia ikatkan diperutnya.
37.  Dia angkatkan gadanya, dia genggam dengan tangan kanannya.
Serangan Marduk kepada Tiamat
38.  Busur dan anak panah dia gantung dibahunya.
39.  Dia letakkan halilintar di depannya.
40.  Tubuhnya dipenuhi oleh kobaran api semangat.
41.  Dia membuat jaring untuk menangkap Tiamat.
42.  Dia menjadikan empat penjuru angin agar dia tak dapat lolos darinya.
43.  Angin selatan, angin utara, angin timur, dan angin barat.
44.  Dia menarik jaring itu kedekatnya, hadiah dari ayahnya anu.
45.  Dia menjadikan angin jahat, badai, dan kilat yang memanggang.
46.  Dia mejadikan empat angin dari tujuh, Topan , angin tak terkalahkan.
47.  Dia mengirim ketujuh angin yang telah dia jadikan.
48.  Untuk mnegruhkan bagian dalam tubuh Tiamat; mereka menuruti keretanya.
49.  Sang Dewa menaikkan angin badai, senjata saktinya.
50.  Dia naik ke keretanya, tak berbanding dan menggoncangkan.
51.  Dia memperlengkapinya, dia memasang padanya empat ekor kuda.
52.  Merentak ke tanah, melompat, membumbung tinggi terbang.
53.  ..... (bau) gigi mereka membawa aroma permusuhan.
54.  Mereka terampil mengigit dan dilatih untuk menginjak injak apa yang ada dibawahnya.
(55-57..............)
58.  Cahaya terangnya memancar, kepalanya dimahkotai.
59.  Dia menempuh jalan lurus dan mempercepat perjalanannya.
60.  Dia hadapkan wajahnya kepada Tiamat, yang (.........)
61.  Di bibirnya (............) dia tahan
62.  (..........) tangannya menggenggam.
63.  Di saat itu para dewa melayangkan pandang padanya dengan tatapan takjub.
64.  Dewa, para bapanya, melihatnya
65.  Sang dewa datang mendekat, dia melihat ke tengah-tengah Tiamat.
66.  Dia mencari Kingu, suami Tiamat.
67.  Marduk melihat Kingu berjalan terhuyung-huyung,
68.  Niatnya dihancurkan, gerakkannya dilumpuhkan.
69.  Dan dewa penolongnya yang maju dipihaknya
70.  Melihat pemimpin mereka tumbang dan mereka terlihat takut.
71.  Tiamat berteriak tapi tidak memalingkan kepalanya.
72.  Dengan bibir penuh sumpah serapah dia mempertahankan kebebalannya.
73.  Berkata , “(..........) Engkau datang kepadaku sebaga dewa dari para dewa,
74.  Mereka telah memilihkanmu tempat yang seharusnya menjadi tempat mereka.”
75.  Sang dewa membangkitkan angin badai, senjata saktinya
76.  Kepada Tiamat, dan berkata
77.  “Engku telah membuat dirimu agung, engkau mengepul tinggi
78.  Hatimu telah menghasutmu memancing perperangan.
79.  (.......) bapa mereka (......)
80.  Engkau telah memperagung Kingu menjadi suamimu,
81.  Kau telah menghasutnya merebut kepemilikan Anu.
82.  ..........................................................................
83.  (......) engkau telah merancangkan kejahatan.
84.  (menentang) para dewa, para bapa, kau telah menebar kejahatan.
85.  Biarlah kini pasukanmu bersiap bertarung, biarlah mereka mengangkat senjata mereka.
86.  Majulah, engkau dan aku, ayo kita bertarung.”
87.  Mendengar kata kata ini Tiamat
88.  Menjadi sangat murka, inderanya menjadi kabur.
89.  Tiamat meraung melengking-lengking.
90.  Hingga tempat dia berdiri terbelah karenanya.
91.  Dia merapalkan mantra, dia mengucapkan kutukan.
92.  Para dewa di medan perang meminta senjata mereka.
93.  Tiamat dan Marduk, Panglima para dewa, berdiri tegak,
94.  Mereka bersiap untuk saling bertarung, mereka mendekat dalam medan pertempuran.  
95.  Sang dewa melemparkan jaringnya untuk menangkan Tiamat.
96.  Angin angkara berhembus dibelakangnya menerpa wajahnya.
97.  Tiamat membuka mulutnya menganga melebar besar.
98.  Marduk membuat angin badai masuk ke tubuhnya ketika bibirnya membuka.
99.  Angin badai mengisi mengamuk di perutnya.
100. Jantungnya mencengkram, dia membuka lebar mulutnya dan melenguh.
101. Marduk mengenggam tombak, dia merobek perutnya.
102. Dia menusuk perutnya, dan menghunjam jantungnya.
103. Dia mengakhri hidupnya, dia menghancurkannya.
104. Dia melemparkan mayatnya, dan berdiri tegak di atasnya.
105. Setelah Marduk membunuh Tiamat sang pemimpin
106. Pasukannya terserak kocar kacir, tentaranya menjadi tawanan.
107. Dan para dewa, sekutunya, yang berperang di pihaknya.
108. Gemetar terkoyak dan lari.
109. Dan pergi menyelamatkan diri mereka.
110. Tapi mereka terkepung, mereka tak bisa melarikan diri.
111. Marduk mengikat mereka, dia meremukkan mereka dengan senjatanya.
112. Mereka dilempar kedalam jaring dan ditangkap dalam perangkap.
113. (.......) dunia dipenuhi oleh tangisan pedih mereka.
114. Mereka menemrima hukuman Marduk, mereka dirantai erat.
115. Dan kesebelas makhluk yang Tiamat jadikan dengan kengerian.
116. Rombongan iblis yang berperang di sisinya (......)
117. Dia melemparkan belenggu, dia (............) pada mereka.
118. Mereka dan penentang mereka dia injiak di bawah kakinya.
119. Dewa Kingu yang telah ditinggikan di atas mereka
120. Dia remukkan, dia mengganggapnya selemah dewa Dugga (dewa kematian).
121. Marduk mengambil Lembaran Takdir dari tangannya yang seharusnya tak pernah jadi miliknya.
122. Dia mematrinya dengan segel dan mengikatnya di dadanya.
123. Setelah dia menghancurkan dan mengalahkan musuhnya.
124. Dia menjadikan keangkuhan mushnya seperti debu berterbangan.
125. Dia memberikan kemenangan penuh kepada Anshar atas musuhnya.
126. Marduk yang perkasa memenuihi ramalan Nudimmud (Ea)
127. Dia mengalahkan penentangan dari para dewa  yang telah dia tawan.
128. Dia berpaling kepada Tiamat yang telah dia kalahlkan
129. Sang Dewa (marduk) menginjak injak mayat Tiamat.
130. Dengan gadanya, dia merontokkan tulang musuhnya.
131. Dia membuka pembuluh di darahnya.
132. Dia menyuruh angin udara membawanya ke tempat diperut bumi.
133. Para Bapanya (dewa) melihatnya, mereka bergembira, mereka bersuka cita.
134. Mereka mempersembahkan padanya hadiah kemenangan dan kedeamaian
135. Marduk berhenti, dia memeriksa mayat Tiamat
136. Dia memisahkan daging dari rambutnya.
137. Dia membelah tubuh Tiamat menjadi rata seperti ikan menjadi dua bagian
138. Sebagian belahan dia naikkan dan meneduhi langit dengannya
139. Dia jadikan tiang, dia tempatkan penjaga
140. Dia memerintahkan mereka tidak membiarkan air melampauinya.
141. Dia melintasi langit, dia merenungi tempat di sana
142. Dia menjadikan untuknya kediaman Nudimmud (Ea) yang berhadapan dengan kedalaman (Apsu),
143. Marduk menakar bidang kedalaman samudera.
144. Dia mendirikan E-Sharra, sebuah tempat sepertinya
145. Kediaman e-Sharra, yang dia ciptakan menjadi langit
146. Dia menyuruh dewa Anu , Bel dan Ea untuk menempati kota-kota mereka.
[LEMBARAN KELIMA]
1.      Dia menetapkan tempat untuk para dewa
2.      Dia menempatkan dilangit bintang dari zodiak yang menyerupai mereka.
3.      Dia menetapkan masa-masa, dia menetap batas-batasnya.
4.      Dia menjadikan dua belas bulan tiga peredaran bintang.
5.      Menurut hari-hari sepanjang tahun dia (.......) sosok.
6.      Dia mendirikan tempat di Nibir (Jupiter) sebagai perbatasan mereka.
7.      Hingga tak ada yang akan membesar atau menyusut.
8.      Dia menjadikan tempat Baal dan Ea di sana.
9.      Dia membuka gerbag besar di tepi bawah ke dua tempat itu.
10.  Dia menetapkan puncak di kubah langit
11.  Dua memberikan dewa Nannar (Dewa Bulan) cahaya terangnya dan menyerahkan malam kedalam pengurusannya.
12.  Dia memberikannya pengaturan malam, untuk menentukan siang.
13.  Sepanjang bulan, tanpa lupa, ia berikan mahkota (piringan) padanya dan berkata
14.  “Pada awal bualn ketika engkau terbit diatas bumi
15.  Buatlah tandukmu sepanjang enam hari dalam sebulan
16.  Pada hari ketujuh belas jadikanlah dirimu tampak seperti mahkota
17.  Pada hari keempat belas (.....................)
(18-74....................................................................)
75.  Para dewa, bapa Marduk, melihat jaring yang telah dia buat
76.  Mereka memperhatikan betapa indahnya busur itu dirancang,
77.  Mereka memuji pekerjaan yang telah dia lakukan.
78.  Kemudian Dewa Anu mengangkat busur itu di tengah para dewa.
79.  Dia mencium panah itu dan berkata: “Bahwa (..........)”
80.  Dia mengikrarkan nama busur itu sebagai berikut:
81.  “Sungguh, yang pertama bernama Kayu Panjang, yang kedua (..........)
82.  Nama ketiganya adalah Busur bintang cakrawala (.........)”
83.  Dia menetapkan tempat untuknya.
[LEMBARAN KEENAM]
1.      Mendengar kata-kata ini, hati Marduk menggerakannya untuk melakukan pekerjaan lagi.
2.      Dia merangkai katanya, dia berbicara kepada Ea apa yang telah ia rancangkan di dalam hatinya, dia berunding berkata:
3.      Aku akan membekukan darah, aku akan menjadikan tulang.
4.      Aku akan menciptakan manusia ‘manusia’ akan jadi namanya.
5.      Aku akan menciptakan manusia laki-laki.
6.      Pelayanan kepada dewa akan didirikan dan aku akan membebaskan mereka.
7.      Aku akan melipatgandakan jalan para dewa, dan aku akan memperhiasnya.
8.      Kini mereka berkumpul disuatu tempat, namun nanti akan bercerai berai.
9.      Ea menjawab dan berkata padanya
10.  Sebagai penasihat para dewa ia menyampaikan nasihat padanya
11.  Biarkan salah satu saudara dewa dikorbankan, biarkan dia menderita kehancuran agar manusia bisa dirancang.
12.  Adakan pertemuan para dewa, biarkan mereka memilih seseorang yang akan dikorbankan.
13.  Marduk mengumpulkan para dewa dan menyatakan keinginannya.
14.  Dia menyapa para dewa; Sang raja bekata kepada Annunaki.
15.  “Sungguh aku berbicara  padamu sebelumnya kebenaran.
16.  Kali ini juga aku berbicara kebenaran (beberapa dari mereka) yang melawanku.
17.  Siapa yang telah menimbulkan peperangan.
18.  Yang menyebabkan Tiamat memberontak, bertempur denganku?
19.  Biarlah dia yang telah memberontak dijadikan korban.
20.  Aku akan memenggalkan kapakku untuk menghilangkan dosanya.
21.  Dewa agung, Igigi, menjawab
22.  Kepada raja para dewa langit dan bumi, penguasa para dewa, berkata
23.  “Adalah Kingu yang telah menimbulkan peperangan.
24.  Yang menyebabkan Tiamat memberontak, bertempur denganmu.
25.  Mereka mengikatnya dengan rantai belenggu dan membawanya kehadapan Ea, mereka memutuskan hukuman atasnya, menumpahkan darahnya.
26.  Dari darahnya dia (Ea) merancang manusia sebagai hamba para dewa, dan dia melepaskan para dewa.
27.  Setelah Ea menjadikan manusia dia (.........) perintah kepadanya.
28.  Karena pekerjaan itu, tidak menyenangkannya, manusia terpilih: Marduk (.........)
29.  Marduk, Raja para dewa, membagi (........) dia menempatkan Annunaki di tempat yang tinggi.
30.  Dia membebankan kepada Anu tugas melindungi ciptaanya  (.......) sebagai pelindung.
31.  Dia menjadikan dua daratan di bumi dan dilangit.
32.  Dengan perintah (........)
33.  Annunaki yang (..............)
34.  Annunaki (...........)
35.  Mereka berbicara ke pada Marduk, raja mereka, berkata:
36.  “Wahai engkau dewa bulan (Nannaru) yang telah menjadikan kegemilangan bagi kami,
37.  Apa yang bisa kami lakukan untuk menyenangkanmu?
38.  Marilah, kita jadikan tempat suci, namanya akan dikenal;
39.  Datang pada malam hari, saat perjamuan kita, agar kita bisa menenangkan hati.
40.  Datanglah, tongkat yang akan merajai (.........)
41.  Dengan tembikar akan kita dirikan.”
42.  Mendengar ini Marduk (.........)
43.  Wajahnya bersinar benderang seperti siang.
44.  Dia berkata, “seperti dengan (.......) Babilonia, kuil yang engkau ingin dirikan.
45.  Akan menjadikan (...........) kota, aku akan menghiasi kuil suci.
46.  Annunaki mencetak batu bata dari lumpur, batu bata yang (..............)
47.  Pada tahun dua, kuil itu mencapai setinggi bukit, dan puncak menara E-Sagila mencapai samudera langit.
48.  Mereka menjadikan ziggurat yang tingginya mencapai samudera langit; mencapai Maeduk, untuk Enlil, Ea, kuil suci itu ditetapkan.
49.  Ziggurat berdiri tegak dengan megah dihadapan mereka, dari bawah mereka bisa melihat dua tanduk di puncaknya.
50.  Setelah Annunaki menyelesaikan pembangunan E-sagila, dan tempat sucinya.
51.  Mereka berkumpul bersama dari (...............) samudera (Apsu). Di Bar-Mah tempat tinggal yang telah mereka buat.
52.  Dia (Marduk) menyurih para dewa duduk di atas masing-masing tahta mereka (........) berata: “Babilonia ini akan menjadi tempat tinggalmu.
53.  Tak ada yang bisa menghancurkannya, dewa agung berdiam di dalamnya
(53-93...........)
94.  “Apapun (..........) akan ditanggung oleh para dewa dan dewi itu.
95.  Mereka takkan pernah melupaka, mereka akan memecah para dewa.
96.  (........................) mereka akan menjadikan terang, mereka akan mendirikan kuil persembahan.
97.  Sungguh, keputusan mengenai sang Kepala hitam merupakan milik para dewa.
98.  (...............) nama kita semua telah mereka seru, Marduklah nama yang paling suci.
99.  (............) mereka menyebut dan memuliakan namanya.
100. (.............) miliknya berselubung terang, pekerjaanyaa (...............)
101. Marduk yang ayahnya Anu telah menyebutkan namanya sejak kelahirannya.
102. Tapi siapa yang telah menetapkan hari-hari hidupnya (.......) kepergiannya
103. Atas bantuan siapa angin badai dipintal (...............)
104. Dikirim bapanya di waktu-waktu kemalangan.
105. Sungguh, para dewa telah mengikrarkan kesucian puteranya.
106. Dalam karunia terangnya biaralah mereka bernaung selamnyaa.
107. Pada manusia yang telah dia ciptakan, ciptaan  yang dia rancang dengan tangannya.
108. Dia telah menentukan pelayanan para dewa, dan mereka dia merdekakan.
109. ..............................................................................................................
110. (..........) mereka melihat padanya.
111. Dia yang maha melihat (Mayuku) dewa (.........)
112. Yang telah membuat Annunaki bersuka cita, yang telah menjadikan mereka (..........)
113. Dewa Marduk (........) sungguh ia adalah kepercayaan di negerinya.
114. Biarlah manusia memujanya
115. Raja penjaga hati telah bangkit dan memenjarakan ular (..........)
116. Besar jiwanya, kuat perutnya
117. Raja dewa langit dn bumi, yang namanya ditengah-tengah kita ditetapkan.
118. Kita akan memenuhi semua titahnya, diatas kehendak bapanya
119. Yea diatas semua dewa langit dan bumi
120. Kerajaanya akan diagungkan
121. Kita akan berpegang kepada dewa semseta ketika malam saat para dewa diliputi kegelapan.
122. Dia telah menetapkan kediaman kita di langit dan di bumi di waktu waktu pencobaan.
123. Dia telah menjadikan tempat kediaman untuk Igigi dan Annunaki
124. Para dewa ditinggikan karena namanya, semoga dia menguasai tempat suci.
125. ASAR-LU-DUG adalah namanya yang diberikan bapanya Anu.
126. Sungguh dia adalah cahaya para dewa, kuasa (....)
127. Yang (..........) seluruh langit dan bumi.
128. Dengan pertarungan sengit, dia telah menyelamatkan kita di waktu-waktu kemalangan.
129. ASAR-LU-DUG,  dewa (.........) memanggilnya.
130.  Dan para dewa yang telah dia bentuk, yang dia rancang seperti keturunanya sendiri.
131. Dialah Dewa yang menjadikan segala sesuatu dengan titahnya.
(132-139........................)
140.  Di Up-Sukkinaku dia menetapkan perkumpulan untuk mereka
141. Mereka berkat: Mengenai putera kita, Sang pahlawan, Pembela kita.
142. Kita akan mengagungkan namanya dengan mulut kita.
143. Mereka duduk bersama diperkumpulan itu dan menyatakan kedudukannya.
144. Setiap mereka menyebutkan namanya dengan khidmat.
[LEMBARAN KETUJUH]
Nanti saya lanjutkan menerjemahkannya. Nantikan sambungannya.

No comments:

Post a Comment